ELGARA | 16

200K 23K 2K
                                    

Happy Reading

~~~

Ara terdiam, terhanyut akan bayangan masa lalunya bersama Elgar.

Tanpa Ara sadari, bibir Ara tersenyum. Tapi bukanlah senyuman kebahagiaan, melainkan senyum getir. Miris jika mengingat hal-hal yang sudah berlalu. Apalagi masa lalu bersama Elgar.

Saat hanya ada Elgara. Elgar dan Ara tanpa ada orang ketiga disisi keduanya.

"Kenapa lo senyam senyum kaya gitu? kan udah gue bilang ngga usah kepedean!" ucap Elgar tegas.

"Enggak kok, Ara ngga kepedean. Ara sadar diri kok El. Jangan diperjelas terus. Sakit. Hehe"

Ara berdiri, menoleh pada Elgar yang masih dengan posisi duduk mendongak menatap Ara.

"Makasih ya El nasi gorengnya. Ara balik ke kelas dulu."

Ara memutar tubuhnya untuk pergi dari sana. Namun karena tergesa-gesa, Ara bahkan tidak melihat batu yang kini menyandung kakinya hingga membuat tubuh Ara terhuyung dan terjatuh.

"Aww" ringis Ara memegang lututnya yang berdarah.

"Ck! Kapan sih lo ngga ceroboh?"

Elgar berdiri kemudian menghampiri Ara, berjongkok di depan cewek itu.

Ara lagi-lagi menatap Elgar dengan asumsinya sendiri.

Elgar memegang lutut Ara.

"Aw jangan dipegang."

"Cengeng!"

Elgar berdiri kemudian kembali berjongkok di hadapan Ara.

"Naik" titahnya menyuruh Ara agar naik ke punggungnya.

Ara cengo, bingung, mematung, raut wajahnya datar, ah gajelas!

Ara masih diam. Diam tidak tau harus merespon Elgar saat ini seperti apa.

Elgar kembali menoleh ke arah belakang.

"Buruan naik!" titahnya memaksa.

"Hm. Ngga usah El. Ara bisa sendiri kok"

Ara mencoba bangkit, menahan nyeri di lututnya, tak heran, ringisan cewek itu tentu saja terlihat jelas oleh Elgar.

Elgar menghembuskan nafas kasar, cowok itu memutar bola matanya malas serta terlihat sedikit kekesalan akan Ara yang keras kepala.

"Gausah sok kuat Ara. Buruan! bentar lagi bel. Tinggal naik aja apa susahnya sih?"

Susah El, susah kalo perlakuan baik kamu itu hanya untuk hari ini. Terus besok Ara ditinggal dan sendiri lagi.

"El beneran deh ngga usah."

Ara berhasil berdiri. Bibir mungil itu tersenyum pada Elgar.

Elgar juga ikut berdiri, memutar tubuhnya kemudian menatap Ara tajam.

"Ngga usah mancing gue ngomong kasar bisa?"

"Ka-kamu kenapa sih El?"

"Lo yang kenapa?"

Tanpa persetujuan Ara. Elgar menggendong cewek itu secara paksa. Lantas, membawa Ara berjalan menuju UKS.

Di sepanjang koridor sekolah, Ara mati-matian menyembunyikan wajahnya di punggung Elgar.

Sumpah demi apapun, Ara takut. Banyak sekali ketakutan yang saat ini bersarang di benak Ara. Iya, Ara selemah itu. Ara memang nggak sekuat yang lain.

Ara takut, hatinya mengharapkan Elgar lagi, takut, menghadapi siswa-siswa yang akan mengatakan dirinya lagi. Mengingat, status Ara saat ini tetaplah masih pacar Mahesa. Begitu juga dengan Elgar, cowok itu juga masih berstatus pacarnya Chika.

Elgara (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang