14. Sahabat bawel

1.6K 181 22
                                    

"Kelvin udah bilang sama kamu, kan? Besok kita mau diajak makan di Tiramissyou." Natasya memberikan informasi tersebut yang jelas sudah pasti aku ketahui.

"Iyap, jelas dong. Soalnya aku udah kode-kode mulu gitu minta ditraktir," sahutku ketawa pelan.

Kami berdua sedang menunggu Kelvin yang masih berada di dalam ruangan menjalankan sidang seminar proposal skripsinya. Sambil duduk-duduk di pinggiran taman Fakultas Teknik, aku banyak ngobrol dengan Natasya. Bagaimana mengatakannya kalau Kelvin sangat berjuang keras demi skripsinya, dia harus menunggu sampai ada klien baru di kantor konsultan Ayah untuk bahan penelitiannya. Intinya pria itu sudah sangat bersyukur bisa sampai ke tahap ini. Itu cowok skripsinya memang maunya yang susah-susah, yang tidak biasa pokoknya. Walau lumayan bikin keras perjuangannya.

Tidak beberapa lama menunggu ada seorang datang mendekati kami dengan ekspresi wajahnya yang ceria. Cowok dengan kemeja putih, celana bahan hitam, serta jaket almamater kampus kami. Tas ransel besarnya nempel di punggung. "Nat!" seru Kelvin yang menganga melihat kemunculanku. "Loh, ada Andah? Kamu ngapain?"

Apa kehadiranku tak diharapkan olehnya sampai dia bertanya begitu?

"Ya mau menyambut kamu dong! Waktu itu kamu minta dikasih cokelat ajaib Andah." Aku mengeluarkan cokelat dan menyerahkannya padanya. "Waktu dateng ke acara Semprop Fando, kamu bilang mau digituin juga."

Kelvin mengatakan agar kedatanganku ini ya terserah tak wajib banget. Aku datang ya dia pasti bahagia, aku tak datang juga tak apa-apa. Namun aku yang sedang kurang kerjaan, alias pengen sok sibuk memilih datang untuk menemani Kelvin. Aku hanya tak ingin waktu-waktu kosong hanya membuatku menjadi melamun overthinking. Walau aku tak mau kadang suasana mendukung untuk aku memikirkan hal tak baik itu.

"Thanks yo, Adikku!" Kelvin menerima cokelatnya dengan semringah lalu maju melangkah untuk memelukku erar.

"Selamat ulang tahun Abangku yang judes!" seruku balas memeluknya erat.

"Kok inget? Aku udah diem-diem nutupin." Kelvin tertawa malu. "Makasih, nggak usah repot ngasih hadiah apa-apa. Oke?" Dia menatap wajahku dengan sorot yang amat jarang ditunjukkan, tatapan matanya seperti terharu dan sayang.

"Geer banget! Itu kado dariku cokelat sebatang." Aku memasang wajah masam. Untuk kado, aku sudah mempersiapkannya meski dadakan.

"Yah, tau dikasih cokelat doang aku malah jadi sedih. Tadi aku cuma kode tau." Kelvin bercanda tapi raut wajahnya tetap datar. Kemudian dia tertawa pelan sebentar.Setelah melepas pelukannya padaku dia berpindah melanjutkan memeluk pada Natasya. "Sayangku juga, makasih banyak ya nemenin."

"Selamat ya Sayang, lancar sampai nanti lulusnya ya. Semangat!" seru Natasya balas memeluk erat Kelvin.

"Happy birthday, Honey! Doaku udah panjang di pesan tadi pagi ya? Hehe."

"I'm glad to having you, Nat. Thanks. Love you," jawab Kelvin yang memang hanya manis cuma sama pacarnya.

"Wooooo, kesempatan aja sebenarnya pengen meluknya Nat kan?" cetusku. Aku yang menjadi sewot melihat mereka peluk-pelukan. "Woi udah! Dunia bukan cuma kalian berdua, awas ketangkep Dekan!" seruku.

Kelvin menoleh terusik oleh gangguanku. "Dekan ngapain ke sini? Udah pada makan siang kan ya? Kalian mau ngopi-ngopi nggak? Kita ke kedai Minutes yuk!"

"Siap, dibayarin kan?" Aku menerima toyoran sedikit dari Kelvin.

"Inget besok, kamu pasti bakalan makan banyak!" serunya ketus.

Aku mengelak dengan cepat. "Ih, enggak, apaan! Napsu makanku udah turun drastis!"

Kelvin menjadi tertegun sesaat. "Sekarang makan banyak lagi aja deh, nanti biar Bunda seneng kamu makan banyak."

MenepiWhere stories live. Discover now