25# Dumbledore's Army

9.2K 1.4K 629
                                    

Tim Quidditch telah diakfikan kembali. Bagaimana pun juga kekuasaan Umbridge tak lebih tinggi dari professor Dumbledor yang menjabat sebagai kepala sekolah. Berterima kasihlah pada professor Dumbledor kami yang tercinta.

Aku bertemu Harry sebelumnya, ia menyampaikan pesan bahwa malam ini akan ada pertemuan kelompok rahasia yang kami buat, pertemuan pertama. Aku harap aku tidak datang terlambat dan tidak ada halangan sama sekali.

Aku mengambil surat yang dilipat kecil yang diberikan oleh Harry, ia bilang itu lokasinya.

Malam ini, jam 8, lantai tujuh...

Belum sempat aku selesai membacanya, langkah kaki seseorang mendekat kearah ku, itu Draco. "(Name), kau sedang apa sih? Ayo cepat! Pelajaran ketiga akan di mulai." Aku menyengir kaku kearah nya dan mengangguk.

Hampir saja.

Kini aku bersiap untuk datang kepertemuannya, ini akan sulit karna ada Draco di ruang rekreasi.

Aku menuruni tangga dan berusaha berjalan tanpa suara, namun Draco tetap mengetahui kehadiran ku. "Kau mau kemana?" Tubuh ku mematung, dan menoleh ragu kearah Draco. "A-aku akan keluar sebentar--"

"Untuk apa?" Orang satu ini memang tak sabaran. Aku berpikir keras untuk mencari sebuah alasan yang tepat.
"U-untuk, untuk mencari inspirasi! Ya! Untuk projek melukis ku selanjutnya." Aku menyengir lebar kearah Draco yang kuyakin terlihat mengerikan.

Draco mengerutkan dahinya lalu ia mengedikkan bahu. "Ingat untuk kembali sebelum jam 9 atau squib itu akan menangkap mu." Aku mengangguk senang dan keluar dari asrama.

Keluar dari asrama, aku berjalan hati-hati menyusuri koridor, takut-takut bertemu Mr. Flich ataupun Mrs. Norris dan berakhir diinterogasi. Walau sebenarnya murid kelas 5 mempunyai waktu sampai batas jam 9 malam untuk berada di koridor. Walaupun aku seorang prefek, tapi malam ini bukan jadwal ku untuk patroli malam.

Sampai di lantai 7, aku melihat sebuah permadani dinding Barnabas si bodoh yang berusaha melatih para troll menari balet. Seharusnya disini, tapi aku tak melihat siapa pun. Harry bilang lokasinya disini, tak mungkin aku sedang dijahili.

Aku menatap sekitar, sampai mata ku menangkap sebuah pintu berukir telah berada di tembok itu, pintu berpegangan kuning. Aku menatapnya dengan ragu, sampai memutuskan untuk masuk kedalamnya, si trio Gryffindor dan beberapa anak lain sudah berada di dalam.

Ruangan luas diterangi obor-obor, ada rak-rak buku kayu, kursi diganti dengan bantal-bantal besar yang diletakkan diatas lantai.

Harry melihat kehadiran ku, memang ruangan ini masih sepi karna aku datang lebih cepat. "Kau datang lebih cepat." Katanya, aku tersenyum. "Tapi kau datang lebih cepat." Balasku.

Harry menoleh kearah Hermione yang sedang duduk diatas bantal sambil membaca buku. "Hermione meminta untuk datang lebih cepat." Aku hanya terkekeh kecil menanggapinya.

Harry mengajakku untuk duduk. Aku duduk disebelahnya dengan kaki menyamping, mendengarkannya yang bercerita bagaimana ia bisa menemukan ruangan ini.

Seorang peri rumah yang dikenal Harry, bernama Dobby, memberitahukannya bahwa ada ruang datang dan pergi yang biasa disebut ruang kebutuhan.

Satu persatu anggota lain datang dan duduk di bantal-bantal kosong yang disediakan. Beberapa dari mereka menatapku heran.

Jam 8 tiba, semua anggota telah hadir. Harry bergerak, berjalan menuju pintu dan menguncinya, semua orang terdiam.

"Well, ini adalah tempat yang kami temukan untuk sesi-sesi latihan dan kalian... Er... Menganggapnya ok." Kata Harry dengan gugup.

"Tempat ini fantastis!" Seru seorang perempuan Ravenclaw yang mempunyai wajah asia. Beberapa anggota lain bergumam setuju.

Brother [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang