16# Telur Emas

12.3K 1.8K 406
                                    

Aku berjalan bersama dengan Cedric menuju aula besar, berpegangan tangan.Yup, aku berpacaran dengannya. Sejak malam itu. Draco sudah mengetahui itu, dan entah dirasuki apa ia tak berceloteh apapun tentang hubungan ku maupun Cedric.

"Aku tau Diggory seorang darah murni, dan terlebih dia seorang juara triwizard. Kurasa itu cukup untuk mu, yang terpenting ia melindungi mu dan benar-benar membuktikkan perasaannya." Kata Draco saat itu.

Setidaknya Cedric masih dalam batasan, hanya sekedar berpegangan tangan dengan ku maupun memelukku, itu yg kusukai darinya--tidak, aku suka apapun yang berada di dirinya.

Namun aku belum berani untuk makan bersama di meja Hufflepuff. Kami berdua memisahkan tautan tangan kami. Aku tersenyum kepadanya dan duduk di meja Slytherin, tiba-tiba Blaise menyikut lengan kanan ku dan menaik turunkan alisnya, berusaha menggodaku.

"Yeah, banyak pasangan baru yang tercipta sejak pesta dansa. Termasuk yang berada di hadapan ku." Blaise bergumam padaku sambil melirik pasangan yang berada dihadapan kami berdua, bermaksud menyindir Pansy dan Draco yang sangat menempel. Aku hanya terkekeh menanggapi ucapan Blaise.

Sarapan pun dimulai, aku memakan makanan ku dengan tenang. Diselingi obrolan ringan dengan Blaise, Daphne, Theo, dan Pike. Sesekali aku menoleh ke meja Hufflepuff, memerhatikan Cedric yang ternyata memerhatikan ku balik. Jadi ini ya? Rasanya pacaran.

Hari-hari ku lewati, tapi entah mengapa sekarang berbeda, maksudku...lebih berwarna--bukan berarti sebelumnya suram ya.

Aku dan Cedric asik-asik saja berdua, kemanapun berdua, kecuali saat jam pelajaran. Dan Cedric sering kali mengajak ku ke hogsmeade saat hari libur. Terkadang ia yang membayar menu yang kami berdua pesan, dan bergantian di kemudian hari dengan aku yang membayar menu yang kami pesan. Sangat menyenangkan. Bercerita, mengeluarkan seluruh keluh kesah, Cedric pendengar yang baik, ia selalu menyemangati ku dan tersenyum padaku. 

Walau seringkali aku mendapatkan tatapan tak suka dari salah satu murid perempuan Hufflepuff.

Kini sedang membaca buku ku di perpustakaan ditemani Cedric yang terus memainkan rambutku. "Sekarang aku tak heran, mengapa teman perempuan berambut jamur mu sangat suka memainkan rambutmu." Aku menoleh kearahnya dengan satu alis terangkat, Cedric menopang dagu dengan tangan kiri dan wajaht ersenyum. Aku kembali membaca buku ku. "Kamu sedang baca apasih? Serius sekali." Aku memutar bola mataku, "Cedric, sebulan lagi tugas kedua mu akan dilaksanakan."

Cedric terlihat berfikir dengan mengerutkan dahinya, "Kenapa aku bisa lupa." Si bodoh ini. Lantas ia terburu-buru mencari buku yang sekiranya di butuhkan. Ia kembali dengan 3 buku ditangannya. Ia membuka satu halaman buku yang ia ambil dari rak buku, "Tunggu, kau yakin? Tugas triwizard dapat diselesaikan hanya dengan sekedar buku perpustakaan?" Iya juga.

Aku menatap nya lekat-lekat, "Lalu? Apa yang kita cari? Masuk ke bagian perpustakaan terlarang? " Ia membuat wajah berfikir, lalu tak lama ia mengedikkan bahu. Kami berdua langsung terhanyut dalam pikiran sendiri.

Yang aku yakini, petunjuk nya bisa saja mengaju dengan 'Apa yang akan dihadapi' atau mungkin tempat tugas kedua dilaksanakan. Jika opsi kedua benar,  apa tempat itu adalah hutan terlarang? Atau danau hitam? Atau mungkin pertandingan tanpa tongkat?

"(Name), wajah mu lucu saat sedang serius." Aku mendengar Cedric terkekeh sesaat setelah mengatakan itu. Aku memutar bola mata ku malas. 

Tuk, tuk, tuk.

Aku maupun Cedric mendengar suara tongkat kayu yang diketuk ke lantai. Itu professor moody berjalan tertatih-tatih dengan mata kiri bulat yang tak hentinya bergerak kesana kemari, dan jangan lupakan dengan hidungnya yang tersisa setengah.

Brother [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang