0.1

1K 120 6
                                    

pertarungan dua saudara antara Josheniel dan Elliott dimulai sedari keduanya dilahirkan. mungkin semuanya bermula dari siapa yang mendapatkan asi terbanyak, atau siapa yang mendapatkan perhatian khusus dari orangtuanya.

hei, apa bayi dapat mengerti hal seperti itu? entahlah, tapi Elliott bersumpah jarak antara dirinya dan Josheniel begitu jauh.

atau tidak juga. hanya saja, terdapat tembok tinggi nan kokoh yang memisahkan keduanya. siapa yang menciptakan tembok tersebut? pertanyaan bagus! tentu saja orang tua keduanya.

secara resmi Josheniel adalah putra tertua yang akan memimpin Krosav Groups dimasa depan. sedang Elliott, orangtuanya tak menghiraukan akan langkah apa yang akan Elliott pilih. secara gamblang mengacuhkan putra bungsunya dan fokus pada putra sulungnya, normal pikirnya, seperti kaum darah biru pada umumnya.

namun tidak bagi Elliott maupun Josheniel. pikir Elliott orangtuanya tak lagi menganggapnya, sedang pikir Josheniel; Elliott mendapatkan kebebasan yang tak ia dapatkan.

dua pemikiran bertabrakan, kasih sayang berat sebelah yang secara gamblang di perlihatkan. sedari awal pondasinya rusak, maka bangunan yang mereka tempati runtuh.

Elliott memupuk rasa benci, Josheniel memupuk rasa iri. dua bersaudara, terjalin dalam ikatan darah yang sama, namun bagaikan air dan minyak.

breakeven brotherhood

lelah adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan Elliott saat ini, ia sangat lelah berusaha memanjat dinding tinggi yang membatasi pandangannya. terus melakukan hal yang Josheniel lakukan, meng-copy langkah kakaknya. Elliott ingin berhenti, namun tidak bisa. tidak sebelum ia melihat pemandangan dibalik dinding yang membatasi dirinya dan Josheniel.

saat itu Elliott duduk di bangku menengah akhir, saat ia sedikit merasa puas berhasil mendapatkan gadis pujaan hati sahabat Josheniel. oh betapa puasnya Elliott saat Josheniel dan sahabatnya datang menantang dirinya, tentu saja Elliott menerima tantangan yang keduanya berikan.

rahangnya terasa ngilu, seluruh wajahnya memar, namun rasa puas 'lah yang Elliott rasakan. untuk pertama kalinya Elliott berhasil memberikan guncangan pada tembok kokoh di hadapannya. butuh beberapa kali lagi guncangan hingga retak kemudian runtuh, sungguh Elliott sangat menantikannya.

namun, saat satu pertanyaan terlontar dari mulut sahabatnya, fungsi jantungnya berdegup tak normal.

"danik, apa kau sungguh bahagia setelah melakukannya?"

Elliott terdiam. tentu saja perasaan yang sedang ia rasakan saat ini adalah bahagia, bukankah perasaan membuncah dalam dada berarti bahagia? puas, Elliott sangat puas.

"ah tidak, aku ganti pertanyaannya. apa kau merasa lega? kau baru saja memberikan satu guncangan, yang kau anggap suatu keberhasilan untukmu, namun apa kau sungguh merasa lega?"

Elliott lupa, yang sedang ia bohongi adalah dirinya sendiri.

memejamkan mata berusaha melupakan perasaan ganjil yang merasuk kedalam diri, lagi-lagi ia lari. perasaannya membaik saat ia merasakan sentuhan pada surainya, meresapi perasaan hangat yang menelusup masuk tanpa ijin menuju hatinya.

"aku sedang patah hati," ucapnya. namun belai-an pada surainya tak terhenti.

"cepat sembuh kalau begitu."

sesaat Elliott membuka mata, menatap kasih gadis yang tengah membelai surainya sayang. kemudian kembali memejamkan mata, mengabaikan getar ponselnya yang terus berdering. nama 'milikku' tertera pada layar ponselnya, meredup kemudian menghilang saat panggilan tak kunjung Elliott terima. berulang hingga lima kali banyaknya.

BREAKEVEN BROTHERHOODWhere stories live. Discover now