0.6

286 69 1
                                    

Josheniel ingat, kala itu usianya belum genap enam tahun. kedua orangtuanya sibuk bekerja, dan untuk mencegah rasa kesepian kedua anaknya, ibunya mengusulkan agar Josheniel dan Elliott untuk mengikuti kelompok belajar.

dan di sana 'lah semuanya bermula.

"anak-anak, kenalkan teman baru kalian, Josheniel dan Elliott."

kembar yang sangat kontras. Josheniel dengan senyuman sopan yang terpatri, sedang Elliott menatap tak menarik ke depan. setelah memperkenalkan diri, Josheniel dan Elliott di persilahkan untuk duduk.

entah keberuntungan atau kesialan, Josheniel duduk di samping manusia pacman; berbicara tanpa henti, bahkan tetap berbisik walau Mrs. Angel sudah menegurnya. mungkin Josheniel masih bisa memaklumi jika jumlahnya hanya satu, kenyataan dua orang 'lah yang Josheniel hadapi, namanya Harald dan Hasdean. bukan, mereka bukan saudara apalagi kembar, hanya secara kebetulan saja namanya seiras dan sama-sama banyak bicara.

lain dengan kakaknya, Elliott duduk di sebelah perempuan manis yang supel, sangat kontras dengan anak laki-laki di sebelahnya, yang menatapnya dengan pandangan tajam, Elliott berani bertaruh jika saja tatapannya dapat mengeluarkan laser, maka tidak akan ada lagi seseorang bernama Elliott Krovasakoff.

"aku Ayunna Kinant."

Elliott menerima uluran tangan dari Ayunna, "Elliott, Elliott Krov- ah Dante. Elliott Dante."

Ayunna tersenyum, "salam kenal danik." ia menyenggol lengan anak laki-laki di sebelahnya, "Lai, beri salam."

"Edward." dengan nada malas-malasan, Edward memperkenalkan diri tak minat.

"Elliott." Elliott 'pun menjawab dengan nada sama datarnya.

"jadi siapa yang kakak? kamu? atau Josheniel?"

Elliott menjawab dengan memajukan bibir menunjuk kearah Josheniel. Ayunna mengangguk mengerti, sedang di sampingnya Edward mengerutkan bibir sebal.

waktu makan siang adalah hal yang paling dinanti-nanti oleh seluruh murid, tanpa terkecuali. Josheniel membuka kotak bekalnya yang berisi chicken katsu dan satu kotak susu, sedetik kemudian ia menginvasi area sekitar, mencari keberadaan sang adik. saat matanya berhasil menemukan Elliott, ia kembali memfokuskan diri pada makanan.

"woah, katsu."

Ayunna menatap berbinar pada bekal makanan Elliott, dan dengan senang hati Elliott membaginya. di lain sisi, Edward menatap sengit Elliott.

'mengapa hanya Ayunna yang ia beri? setidaknya tawarkan padaku juga!' Edward sangat ingin mengatakannya, namun karna pride dalam dirinya sangat tinggi, ia hanya mengerutkan bibir untuk menunjukkan rasa tidak sukanya pada Elliott.

hari berikutnya Mrs. Angel memberi tugas untuk menggambar pemandangan. Elliott berpikir untuk menggambar pemandangan laut, ia melirik sekitarnya, Ayunna tengah menggambar pemandangan bentangan sawah. di sela fokusnya pada gambar miliknya, Elliott sedikit tersentak oleh colekan Edward pada pundaknya.

"p-pinjamkan aku crayon warna biru."

pipi Edward bersemu merah. jujur saja, sebenarnya ia tak sudi meminjam crayon milik Elliott, tetapi miliknya sudah habis begitu 'pun dengan Ayunna.

"untuk apa?"

merengut gemas, Edward memutar bola matanya. "untuk mewarnai tentu saja!"

"maksudku untuk mewarnai apa!" Elliott balik menaikkan nada bicaranya.

"untuk mewarnai gunung!"

Elliott terdiam, ia memandang aneh Edward. "kenapa kau mewarnai gunung dengan warna biru?"

BREAKEVEN BROTHERHOODHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin