ELGARA | 13

201K 23.4K 2.3K
                                    

"Sekarang aku semakin menyadari bahwa di dunia ini benar-benar nggak ada yang abadi. Karena saat ini, terlalu banyak dari mereka yang ada di sini berubah tanpa aku mengerti"

- Kyara Agatha Prananda

~~~

"Pagi Bi"

Ara duduk di kursi biasa. Kursi yang ada di sebelah Bianca. Senyum Ara mengembang karena hari ini Bianca lebih dulu datang daripada dirinya.

Namun, kening Ara tertaut, sedikit bingung dengan respon Bianca yang tidak seperti biasanya.

Jika sebelumnya Bianca selalu menjawab sapaan Ara dengan penuh semangat seperti mengucapkan kata 'Good Morning Ara cantik. Selamat mengawali hari. Semoga bahagia dan jangan lupa sehat selalu.'

Tapi hari ini tidak. Hari ini Bianca justru mengalihkan pandangan seolah tidak menganggap Ara ada.

"Bi" Panggil Ara.

"Hm"

Bianca menyauti tanpa menoleh ke arah Ara.

"Kenapa sih? lagi ada masalah?" Tanya Ara.

"Nggak!" Jawab Bianca ketus.

"Terus muka lo kenapa kusut gitu?"

"Bukan urusan lo!"

Bianca berdiri. Berbuhung bel baru saja berbunyi, dan hari ini adalah hari senin, maka pagi ini mereka harus ke lapangan untuk bersiap-siap melaksanakan upacara bendera.

Ara menatap punggung Bianca bingung.

"Kenapa sih?" Ara bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

"Perasaan gue ngga ada salah apa-apa deh sama dia."

"Buruan Ra. Keburu diseret sama Pak Udin lo"

"Eh iya--"

Ara tersadar dari lamunannya. Pandangan Ara meneliti seisi kelas. Tidak ada siapa-siapa lagi disana.

Ara bergegas mengambil topinya dari dalam tas kemudian berlari keluar kelas.

•••

Pagi ini, cuaca benar-benar terasa panas. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Para siswa juga sepertinya sudah mulai bosan berdiri sedari tadi.

Apalagi saat mendengar ocehan, eh maksudnya amanat dari pembina upacara yang sama sekali tidak pernah mereka dengar dengan baik.

Ara mengelap keringat yang bercucuran di dahinya. Dan tahukah kalian hal bodoh apa yang saat ini Ara lakukan? bukan hal bodoh sih tapi apa ya namanya?

Intinya itu, sedari tadi Ara bahkan tidak menyadari bahwa selama upacara berlangsung sampai saat ini Ara sedang berbaris tepat di sebelah Elgar yang tidak behenti memperhatikan Ara.

Jadi, kelas Ara dan kelas Elgar kan bersebelahan. Otomatis setelah siswa laki-laki kelas Elgar berbaris dua syaf, tentu saja setelahnya barisan perempuan kelas Ara.

Elgara (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang