ELGARA | 51

178K 16.7K 5.5K
                                    

Mau dong, absen sesuai umur kalian.

Happy Reading

~~~

Sungguh, jawaban Ara benar-benar diluar dugaan Elgar. Elgar terdiam sesaat. Di tolak? benar saja, Elgar baru saja menolak Ara. Dia fikir, Ara akan dengan mudah menerimanya, tapi ternyata tidak sama sekali.

"El--" Ara menatap bola mata Elgar dalam-dalam. Seperti ada sesuatu yang tidak bisa Elgar defenisikan dari tatapan tersebut.

"Kenapa Ra?"

"Maaf El, maaf Ara ngga bisa jawab sekarang. Kamu benar El. Kita masih muda, dan kita belum dewasa untuk ngambil keputusan itu sekarang."

"Menikah itu bukan hal yang gampang El. Banyak hal yang bakal berubah setelah kita menikah."

"Mungkin sekarang kamu lagi ada di fase bahagia sampai kamu bisa dengan mudah ngomong nikah sama Ara di usia kita yang benar-benar belum siap untuk itu semua."

"Tapi ngga ada yang tau beberapa tahun kedepannya bakal kaya gimana El. Kamu itu masih labil, begitu juga sama Ara."

"Kita masih sama-sama egois yang suasana hati kita bisa berubah kapan aja."

"Termasuk perasaan kamu yang juga bisa berubah kapan aja El. Ara cuma ngga mau lagi terluka untuk kesekian kalinya."

"Masa depan kita masih panjang, dan kamu pasti bakal menemukan banyak cewek yang lebih dari Ara kedepannya."

"Ara tau, kamu emang mau sama-sama terus sama Ara. Begitu juga Ara El. Tapi tetap aja ngga kaya gini caranya. Tanpa menikah kita juga bakal bisa sama-sama terus."

"Ara ngga mau lagi hubungan kita rusak cuma gara-gara kita gegabah ngambil keputusan dan fikiran kita yang belum dewasa. Ara cuma ngga mau kamu pergi El."

"Ara harap kamu ngerti maksud Ara."

Elgar menghela nafas. Sejauh ini Elgar paham dengan apa yang baru saja Ara katakan. Bukankah intinya Ara masih trauma dengan perbuatan Elgar? Bukankah intinya Ara takut kejadian itu terulang lagi?

Toxic yang membuat Ara takut untuk terlalu percaya pada siapapun.

Iya, sepertinya seperti itu.

Ara tidak salah, sebagai remaja yang memang masih memiliki sifat labil, wajar Ara merasa takut. Sebab, Ara sudah pernah merasakan ditinggal dan dikhianati oleh orang-orang yang sangat dia percaya. Hidup seorang diri tanpa ada yang mengerti kadaannya.

Bagaimanapun Elgar mengatakan bahwa dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, tetap saja Ara butuh waktu. Ara butuh waktu untuk menguatkan hatinya seperti semula, lalu kembali mempercayai Elgar sepenuhnya.

Elgar tesenyum, lalu mengacak-acak rambut Ara gemas.

"Oke ngga papa. Aku ngerti, aku tau apa yang kamu rasain sekarang. Aku tau kamu takut, dan aku ngga bakal maksa kamu Ra."

"Ini juga artinya aku harus usaha lebih keras lagi kan, supaya kamu percaya? Aku harus buktiin sama kamu kalo aku serius, dan ngga bakal ninggalin kamu lagi."

"Maaf ya El."

"Ngga papa kok." Elgar mencubit pipi Ara gemas.

Elgara (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang