BAB 25

4.7K 470 25
                                    

Nean merasakan perasaan yang tidak enak sejak tadi, bahkan beberapa rekan bisnisnya di acara perusahaan ini mengajaknya bicara, tetapi dia menjawab dengan tidak fokus.

Entah kenapa dia merasa sesuatu hal yang tidak beres, bukan tentang dirinya melainkan Kezia. Nean khawatir dengan gadisnya, dia melirik arloji di tangannya, mungkin gadis tersebut sedang tertidur dengan nyenyak.

Nean berpamitan sebentar dengan beberapa rekannya untuk menghubungi Marcus, tetapi beberapa kali panggilannya hanya berdering tidak ada jawaban.

"Shit! Marcus bodoh!" geram Nean terus menghubunginya tetap saja gagal, lalu dia tidak pilihan lain dengan menghubungi gadisnya yang sama saja tidak dapat dihubungi.

Hal tersebut membuat Nean merasa khawatir dan cemas yang begitu hebat, apalagi dengan perasaan yang sedang melandanya.

"Ayolah Sayang angkat teleponnya,"" gumam Nean yang merasa sudah putus asa.

"Nean," panggil seseorang, yang tidak lain adalah Belva. Gadis itu ada di hadapannya menatap Nean dengan heran.

"Kamu kenapa kok ninggalin pesta?" tanya Belva.

"Bukan urusan lo," katanya dengan nada ketus, membuat hati Belva merasa sakit mendengarnya.

"Kamu berubah ya, nggak kayak dulu. Kalau emang kamu jaga hati, seharusnya kamu bersikap biasa aja."

"Gue lagi ada urusan tolong jangan ganggu gue."

"Karena cewek itu ya? Apa hebatnya dia?" tanya Belva dengan nada tidak sukanya terang-terangan kepada Nean.

"Hebatnya dia? Tentu saja hebat, pintar, baik, dan wanita yang paling spesial di hati gue. Gue puas secara lahir dan batin," katanya sarkas kepada Belva yang nampak terdiam dengan mata yang berlinang.

"Aku suka sama kamu, Nean. Jauh dari Kezia, saat kamu pertama kali bantuin aku dari mantan aku dulu yang maksa aku pas di klub malam, tapi kenapa orang lain mudahnya masuk ke dalam hidup kamu dengan cepat?" tanyanya dengan terisak.

"Lo salah, yang lo bilang orang baru itu belum lo tahu siapa dia? Lo mau tahu?" tanya Nean dengan senyuman sinisnya. "Mantan calon istri gue yang bakalan jadi istri," lanjutnya.

Di luar dugaan setelah Nean berbicara seperti itu Belva langsung menarik tengkuk Nean dan mencium bibirnya yang selalu dia nantikan, pria tersebut langsung mendorong keras hingga Belva terjatuh di lantai.

Tatapan tajam Nean yang dilayangkan kepada Belva membuatnya tidak akan kembali takut, bahkan perjalanannya ke Malaysia bukan karena dia ada pekerjaan.

Dia hanya ingin berduaan dengan Nean, bahkan saat di Bali sekalipun. Dia memang sengaja untuk dekat dengan Nean dan memantau Nean dari kejauhan bersama Kezia di sana, apapun Belva akan lakukan demi Nean. Untuk mendapatkan cinta dan perhatian dari pria yang selama ini dicintai dalam diamnya.

"Ternyata sejalang ini lo di depan gue," gumamnya tajam mencengkeram dagu Belva hingga meringis kesakitan karena perbuatan Nean. "Jangan harap lo mau sama gue, karena sampai lo berlutut tiap harinya di depan gue, gue nggak bakalan peduli. Kezia di atas segalanya, dan lo cuma butiran tanah yang pantes gue injak."

Nean segera pergi dari hadapan Belva yang nampak meratapi kesedihannya akibat penolakan terang-terangan Nean dan perkataan pria itu yang kasar menyakiti hatinya.

Memang kesalahannya mencintai dengan mudahnya karena perilaku Nean saat itu, dia tidak bisa membedakan bagaimana rasa cinta dan emang kasihan. Dirinya sudah sadar diri jika Nean tidak bisa dimiliki, dan Kezia jauh di atasnya. Namun Belva terus meyakinkan diri bahwa dia akan menjadi pemenangnya, lantas sekarang dia merasa hancur.

My Cruel Ex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang