#18

13 2 0
                                    


Hari ini berbeda dengan hari biasanya. Status Putri dan Tiar sudah resmi berpacaran. Mereka menyembunyikan hubungannya untuk sementara waktu.

Senja, ya nama itu yang menjadi panggilan baru Putri dari sang Fajar yaitu Tiar. Panggilan itu diambil dari nama depan mereka. Karena belum ada orang lain yang tahu tentang hubungan  mereka, jadi hanya sesekali mereka saling memanggil Senja dan Fajar. Begitupun nama di kontak masing-masing.

"Put, gimana sama Tiar?" tanya Dinda

"Gak gimana-gimana" jawab Putri datar

"Denger-denger kemarin kamu nemuin Tiar ke Rooftop" ujar Dinda

"Iya Put, jangan-jangan kamu ditembak yaa" sambung Sheila

"Uhuk" Putri sedikit tersedak dengan makananya

"Duh pelan-pelan dong makannya Put" ujar Dinda memberi minum

"Kata siapa aku ditembak?" tanya Putri

"Kan aku bilangnya jangan-jangan bukan iya-iya" jawab Sheila

"Apaan sih la gak jelas" ujar Putri

"Maksud si Sheila tuh jangan-jangan kamu ditembak si Tiar, ini tebakan Sheila aja kan" Dinda menjelaskan

"Oh itu, aku kemarin ke Rooftop nyamperin Tiar cuman buat kasih jaketnya yg aku pinjem" Jelas Putri berbohong

"Oh cuman itu toh, kirain" ujar Sheila

"Eh btw aku belum lihat Tiar hari ini" ungkap Dinda

"Iya betul, kemana ya dia? Biasanya udah stand by di kantin" ujar Sheila

"Gak enak badan katanya jadi gak masuk" Putri keceplosan

"Loh kok kamu tau Put?" tanya Dinda dengan tatapan menyelidik

"Aku tau dari Gio bukan dari Tiar langsung kok" ujar Putri berbohong lagi

"Ouh gitu" kata Dinda
Mereka melanjutkan makan siangnya.

Sepulang sekolah Putri berniat menjenguk Tiar. Putri menggunakan taksi online ke rumah Tiar. Tak lupa membawa buah tangan untuk sang pacar.
"Assalamu'alaikum" Putri mengetuk pintu rumah Tiar

"Wa'alaikumsalaam, eh neng Putri ya" jawab bi Inah

"Iya bi, aku mau jenguk Tiar" ujar Putri tersenyum

"Silahkan masuk neng" titah bi Inah

Putri memasuki kamar Tiar tanpa mengetuk pintu lagi. Dia melihat kekasihnya itu sedang tertidur. Putri mencoba mengecek suhu tubuhnya dengan menempelkan tangannya pada dahi Tiar. Tapi, sentuhan itu membuat Tiar terbangun.

"Senja" Fajar menyapa dengan suara yang parau

"Maaf ya aku bikin kamu kebangun" ujar Senja tak enak

"Gapapa kok, aku seneng kamu jenguk" Fajar tersenyum padanya

"Kita ke dokter aja yuk, kamu demamnya tinggi" Senja merasa cemas

senja dan fajar [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang