18# Hospital Wings

12K 1.7K 296
                                    

Satu persatu teman (Name) datang menjenguk. Entah hanya untuk mengobrol ringan, membawa buah tangan untuknya, ataupun menanyakan kabar. (Name) harus dirawat di rumah sakit sayap diperkirakan mungkin selama 1 minggu. Membuatnya bosan setengah mati, sebab ia tak boleh pergi kemana pun, tetap berbaring di atas ranjang dan tak melakukan apapun. Tetapi dengan baik hati Hermione meminjamkan beberapa buku novel muggle kepada (Name), membuatnya sangat tertarik.

Baginya, buku novel muggle sangat menarik, terlebih lagi dengan genre romansa. Favorit (Name) yang berjudul Romeo & Juliet. Cukup romantis walau memiliki akhir yang tak bahagia.

Untuk hari ini dan seterusnya--sampai (Name) keluar dari rumah sakit sayap, Draco dan Cedric sepakat untuk menemani (Name) secara bergantian. Draco akan senang hati mengajari saudarinya pelajaran yang ia lewati.

Kondisi tubuh (Name) kini membaik, lebih hangat dan tak dingin seperti sebelumnya, kata Draco sih ini karna kasih sayang yang ia berikan. Justru sekarang (Name) seperti terkena penyakit muggle bernama 'Demam'. Tubuhnya masih terasa lemas, tapi setidaknya kini ia bisa duduk walau dengan sedikit bantuan.

Sekarang di jam bebas, Draco sedang menerangkan materi yang di pelajari hari ini pada (Name), tentu bersama Cedric yang tak ingin ketinggalan menemani mu. Draco menjelaskan dengan singkat, padat, jelas dan mudah di pahami. Di tengah-tengah Draco yang terlihat asik mengajari (Name), tiba-tiba pintu rumah sakit terbuka dengan paksaan yang menghasilkan bantingan keras, membuat Draco, Cedric maupun (Name) terloncat.

"Lucius! Tak sopan seperti itu!"

Draco ataupun (Name) sudah pasti mengenal suara siapa itu.

(Name) POV

Sangat lucu saat melihat Cedric maupun Draco memperdebatkan 'Siapa yang lebih baik' untukku. Di tengah-tengah Draco yang sedang mengajariku, tiba-tiba pintu rumah sakit di buka paksa.

"Lucius! Iti tidak sopan!"

Aku dan Draco saling pandang, dan kembali menatap ngeri kearah Orang tua kami. Ayah terlihat berapi-api, sedangkan ibu masih terlihat tetap tenang. Ayah berjalan kearah Draco dengan wajah sangar namun masih tetap angkuh.

"Sudah berapa kali kita bahas tentang, menjadi kakak dan pelindung?" Ayah tersenyum seram kearah Draco.

"Father, ini bukan salah Draco--" Ucap ku tergantung karna tatapan ayah yang beralih kearah ku seperti berkata 'Diamlah.'

Napas Draco terengah-engah dan menatap ayah dengan tatapan tak sukanya. "Kau tau salah siapa ini kan?" Aku menatap Draco yang menunduk, aku jadi merasa bersalah.

"Ya, ini salah ku. Semua ini salah ku! Jika saja aku tak mengizinkannya pergi ke pesta dansa dengan Diggory, ia tak akan pernah menjadi bagian dari tugas triwizard dan tidak berakhir seperti ini." Setelah ayah mendengar nama Diggory, ia langsung beralih menatap sangar kearah Cedric yang berdiri di sebelah kiri ku.

Cedric terlihat menegang, beruntung ibu langsung mengalihkan perhatian dengan berdeham dan mengganti topik.

"Bagaimana keadaan mu (Name)? Membaik?" Aku mengangguk yakin kearahnya, "Ramuan Madam Pomfrey sangat mujarab. Terlebih lagi Draco dan Cedric yang mau repot-repot mengurusiku." Aku langsung menatap Cedric dan Draco bergantian. Cedric tersenyum kearah ku, sedangkan Draco menatap ku tak terima.

Rupanya ibu juga menatap Cedric, "Apa kau Cedric?"

"Yes, Mrs. Malfoy. Aku Cedric, Cedric Diggory." Ibu maupun Cedric berjabat tangan. "Terimakasih sudah mau menjaga (Name), terkadang dia sedikit merepotkan." Ibu tertawa kecil dengan telapak tangan menutupi bibirnya. Dan bisa-bisanya Cedric berada di pihak ibu, "Iya, dia memang merepotkan. Tapi ini kewajiban ku sebagai kekasih untuk menjaganya." Cedric menyengir lebar lalu tak lama cengiran itu luntur karna wajah kedua orang tua ku yang bingung.

Brother [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang