SEASON 2.1

5.3K 451 56
                                    

Ada yang nunggu dan rindu sama kelanjutan cerita ini ga?

Yok kasih komentar kalian.

Tandai jika ada typo di dalam kalimat, selamat membaca!

________________________



Semenjak kehamilan Kezia, Nean semakin posesif dia selalu memperhatikan istrinya ketimbang pekerjaan yang sudah menumpuk banyak. Dia memperhatikan aktivitasnya, makanan pun dia atur sendiri.

Dirinya turun tangan demi keselamatan dan kesehatan Kezia, bahkan untuk ke kamar mandi pun dia harus diantar oleh maid di mansion nya, takut jika terjadi sesuatu dan terpeleset.

Parahnya Nean selalu menunggu Kezia sedang buang air besar atau kecil bahkan saat dia mandi, lalu menggenggam tangan Kezia karena takut terjatuh saat keluar kamar mandi.

Kezia dibuat risih, tetapi apa daya dia tidak bisa apa-apa.

Seperti sekarang, kini dirinya sedang sarapan dan di sampingnya Nean menatap dengan padangan tidak lepas dari aktivitas Kezia, dia terus memperhatikan wanita di sampingnya ini.

Memastikan bahwa sarapan yang banyak serat ini habis, susu ibu hamil diminum hingga tidak tersisa satu tetes pun. Terkadang juga Nean sangat cerewet tidak seperti biasanya datang ke dapur, memberikan list makanan sehat dan melihat proses koki di rumahnya memasak.

Dia tidak ingin ada zat berbahaya dan bahan-bahan berlebih dikomsumsi janin dan istrinya.

"Kamu kenapa liatin Kezia kayak gitu, ini habis nih tuh sampai gelasnya kering," kata Kezia mengangkat gelasnya dan membalikkan agar Nean percaya. Gelas tersebut dibawa oleh Nean dan menyimpannya di meja.

"Jangan mengangkat barang sayang, aku tidak suka," kata Nean dengan tegas.

Kezia menghela napas lagi, padahal dia hanya mengangkat gelas. Ini akan menjadi masalah lagi?

Ayolah semenjak dirinya mengandung, Nean selalu mengutarakan sesuatu yang pantas untuk didebat olehnya.

"Nean ini cuma gelas bukan barbel," celetuk Kezia dengan tidak habis pikir.

"Pokoknya jangan kecapekan."

"Nean aku nggak bikin perahu terus aku tendang sampai terbalik, aku dari seminggu yang lalu duduk sama tidur. Nggak ikut tawuran sama balapan lho." Nean terkekeh dan mengusap kepala Kezia lembut.

"Demi kebaikan kamu, sayang. Aku nggak mau terjadi sesuatu yang bikin kalian ini dalam keadaan bahaya."

Tangan kekar Nean terus memberikan gerakan memutar di perut Kezia yang masih rata, lalu dia menyingkap baju Kezia dan mengecupnya dengan lembut.

"Daddy's here, baby," bisik Nean di depan perut Kezia.

Kezia merasa geli karena kecupan hangat Nean dan berbisik di perutnya tanpa dia tahu, apa yang sedang dibicarakan Nean dengan calon buah hatinya. Tangan mungilnya itu pun mengusap halus rambut suaminya yang tertata rapih tersebut.

"Kapan dia keluar?" tanya Nean menunjuk perutnya terus menerus dengan wajah cemberut.

"Nanti masih lama kata dokternya."

"Aku sudah nggak sabar. Sehat-sehat yah sayang, kamu harus jaga kesehatan dan lebih berhati-hati, jangan egois dalam hal apapun itu. Makan yang banyak, ingat di dalam tubuh kamu ada nyawa yang harus kita jaga sampai lahir dan beranjak jadi dewasa. Tanggung jawab kita bertambah, bukan menjaga hubungan ini. Kelak nanti kita akan dipusingkan oleh pertumbuhan buah hati kita, bertanggung jawab atas pertumbuhan anak kita. Pola pikir dan mental yang dibentuk anak kita nanti hasil dari didikan dan kasih sayang, aku tidak ingin dia kekurangan kasih sayang dan materi. Semuanya harus seimbang, dan adil."

My Cruel Ex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang