BAB 5

8.6K 754 139
                                    

Yo budayakan berkomentar kalian yang beragam budaya!

Selamat membaca!



***


'Merelakan kenyataan yang sesungguhnya pahit, bahwa kau sudah terbiasa tanpa diriku.'

"Nean!" panggil seseorang yang tidak lain adalah Belva, dia menatapnya dengan kaget lalu menghampirinya. "Aku udah bilang jangan dateng, ini kan acara cewek," celetuknya.

"Terserah gue," celetuk Nean asal.

Belva mencebikkan bibirnya kemudian tersenyum lagi, kedua tangannya memegang tangan Nean erat. "Tapi makasih udah mau dateng, bukan buat aku sih. Buat kamu juga, biar gak dipandang pemimpin apatis," lanjutnya dengan senyuman manis.

Berbeda dengan ucapannya sangat tajam sekali, tidak ada ada manis-manisnya.

Nean berbalik menatap Belva dengan tajam, hingga gadis itu memundurkan langkahnya menghindar. Ada seorang pelayan yang berjalan membawa nampan diisi beberapa minuman di belakang Belva saat gadis itu terus mundur, Nean langsung mencengkeram tangan mungil milik Belva agar tidak menyenggol pelayan tersebut. Namun akibat tarikannya yang terlalu kuat kini tubuh mungil itu menghantam dada bidangnya dengan keras sampai akan terhuyung ke belakang. Beruntungnya Nean langsung memeluk pinggang Belva erat agar tidak jatuh.

Belva merasa wajahnya merona dan panas, sedangkan Nean menatapnya datar.

Beberapa wartawan di sana dan pengunjung menatap mereka terkejut dan mengabadikan momen tersebut. Keduanya nampak serasi, cantik dan tampan. Tanpa mereka sadari seseorang memperhatikan keduanya dari kejauhan, Kezia mengepalkan tangan menahan rasa sakit di hatinya. Nean benar-benar akan melupakannya?

Mata mereka berdua—Nean dan Kezia, saling menatap satu sama lain. Kezia menatap Nean mencoba tersenyum dengan nanar, Nean semakin mengeratkan pelukannya beberapa saat lalu melepaskan diri dari Belva yang mengerjabkan matanya beberapa kali heran.

Kezia ingin berbalik meninggalkan Nean dengan rasa sakitnya, tetapi tangannya sudah ditahan seseorang.

"YAAMPUN MENANTU MAKIN BULE MAKIN CAKEUP!" heboh Misha memeluk Kezia dengan erat dan tersenyum penuh arti.

Dia memandang wajah gadis yang sudah lama tidak ditemuinya, walaupun dia tahu Kezia menghilang begitu saja membuat Nean—anaknya sempat hancur pada masa itu. Dia tidak akan menuduh dan berlaku jahat, karena Misha belum tahu bagaimana keadaan dan suasana hati Kezia sampai saat ini. Menghujat tanpa melihat fakta dan pengakuan dari seseorang itu bukan dirinya, baginya dia begitu sayang kepada Kezia.

Biarkanlah urusan percintaan Nean dan Kezia, menjadi urusan mereka saja dia tidak perlu ikut campur tangan di dalamnya.

"Apa kabar, sekarang ini kamu ke mana aja? Udah lama nggak ketemu, kamu tahukan tante udah lahiran. Nanti kamu dateng, tante mau mampir ke rumah," kata Misha antusias, menarik Kezia bergabung bersama Belva, Nean, di meja sana.

Nean dan Kezia berada di satu meja membuat suasana menjadi canggung di antara keduanya.

"Kamu kemana aja selama lima tahun ini?" tanya Misha.

"Aku berada di New Yor—maksudku Den Haag, Belanda," jawab Kezia dengan gusar, Nean menyipitkan matanya merasa ada yang disembunyikan gadis tersebut.

Dia bisa melihat bahwa gadis tersebut memainkan tangannya sesekali menunduk gelisah.

"Wah kamu menjadi model terkenal ya di G'Fashion, itu kan terkenal banget," kata Misha antusias.

My Cruel Ex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang