#17

11 1 0
                                    

Jangan sampai mati rasa apalagi stuck di masalalu
Karena tidak semua orang yang datang akan memberi luka baru


Hubungan putri dan tiar masih sebatas teman. Sudah waktunya tiar jujur soal perasaannya kepada putri. Di jam istirahat tiar menyuruh Gio untuk menjemput putri ke rooftop.

"Put lo disuruh tiar ke rooftop tuh" ujar gio mengunyah permen karet

"Ngapain ke rooftop?" tanya putri polos

"Mana gue tahu kan gue cuman disuruh, kesana aja put siapa tau si tiar mau bunuh diri" gio membuat lelucon yang membuat putri panik

Putri tak berpikir panjang langsung menemui tiar ke rooftop. Perkataan gio dianggap serius olehnya.

"Tiar..." putri melihat tiar yang membelakanginya dan segera menarik tangan tiar

"Put kamu kenapa? Kok kaya cemas gitu?" tanya tiar heran

"Harusnya aku yang nanya. Kamu ngapain mau bunuh diri?" tanya putri dengan nafas memburu karena kelelahan

"Siapa yang mau bunuh diri put? Aku masih muda dan hidup ku masih panjang buat jadi temen hidup kamu" ujar tiar tersenyum

"Aku kesini khawatir sama kamu kata gio kamu mau bunuh diri. Malah ngegombal ya kamu" cerocos putri kesal

"Wah kurang ajar si gio, aku minta kamu kesini karena aku mau ngomong sesuatu" ujar tiar mulai serius

"Ngomong apaan?" tanya putri yang menatap tiar

"Will you be mine?" tiar menatap lekat putri

"Kamu jangan becanda dong" putri merasa ini bukan waktu yang pas

"Aku gak becanda put, aku sadar kalo aku suka sama kamu. gimana mau gak jadi pacar aku?" ujar tiar meyakinkan

Putri terdiam sebentar lalu mengangguk

"Bilang iya gitu jangan ngangguk doang" ujar tiar

"Iya tiarrr" jawab putri gemas

"Makasih ya udah beri aku kesempatan buat jadi cowok yang akan bahagiain kamu setelah ayahmu" tiar memegang tangan putri

"Makasih juga udah bikin aku yakin kalo ada cowok baik kayak kamu dan nyembuhin luka lamaku" putri meneteskan air mata

"Jangan nangis dong, aku janji gak bakal bikin kamu sedih dan jangan pernah berfikir kalo aku sama dengan mantanmu" tiar mengusap air mata putri
Putri tersenyum dan hatinya merasa hangat dengan perlakuan tiar.

"Bel udah bunyi tuh, kita masuk dulu nanti lanjutin berduaannya" ujar tiar tertawa kecil

"Ih kamu jadi gombal trus bucin juga" ledek putri mencubit pipi tiar

"Sakit tau, aku juga manusia bisa bucin pada waktunya" jawab tiar

"Ya udah kita ke kelas" putri berjalan duluan

Saat masuk kelas tiar melihat gio dan ingat dengan apa yang dia perbuat.
"Lo nyebelin yo, omongan lo bikin putri khawatir tau gak" tiar sedikit kesal

"Omongan yg mana? Bisa di mode normalkan gak tuh muka" ujar gio

"Omongan lo yang bilang sama putri kalo gue mau bunuh diri" jawab tiar

"Ya sorry bos, lagian si putri banyak tanya. Ya udah gue bilang  gitu biar dia cepetan naik ke rooftop" jelas gio pada tiar

"Kan bisa cari alesan lain yoo" tiar mendelikan matanya

"Emang abis ngapain sih di rooftop?" tanya gio menyelidik

"Kepo lo" jawab tiar cuek

"Kepo-kepo gini gue anak lo" ujar gio tertawa

"Idih ogah gue punya anak kayak lo gak ada yang dibanggain" tiar melengos keluar

"Sensi amat lu bos" teriak gio


Budayakan vote karena pembaca baik selalu menjnggalkan jejak dan menghargai

senja dan fajar [Selesai]Where stories live. Discover now