4# Buckbeak [2]

17K 2.7K 563
                                    

Setelah terbang bersama ke langit yang menyenangkan, akhirnya Buckbeak mendarat.

Aku dibantu turun dari punggung Buckbeak oleh Hagrid. "Tadi itu menyenangkan!" Ucap ku yang menbuat Hagrid lagi-lagi tersenyum.

Aku turun dari Buckbeak dan menuju barisan dimana teman-teman ku berada. Sedangkan Harry dan Hagrid sedang mengobrol sedikit entah apa yang mereka bahas.

"Demi Salazar!! Sister?! Kau tak apa?" Aku melihat Draco yang menerobos barisan dan berjalan kearah ku. Ia memutar tubuhku dan membolak balik-kan wajahku, "Apa kau terluka? Father will hear about this." Seketika dia memelukku yang membuat beberapa orang disekitar kami berdua sedikit cengo.

Maksudku, Draco terkenal dengan sifat angkuh nya yang menjengkelkan--tapi ternyata dia juga punya sifat lembut, eh?

"Drake! Kau harus mencobanya! Itu menyenangkan!" Ucapku antusias padanya.

"Aku tidak tertarik." Aku menaikkan satu alis ku dan bertolak pinggang didepannya.

"Scarred? Brother?" Draco mendecih kepadaku. Dia mulai berjalan maju menerobos kearah kerumunan murid lain yang berada di sekitar Buckbeak. Ini tak seperti yang aku inginkan.

Dia berjalan dengan gaya sombongnya hingga jubahnya sedikit berkibar. Dia mengumpat kepada Buckbeak yang membuat hippogriff itu mengamuk dan mencakar Draco, lalu tak lama Hagrid menenangkan Buckbeak.

"DRACO!!" Aku berteriak dan berlari kearahnya aku berlutut disamping wajahnya.

"Oh it's killed me!! It's Killed me!" Draco berteriak dan meringis kesakitan. Jubah dibagian lengannya robek.

"Brother, are you ok?" Tanya ku padanya yang membuatnya semakin meringis.

"Aku baru saja diserang oleh bebek jelek itu dan kau masih bertanya pada ku! Help me!" Aku benar-benar panik sekarang. Bisa-bisanya si bodoh ini masih bisa bergaya dan mengumpat didepan Hippogriff.

Tak lama Hagrid datang menggendong Draco untuk dibawa ke Hospital Wings.

Mataku berkaca-kaca, takut akan terjadi sesuatu yang tak mengenakan pada si Ferret jelek itu.

Aku sedikit berlari mensejajarkan langkah ku dengan Hagrid, "Hagrid! Aku minta maaf karna sudah mengacaukan hari pertama mu mengajar."

"Tak apa, yang penting kita harus bergerak cepat membawa Mr.Malfoy ke Hospital Wings."

***

Draco melepas jubahnya dan sudah ditangani oleh Madan Pomfrey. Yang sepertinya itu hanya drama nya yang bagiku tak terlihat luka secuil pun padanya, drama yang bagus hingga hampir membuat ku menangis.

"Kau harus minum ini Drake!"

"Aku tidak mau! Itu menjijikkan!"

"Ini perintah!"

"Dan aku kakak mu!"

"Oh ayolah! Umur kita hanya berbeda beberapa menit!"

Aku mendengus kesal lalu meletakkan  gelas berisi ramuan? Atau mungkin jus?--Yang memang ku akui bau dan warnanya membuat ku mual--diatas nakas dengan sedikit kasar.

"(Name), aku lapar." Aku melipat kedua tangan ku didepan dada, mengerutkan kening lalu menatap Draco yang terlihat sangat nyaman berbaring diatas ranjang rumah sakit.

"Lalu?"

"Ambilkan apel hijau untukku."

"Siapa kau? Beraninya memerintah ku?"

"Kakak mu yang sangat tampan menawan yang disebut-sebut Pangeran Slytherin." Anak 1 ini tidak bisa serius sekali saja ya? Masih sempat berlagak saat sedang sakit. Aku menjitak kepalanya dengan keras hingga membuatnya meringis, "Apa-apaan kau ini?" Aku menyeringai padanya, "Itu jitak-kan cinta dari ku." Ucapku yang membuatnya mengernyit.

Tak lama setelah perdebatan ku dan Draco, aku mendengar suara derap kaki. Terutama suara Pansy yang sedikit berteriak meneriaki nama Draco.

Blaise, Pansy, Crabbe dsn Goyle datang menjenguk Draco.

Pansy langsung menanyai banyak hal pada Draco, dan yang sedang ditanyai menjawab nada drama nya dan berpura-pura itu sangatlah menyakitkan.

Ini sudah jam makan siang. Kami semua pergi ke great hall untuk makan siang tentunya.

Pansy terus memeriksa lengan Draco yang diperban dan Draco berucap seolah-olah itu adalah salah Buckbeak yang membuat ku menatapnya jengah.

Aku menyesap sup ku sambil menyelipkan helaian rambutku yang menjuntai ke belakang telinga. Beberapa saat kemudian ketenangan ku diganggu kembali oleh Draco, "Ayah ku akan mendengar tentang hal ini. Dan bebek jelek itu akan dihukum mati oleh kementrian." Ucapnya yang membuat ku menginjak kakinya hingga ia meringis.

"Kau tak kasihan dengan Buckbeak ataupun Hagrid huh?" Aku menggeram didepannya.

"Lalu? Apa aku harus peduli? Dia sudah mencelakai ku. Seharusnya kau berpihak padaku (Name)!"

Yeah, bukanlah suata hal yang tak biasa jika orang lain melihat ku berdebat dengan Draco. Kami berdua memang kembar, sama halnya seperti si kembar Weasley. Tapi kami tak pernah kompak seperti si kembar Weasley Gryffindor itu.

Aku hanya menatap sinis Draco dan melanjutkan kegiatan makan ku sambil mencak-mencak.

Tak lama Blaise datang dan duduk disebelah ku dan memberikan ku sebuah batang coklat. Aku menatap Blaise dengan heran, "Dari fans mu. Tadinya ingin ku makan, tapi melihat mu yang sedang tidak baik aku tak jadi melakukannya. Makan saja coklat nya, mood mu akan membaik ku yakin." Ucap Blaise tanpa menatap ku.
Ah anak 1 ini, perhatian sekali. Aku berucap terima kasih pada Blaise dan menaruh coklat itu di saku jubahku.

Yeah, memang banyak murid yang menyukai ku. Entah itu adik tingkat ku atau kakak tingkat ku. Siapa juga penghuni Hogwarts yang tak mengenal si kembar Malfoy yang memiliki sifat berbeda? Bahkan banyak yang bilang bahwa mereka tak yakin aku seorang Slytherin.

Dan aku sering kali mendapatkan hadiah dari beberapa murid dan ku terima dengan senang hati.

"Apa kau yakin coklat itu tidak mengandung amortentia?" Ucap Pansy yang membuat ku sedikit ragu untuk memakan coklat ini.

"Siapapun yang berani memberikan amortentia pada (name). Aku tak akan berfikir 2 kali untuk melemparkan mata kutukan padanya." Ucap Draco yang membuat ku kembali tersenyum.

Baru saja dia yang membuat ku kesal, dan baru saja dia yang juga membuat ku tersenyum kembali. Draco memang punya caranya sendiri.



Brother [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang