35# Ikatan Saudara

7.6K 1K 406
                                    

Aku dan Draco berdiri berhadapan dengan jarak yang tak terlalu jauh, memegang tongkat dan berkonsentrasi penuh.

"Aku sudah mengajari kalian melakukan occlumency, dan aku ingin kalian berdua memasuki pikiran masing-masing. Memblokir salah satunya dan memasuki pikirannya." Ucap bibi Bella, suaranya melingking. Aku dan Draco mengangguk. Kami berdua berbalik, tanpa aba-aba aku mengacungkan tongkat.

"Legillimens!!"

BRAK!

Aku merasa tubuhku terlontar, terlempar kebelakang, punggungku menabrak lantai dingin yang keras membuatku meringis sakit. Aku mendongak, mendapati ibu berlari kearahku. "Kamu tak apa?" Tanya ibu seraya membantuku berdiri.

Aku menatap Draco yang terduduk dilantai, ekspresi bingung juga terkejut terpampang jelas diwajahnya. "Apa yang terjadi?" Tanya Draco memegangi kepalanya.

Kami berdua saling tatap tak mengerti.

"Gila, tidak mungkin tubuhku terpental begitu saja."

Aku merasa mendengar suara Draco, namun dia sama sekali tidak membuka mulutnya  begitu saja, aku yakin sekali.

Apa dia baru saja berbicara? Batinku.

"(Name)? Kamu mengatakan sesuatu?" Tanya Draco dengan kerutan di kening.

Aku berjalan mendekati Draco. "Aku tak berbicara apapun."

"Aku yakin sekali tadi dia berbicara."

"Aku juga yakin kamu baru saja berbicara Draco."

Setelah 10 menit aku dan Draco berspekulasi kami bisa membaca pikiran satu sama lain secara tiba-tiba, ibu menyimpulkan kami bisa telepati.

Dimulai dari Draco yang berada di kamar dan aku di halaman Manor, aku masih dapat mendengar suaranya di kepalaku.

"Ini keren!" Pekik Draco.

"Ini aneh," ucapku.

Ibu masih tak mengerti mengapa ini terjadi, sementara bibi Bella merasa bangga karena ia pikir ia membangkitkan kekuatan terpendam kami berdua.

"Bagaimana cara bertelepati? Aku tidak ingin pikiran pribadiku diketahui oleh kamu," ucap Draco bersidekap dada.

Aku mengedikkan bahu. "Tapi tidakkah aneh? Kita hanya berusaha memasuki pikiran satu sama lain, lalu seketika jadi seperti ini." Aku menghela napas, meletakkan buku yang baru saja kubuka dan tak ada satupun penjelasakan yang berkaitan dengan telepati.

Aku dan Draco sedang di perpustakaan manor, mencari tau apa yang terjadi walau sebenarnya tak masuk akal dan kemungkinan besar tak dijelaskan dibuku manapun.

Aku menaruh kembali tumpukan buku yang ada di atas meja kembali ke raknya. "Itu bisa kita cari tau nanti, sekarang yang harus dibicarakan adalah..." aku menarik napas panjang, enggan membicarakan kata kata terakhir.

"Membunuh Dumbledore." Akhirku.

"Yeah, aku sudah punya satu. Aku kira, kita akan memastikan vanishing cabinet yang ada di Borgin and Burkes, tepat saat kita membeli barang keperluan menjelang kembali ke Hogwarts." Jelas Draco.

Aku terdiam untuk beberapa detik sebelum membalas. "Bagaimana caranya? Maksudku, pasti ibu tak akan membiarkan kita pergi sendiri."

Brother [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang