BAB 6

8.8K 767 149
                                    

BOLEH komentnya teman, jangan lupa vote yuhu.




Sejak tadi Kezia hanya diam tidak mengajaknya berbicara, sampai Nean memutuskan meninggalkan Kezia untuk tidur di kamar yang pernah disinggahi olehnya. Dia mengusap wajahnya kasar, bahkan Kezia tidak membawa apapun.

Nean tidak menemukan ponsel milik gadis tersebut, dia menatap layar kaca di hadapannya. Walau pikiran dan pandangannya tidak sejalan, dia memikirkan sesuatu yang mungkin pernah terjadi kepada Kezia.

Derap langkah kaki menyadarkan Nean, dia melihat Kezia sedang berada di sampingnya.

"Nean, maaf buat semalem Kezia nyusahin kamu," lirih Kezia yang kini sudah sadar penuh tidak diam seperti tadi pagi.

"Apa yang terjadi dengan kamu?" tanya Nean. "Berkata lah jujur, aku benci pembohong jika kau lupa."

"Kezia nggak mau pulang," kata Kezia dengan lirih, matanya berkaca-kaca. "Kezia ingin pulang tapi Nean udah nggak nerima Kezia, padahal usaha Kezia begitu keras untuk kembali," lanjutnya.

"Mudah untuk kembali, setelah kamu menghancurkan," kata Nean dengan tatapan kosong.

"Apa bener kamu di Den Haag?" tanya Nean kembali.

"Aku di sana, tapi aku bekerja di G'Fashion. Waktu membuat Kezia jadi sibuk, jadi Kezia pindah ke sana untuk bekerja," terangnya kepada Nean dan tersenyum miris. "Dan aku terjebak tidak bisa pulang," lanjutnya.

Hening.

Sudah lama tidak bertemu membuat mereka berdua bingung melakukan sesuatu, tatapan Nean masih melihat kearah pergelangan tangan Kezia. Gadis tersebut mengusap lembut luka yang memanjang di nadinya.

"Luka apa itu?" tanya Nean penasaran. "Aku tidak percaya jika—,"

"Bukan ulah Kezia, ini—," Kezia menghentikan ucapannya dia membuka sweater rajut yang dipakainya lalu menampakan memar-memar kepada Nean. Hingga mata cowok di sampingnya membulat kaget, dia baru melihat luka tersebut.

"Aku menutupinya dengan foundation saat acara pagelaran," katanya tersenyum sedih. Matanya berkaca-kaca mengingat perjuangannya untuk kembali harus mengorbankan beberapa luka yang dia dapatkan oleh seseorang.

"Sakit Nean," cicit Kezia mulai menangis kecil.

Nean meraih pergelangan Kezia, dengan napas menggebu dan wajah yang menegang. Dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri melihat luka di gadis ini, tidak banyak tetapi memarnya nampak parah. Tangannya terkepal dengan raut wajah marah, sampai kapanpun dia tidak rela Kezia terluka separah ini.

"Apa yang terjadi? Mana yang sakit hem? Sini aku obatin," kata Nean menarik Kezia ke dalam pelukannya mengusap lembut punggungnya penuh kasih sayang.

"Kezia nggak mau pulang, mau sama Nean. Kezia takut disiksa," katanya mengadu. Kezia melepaskan pelukannya dan menatap Nean sendu. "Jika kamu nggak mau bantuin Kezia nggak apa-apa, tapi bantu Kezia lepas dari penjahat itu," lanjutnya.

"Siapa yang buat kamu kayak gini?" tanya Nean marah.

"Kezia takut, dia jahat. Nean nggak boleh tahu, Kezia takut Nean nanti mati ditangannya."

"Dia yang akan mati karena menyakiti milikku," desisnya dengan penuh kebencian.

"Saat Kezia ke New York, Kezia ketemu cowok dia namanya Arga. Dia nolongin Kezia pas mau dijahatin orang, terus saat Kezia mau pulang ke Jakarta, Kezia nggak bisa pulang. Kontrak kerja Kezia dengan perusahaan G'Fashion habis setelah lima tahun. Jadi Kezia diem di sana, dan yang nemenin Kezia itu Arga. Kezia udah anggap Arga sahabat tapi dia menginginkan lebih dan nggak nerima pas Kezia tolak terus dia gunain kekuasaannya buat ngurung Kezia. Arga suka nyiksa kalau—,"

My Cruel Ex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang