BAB 13

5.5K 516 26
                                    

Jangan lupa tinggalkan komentarnya, Selamat membaca semuanya!



Bali, Indonesia.

"Hey, bangun ini udah sampai," kata Nean mengelus pipi Kezia yang nampak nyenyak tertidur diperjalanan mereka. "Wake up, Cutie Mine."

Kezia terbangun karena Nean menepuk pipinya lembut dan mengguncang tubuhnya. Mata tersebut mengerjap lalu memeluk lengan Nean yang hanya memakai kaos hitam mencetak tubuhnya, Nean mengusap surai lembut tersebut dengan sayang. Kezia pun melihat Nean dengan mata menyipit hingga Nean gemas. Kezia lebih menyembunyikan kepalanya di lengan Nean, ada satu cara untuk membangunkan gadisnya. Dia langsung mencium berulangkali pipinya dan beralih ke lehernya, menghisap lembut tanpa meninggalkan bekas.

Langsung saja Kezia bangkit memegang lehernya menatap Nean terkejut.

"Nean ih! Nanti diliat orang," bisik Kezia panik, dia melihat pramugari tersebut berdiri di dekat mereka, tentu saja melihat perbuataan nista Nean.

"Makannya bangun, ini udah nyampe."

Mereka berdua langsung turun dari pesawat pribadi Nean, saat di dalam bandara pun banyak sekali sepasang mata melihatnya. Tentu saja seorang Nean tidak mungkin ada yang tidak mengenalnya, apalagi dia berjalan dengan Kezia, model terkenal di luar negeri. Nean tidak peduli dengan berita yang akan jadi komsumsi publik tentang hubungannya, justru Nean ingin mengumbarnya.

Memberitahu bahwa gadis di sampingnya milik dia.

Keduanya menuju hotel dan memesan satu kamar VVIP, itu keinginan Nean dan dirinya torak bisa membantah keputusan tersebut. Beberapa staf di sana pun begitu melayaninya dan sudah mempersiapkan kedatangan tamu pentingnya malam ini. Kezia berdecak kagum akan interior hotel ini, apalagi gazebo mereka langsung berhadapan dengan laut dan sunset yang indah.

Pinggangnya tiba-tiba saja dipeluk oleh tangan kekar milik Nean, Kezia mengusap tangan Nean dengan lembut, bahkan dirinya terkekeh geli akan kecupan singkat Nean di sepanjang bahu dan lehernya. Tangan kekar itu mengusap pinggangnya dengan lembut, memberikan sengatan hebat di tubuhnya.

"Nean kita kapan mau ke pantai?" tanya Kezia."Matahari mau terbenam."

"Nggak mau lanjut tidur?"

"Maunya ke pantai."

"Yaudah sana ganti baju nanti ketinggalan sunset." Kezia menurut dan mengganti baju yang akan dipakai sekarang.

Akhirnya setelah beberapa lama kemudian mereka berdua berjalan kaki yang memang tidak jauh dari hotel tersebut menuju pantai, Nean sejak tadi menggandeng tangan mungil Kezia yang nampak antusias, senyumannya selalu terpancar membuat Nean senang.

Dia sengaja menyelesaikan pekerjaannya sampai tidak tidur sama sekali saat Kezia menginap di mansionnya, dikarenakan Nean ingin Kezia bersenang-senang. Setidaknya kerja keras semalam membuat senyuman itu terbit, melupakan kejadian di kantor karena bisa saja membuat Kezia merasa tertekan.

"Hey, jangan jauh-jauh," kata Nean kepada Kezia yang berlari mengejar ombak, tingkahnya lucu sekali hingga Nean terkekeh kecil lalu beranjak dari tempatnya mendekati Kezia dan memegang pinggangnya posesif. "Jangan deket-deket sama ombak," lanjutnya memeluk Kezia dari belakang.

Mereka pun terdiam, tidak berkata apa-apa. Posisi masih sama berpelukan menatap indahnya matahari yang perlahan-lahan tenggelam di hadapan keduanya, ramainya manusia di sini tidak membuat mereka terganggu. Justru Kezia merasa hanya ada dirinya dan Nean berdua di sini, tidak ada yang lain.

"Cantik banget pemadangan di depan Kezia."

"Iya emang," kata Nean melirik Kezia dari samping, wajah mulusnya itu sangat indah dengan sorotan hangat cahaya dari matahari sedang tenggelam. "Cantik," lanjutnya.

My Cruel Ex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang