#20

27 2 0
                                    

"Aku gak bisa anterin kamu pulang gapapakan?" tanya Fajar

"Gapapa kok, kamu latihan band aja buat nanti kelulusan" ujar Senja memberi senyum untuk meyakinkan

"Ya udah kamu pulangnya hati-hati. Kalo udah sampe kabarin aku" Fajar sambil memegang tangan Senja

"Oke, bye." Senja melambaikan tangannya dibalas dengan lambaian dari Fajar.

Karena Fajar tidak bisa mengantarkan Senja, terpaksa dia menggunakan angkutan umum untuk pulang. Di tengah perjalanan angkot yang ditumpangi Senja mogok. Lalu dia melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki sambil menunggu kendaraan umum lain lewat.
Tak disangka dari tadi ada yang mengikuti Senja selama perjalanan. Senja mulai merasakannya dan berjalan dengan cepat. Sialnya si penguntit malah semakin terang-terangan mengejar Senja.
Si penguntit berhasil mencengkram tangan Senja.
"Kamu siapa? Ada urusan apa kamu sama saya?" tanya Senja dengan suara tinggi

"Lo cuman perlu ikutin gue. Jangan banyak omong apalagi teriak karena gak bakalan ada yang nolongin elo." pria yang memakai topi dan masker itu membuat Senja ketakutan.

"Ogah. Gue gak akan ngikutin kemauan elo, sekarang lepasin tangan gue atau" sontak cara bicara Senja berubah kasar dan penuh penekanan

"Atau apa hah? Gadis lemah kayak lo gak bakal bisa lepas dari tangan gue" ujar pria itu semakin mencengkram tangan Senja.

Tak lama dari itu Senja menggigit tangan pria itu dan menendang kemaluannya. Lalu segera berlari ke tempat persembunyian dengan nafas terengah-engah.

"Lo gak bakal bisa kabur Senja Elina Putri" teriak pria itu yang membuat Senja heran kenapa dia tau nama lengkapnya.

Senja berusaha mencari tempat paling aman untuk bersembunyi.
"Ayah" rintih Senja menahan tangis agar tak terdengar penjahat itu.
Dia berusaha menelpon ayahnya terlebih dahulu. Karena dia tahu bahwa Fajar sedang latihan band, pasti ponselnya dimatikan atau pun di silent gak bakal kedengeran.
Tuuuut...tuutt..tuuuttt
Panggilan itu tak kunjung ada jawaban. Dia mencoba menelpon Fajar semoga ada keajaiban tapi sayang sama saja dengan ayahnya yang tak kunjung dijawab.
Senja segera keluar dari persembunyian dan mencari jalan yang ramai orang, untuk meminta tolong.
"Gimana mau nyerah aja?" tiba-tiba suara pria tadi terdengar lagi

Senja membalikan badan dan menemukannya.
"Sebenernya kamu mau apa dari saya hah?" tanya Senja dengan pipi basah serta pelipis yang penuh keringat.

"Gue cuma pengen elo nyumbang itu aja kok" ujar pria itu melangkahkan kakinya mendekati Senja

"Nyumbang? Nyumbang apaan?" tanya Senja heran

"Nyumbangin seluruh jiwa dan raga lo ke gue" ujar pria itu mendekatkan wajahnya ke telinga Senja

Plakk...tamparan mendarat di pipi pria itu.
"Aw sakit" keluhnya sambil tertawa seperti lelaki mabuk

"Sebenernya lo siapa? Jangan kurang ajar sama gue" bentak Senja mencoba membuka topi dan maskernya.

***Di sekolah***

"Senja ngecall gue banyak banget ada apa ya?" tanya Fajar pada diri sendiri dan mencoba menelpon balik, tapi tak ada jawaban.

"Apa jangan-jangan Senja marah karena gue gak angkat telponnya trus dia gak mau angkat telpon gue" Fajar berfikir logis saja

"Ada apa sih kok elo kayak orang khawatir gitu?" tanya Gio

"Ini Senja nelpon tapi gak keangkat sama gue, trus gue telpon balik tapi dia gak angkat" jelas Fajar pada Gio

"Wah wah elo dalam bahaya" ujar Gio menakut-nakuti Fajar

"Maksud lo?" tanya Fajar bingung

"Besok lo diputusin Senja" jawabnya tanpa dosa

"Jaga tuh mulut lu ya. Gue mau ke rumah Senja jadi kalian latihan tanpa gue aja. Gue cabut duluan" ujar Fajar dan bergegas ke rumah Senja.

Tapi nihil, saat Fajar ke rumah Senja dia tak menemui pacarnya itu. Bahkan ibu malah bertanya balik padanya. Kebetulan ibu sedang di teras rumah.
"Bu apa Senja udah pulang?" tanya Fajar tanpa basa-basi

"Eh nak Tiar, kok nanya sama ibu sih biasanya kan kamu yang anterin pulang" ucap ibu

"Nggak bu, hari ini aku ada latihan band jadi Senja pulang sendiri" jelas Fajar

"Tapi Senja belum pulang dari tadi" ucap ibu lagi

"Ibu coba telepon ayah, Mungkin ayah yang ngejemput Senja" saran Fajar

"Ya sudah ibu telepon ayah Senja dulu, kamu kalo mau minum ambil aja di dapur ya" ujar Ibu dan mengambil telepon
"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, ada apa bu?" jawab ayah Senja

"Yah apa kamu menjemput Putri ke sekolah?"

"Tidak bu, tadi sih putri ada menelpon ayah, cuman gak keangkat soalnya ayah lagi meeting" jelas ayah Senja

"Oh ya sudah kalo begitu"

"Katanya ayah tidak menjemput Senja" ujar Ibu pada Fajar

"Aku pamit cari Senja ya bu" Fajar berpamitan

"Hati-hati kalo ada kabar soal Senja kabarin ibu" ujar ibu khawatir

"Iya bu, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" jawab ibu

Fajar mencoba mencari ke rumah teman-teman Senja.
Namun, tak ada satupun yang tahu Senja dimana.




Budayakan vote dan komen

senja dan fajar [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang