ELGARA | 35

208K 21.3K 5K
                                    

Hai, ada yang nunggu?

Menurut kalian, cowo kaya Elgar berhak ngga sih dapatin maaf dari cewe kaya Ara?

Jangan lupa spam hati biru buat Ara ya 💙

Happy Reading

~~~

"Eh Bi. Kenapa lo ngelamun mulu daritadi? kaya bapa rumah tangga yang lagi punya banyak beban hidup aja lo."

"Bi?" kening Ervan mengernyit saat mendengar Alka memanggil Elgar dengan panggilan Bi. Maksudnya apaan coba? Abi? Ha? Gimana-gimana? Ervan kurang paham.

"Lo ngomong sama El Al?" Tanya Ervan memastikan.

"Iya."

"Gimana-gimana? Bi? Gua gasalah denger?Maksud lo manggil El Abi gitu?" tanya Ervan geli. "Idih homo anjir. Ngeri juga gue deket-deket ama lu." Ervan menggeser duduknya sedikit menjauh dari Alka dengan tatapan geli pada cowok itu.

"Serem ih."

Alka memutar bola matanya malas.

"Bi. Maksud gue itu babi goblok!!!"

"Heleh ngga nyadar lo anjir. Babi teriak babi!"

"Lah, kenapa jadi lo yang sewot?"

"Kaga sih biasa aja!"

Elgar yang sedang duduk di depan Alka hanya diam tanpa mengubris percakapan kedua sahabatnya itu.

Sedari tadi Elgar hanya menatap kosong ke arah pintu masuk kantin. Memperhatikan satu persatu siswa yang baru saja masuk dari luar sana.

Lalu, Elgar mengalihkan pandangannya ke arah satu meja yang biasanya diduduki oleh Ara seorang diri saat tidak ada yang mau menemaninya.

Bayangan menyedihkan cewek yang selalu terlihat kuat itu kini memenuhi isi kepala Elgar. Menimbulkan penyesalan yang tiada habisnya.

Oh iya, sedikit informasi, Mahesa, dia sudah dikeluarkan dari sekolah karena kejadian bersama Ara malam itu. Jangan tanya ulah siapa, jelas ini semua ulah Elgar yang sudah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak sekolah.

Hubungan pertemanan Alka, Ervan, Elgar dengan Mahesa juga menjadi renggang. Pasalnya, Alka dan Ervan tentu saja ikut merasa kecewa dengan apa yang sudah Mahesa lakukan pada Ara. Cewek polos yang tidak punya salah apa-apa.

"Heh babi. Telinga lo udah kaga berfungsi lagi apa gimana? Gue daritadi ngomong sama lo anjir, bukan lagi gonggong gajelas. Kaga bisa nyaut apa itu bibir pedes lo?"

Alka menepuk pundak Elgar hingga membuat cowok itu menoleh.

Mata Elgar menatap Alka dan Ervan dengan tatapan dingin, datar, dan tidak bisa dijelaskan. Ribuan bahkan jutaan penyesalan terlihat sangat jelas dari sorotan mata cowok itu.

"Idih, liatnya jangan githu kali bwang. Adekss jadi takhuut"

Elgar lagi-lagi hanya diam tanpa mengubris candaan Alka. Otak Elgar masih sibuk berfikir keras, memikirkan Ara tentunya. Dimana Ara sekarang? kenapa sedari tadi Elgar belum melihat cewek itu?

Apa Ara tidak makan? Apa Ara tidak lapar? kenapa wajah cewek itu masih belum terlihat diseisi kantin yang cukup padat siang ini?

"Al, Van, lo daritadi liat Ara nggak?" Akhirnya Elgar membuka suara.

Alka dan Ervan menoleh satu sama lain. Satu sudut bibir mereka tersenyum penuh ejekan.

"Cieeelaha jadi daritadi lo lagi mikirin Ara?"

Elgara (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang