#7

20 2 0
                                    

Tentang rasa yang tak pernah dapat bicara

Hari ini bertepatan dengan anniv putri dan mantannya jika masih lanjut mungkin sudah menginjak 2 tahun
"Permisi....spadaa" teriak seseorang diluar

"Iya sebentar" jawab putri dengan buru buru keluar

"Ada apa ya mas?" tanya putri

"Ini ada paket atas nama putri" sambil menunjukan paketnya

"Untuk saya? Salah orang kali masnya,, nama putri kan banyak" putri terlihat bingung sambil memikirkan jika benar untuknya lalu dari siapa

"Tidak salah orang mba, ini alamatnya benar kok, terima saja mba lalu tanda tangan biar beres" sambil menyodorkan paket dan tersenyum

"Oh iya deh, makasih mas"
Putri bergegas ke kamarnya tak sabar ingin melihat isi paketnya apa ya?

"Put itu paket dari siapa?" tanya ibu

"Eh ibu, gak tau bu belum aku buka soalnya gak ada nama pengirim yg jelas" ujar Putri

"Ya sudah buka, nanti bantu ibu masak ya" ibu kembali ke dapur

"Iya bu" Putri lari ke kamarnya tapi putri merasa janggal dan ragu untuk membuka

***
"Hwaa... Udah siang ya" tiar baru bangun sambil meregangkan tubuhnya
Tiar bergegas ke kamar mandi lalu lanjut sarapan
"Aduh juragan baru bangun ya" ledek papahnya

"Hiii...iya pah semalam begadang" jawab tiar sambil nyengir

"Ya udah ayo sarapan" ajak Ahmad

Selesai sarapan tiar berencana akan ke rumah putri
Mumpung hari libur tiar ingin ngajak putri jalan seperti remaja pada umumnya kalo sedang PDKT
"Pah tiar izin keluar ya" Tiar pamit
Menyalakan motornya lalu berangkat.

***rumah putri***

"Put sarapan dulu ibu sudah selesai masak" ibu bingung kenapa sejak tadi putri tidak keluar, apa yang terjadi bahkan putri tak membantu ibu masak

"Iya bu sebentar lagi" putri tak membuka pintu hanya bersuara dengan suaranya yang terdengar parau

"Assalamu'alaikum" seseorang memberi salam

"Wa'alaikumsalam" ibu keluar dan mempersilahkan duduk pada Tiar

"Bu, putrinya ada?" tanya Tiar

"Oh iya ada, sebentar ibu panggilkan ya" ujar ibu
Ibu mengetuk pintu kamar putri belum ada suara pintu yang akan terbuka

Ibu kembali menemui Tiar
"Maaf nak, sedari tadi putri tak keluar dari kamarnya" ujar ibu

"Kenapa bu? Apa putri sakit?" tanya Tiar

"Ah sepertinya tidak tadi pagi dia baik baik saja, sejak ada kiriman paket untuknya dia tak keluar dari kamar" jawab Ibu

"Paket, memangnya isi paket itu apa lalu dari siapa?" terdengar khawatir

"Entahlah, coba sekali lagi ibu panggilkan ya" ujar Ibu

"Iya bu, kalo boleh biar saya yang membujuknya keluar" ujar Tiar

"Oh iya boleh nak, barangkali putri akan keluar jika kamu yang membujuknya" jawab ibu pada Tiar

Kenapa ibu bilang begitu padahal Tiar itu tidak ada hubungan dengan putri
Seolah pemuda itu mendapat kepercayaan dari ibu putri.

"Put...putri kamu boleh keluar sebentar tidak" ujar Tiar

Suara itu sepertinya aku tidak asing lagi... Ah mana mungkin kalo dia.
Putri menerka siapa yang diizinkan ibu untuk mengetuk kamarnya, lalu dia membukakan pintunya.

senja dan fajar [Selesai]Where stories live. Discover now