SEASON 2.4

3.4K 372 72
                                    

Siapa yang kangen? Ayok angkat kaki!

Jangan lupa ramein ngab

"Kita tidak perlu USG ya, karena tidak ada hal yang membahayakan. Dan USG hanya kita lakukan setelah kehamilan Ibu Kezia sudah berusia lima bulan atau enam bulan saja. Kondisi janinnya kuat dan baik, untuk resiko tadi terjatuh saya berikan obat ini jika merasakan keram dan nyeri. Namun jika ada rasa nyeri berkepanjangan bawa saja ke rumah sakit bila terjadi," kata dokter kandungan Kezia memberikan beberapa resep obat yang akan ditebus.

"Jadi tidak akan membahayakan janin dok?" tanya Nean kembali memastikan.

"Betul, rahim istri anda ini kuat pak. Tidak perlu ada yang dikhawatirkan," jawabnya.

"Terima kasih dokter, saya pamit kalau begitu."

Nean pergi dengan menuntun tangan Kezia yang sedari tadi diam tidak berkata apa-apa kepadanya, semenjak dia terkena omelan sarkas sang suami tentunya.

Setelah memeriksa keadaan Kezia akhirnya kedua pasutri ini menebus resep obat dan pergi pulang.

Dalam perjalanan mereka hanya terdiam, biasanya Kezia selalu mengoceh kepada Nean dalam segala hal apapun itu.

Keterdiaman Kezia membuat suasana jadi hening, tidak ada ocehan dan tawanya yang mengundang Nean terkekeh geli maupun Marcus dan sang supir.

"Kamu mau makan apa?" tanya Nean menawarkan, biasanya istrinya mau jajan di luar sebelum pulang.

Kezia menoleh dan sekedar menggelengkan kepalanya sambil tersenyum simpul.

Saat sampai rumah pun Kezia tanpa menunggu Marcus membukakan pintu mobilnya, dia langsung turun terlebih dahulu dan masuk ke dalam kamar.

Meninggalkan Nean yang masih berada di dalam mobil, bukannya tidak peka tapi dia tahu Kezia menjadi pendiam karena omelannya tadi. Kezia terkadang keras kepala lebih dari dirinya, memang untuk menyadarkan orang seperti itu harus diberikan peringatan keras.

Nean ingin Kezia berpikir, bahwa keselamatan dirinya sangat penting.

Istrinya tidak tahu, bagaimana gilanya dia memikirkan segala cara demi kenyamanan Kezia, tetapi wanita itu tidak berhati-hati.

Nean bisa mati jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kepada Kezia.


**

Pagi sudah menjelang, sepasang pasutri ini masih bergulung dibalik selimut. Sang pria masih memeluknya dengan erat, padahal wanita di sebelahnya sudah membuka mata karena silau matahari yang menyengat membuatnya sedikit terusik akan celah cahaya yang menghunus matanya.

Kezia perlahan menyingkirkan tangan kekar Nean yang selalu memeluknya perutnya posesif, semenjak kehamilannya pria itu tanpa dia sadari dalam keadaan tidur terus mengelus dan menelusup ke permukaan perut.

Kezia terdiam memandang wajah Nean, tanpa kata pun dia langsung pergi ke wardrobe mereka.

Menyiapkan pakaian Nean untuk bekerja nanti, lalu setelah menyiapkan celana, kemeja, jas, dan dasi milik suaminya Kezia memutuskan untuk ke kamar mandi membersihkan diri. Namun tangannya tercekal saat dia hendak menutup pintu kamar mandi, di sana ada Nean yang menampilkan rambut acak-acakan, mata sayu khas bangun tidur.

"Morning Baby," sapa Nean dengan suara berat dan serak basah, Kezia sampai merinding mendengarnya.

Nean kemudian membuka pintu kamar mandi lalu menampilkan senyuman sinis melihat istri mungilnya yang nampak menggemaskan, ah rasanya Nean rindu menyentuhnya.

My Cruel Ex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang