SEASON 2.3

4.2K 434 166
                                    

Jangan lupa ramein ya!

Tandai jika terdapat typo dalam kalimat cerita, makasih.

Nean menuntun Kezia dengan pandangan mata yang dingin, dan berwibawa. Kharismanya bisa dirasakan oleh para pegawai di kantornya, bahkan aura yang menakutkan pun terkadang membuat beberapa dari mereka menundukkan kepala.

Namun, semua kesan menyeramkan dan penuh rasa hormat meleleh seketika akan kehadiran istrinya yang imut ini.

Dalam genggaman Nean Kezia terus melambaikan tangan kepada beberapa pegawai seperti seorang Idol yang berjalan di antara fans beratnya.

"Hai semuanya! Pagi juga hehehe! Ayok semangat kerjanya, jangan lupa makan hehehe."

Beberapa pegawai tersenyum kikuk dan bingung melakukan apa selain menjawab dan sama melambaikan tangannya juga ke arah Kezia. Dan akhirnya di dalam ruangan ini penuh dengan tangan yang melambai.

Tetapi mereka tidak memungkiri adanya istri sang bos yang datang membuat suasana tegang tidak semenakutkan sebelumnya, Kezia datang sebagai penyelamat.

Mereka yakin saat pawangnya ada di sini, Nean tidak akan berani memarahi pegawainya depan istrinya yang berhati lembut.

"Kamu mau tunggu di ruang kerja?" tanya Nean sambil membelai rambut Kezia.

"Nggak mau! Ikut kamu ajaaa," rengek Kezia sambil memegang tangan Nean memelas.

"Sayang aku ada rapat, ini bukan main-main. Kamu tunggu ya di ruang kerja." Bujuk Nean lembut, tetap saja gelengan kepala Kezia menjadi suatu jawaban mutlak yang tidak bisa diganggu gugat olehnya, bahkan oleh Marcus sekalipun.

Sejak tadi Marcus hanya bisa diam menyaksikan keributan rumah tangga orang lain dengan perasaan gusar.

"Jadi aku anak kecil ya?" tanya Kezia berkaca-kaca, membuat Nean panik dan spontan melihat ke arah Marcus yang langsung menundukkan kepalanya.

Seolah pura-pura tidak menyimak apa yang barusan saja terjadi.

"Nggak ada yang bilang kamu anak kecil," kata Nean lembut. "Hei, jangan nangis dong Cantik."

"Terus kenapa bilangnya main-main? Kezia nggak bakalan lari-lari di ruang rapat, nanti juga di sana cuma duduk manis doang," jawabnya dengan suara serak siap menangis.

"Yaudah, duduk manis aja ya janji?" tanya Nean final, Kezia pun menganggukkan kepalanya semangat membuat dirinya tidak mau ikut tersenyum gemas.

Bagaimana Nean bisa marah sedangkan orang yang membuatnya emosi mengubah emosinya yang meledak jadi hilang begitu saja, hanya Kezia yang mampu meredam kegundahannya.

"Nean emang rapatnya tentang apa?" tanya Kezia kepada Nean saat mereka berjalan menuju ruang rapat.

"Soal kerjasama antar stasiun televisi, Sayang. Nanti kamu jangan sampai kecapekan ya? Aku nggak mau kamu kenapa-napa!" tegas Nean menunjukkan sikap posesifnya kembali.

"Iya Nean, Kezia janji."

***

Di ruangan rapat nampaknya banyak orang yang fokus dan meneliti beberapa data statistik yang ditunjukkan di depannya.

Kini klien Nean di depan sedang mempersentasikan beberapa bentuk kerja sama mereka. Menampilkan tujuan pembuatan program yang mengedukasi masyarakat, Nean nampak tertarik dengan kerjasama ini.

Sedangkan Kezia nampak menopang dagunya malas melihat sesuatu hal di depannya yang membosankan, walau dia pintar dan mengerti entah kenapa saat dia hamil dirinya mendadak malas dan bodoh seketika.

My Cruel Ex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang