#22

11 3 0
                                    

Saat Raihan mencoba mendekati Putri di toilet. Putri panik melihat kelakuan Raihan yang akan melecehkan dia. Tangan Putri ditarik olehnya, Raihan mengendus leher Putri yang putih nan halus. Beruntungnya, saat itu Putri mendorong Raihan hingga terjatuh dan berteriak meminta tolong. Terdengar oleh seorang lelaki baik, lalu ia menolong Putri.

Putri pulang diantar oleh teman perempuannya. Dengan keadaan shock dan mata dengan tatapan kosong.
Setelah mengetahui penyebabnya, orang tua Putri mendatangi rumah Raihan.
Raihan merasa malu dan kecewa pada diri sendiri. Begitupun Putri yang sangat merasa kecewa pada sang pacar. Dengan teganya Raihan menjadikan Putri bahan permainan.
Kedua orang tua Raihan juga merasa kesal dan kecewa pada anak semata wayangnya.

Dari kejadian itu kedua orang tua Raihan sering bertengkar, karena saling menyalahkan perkara Raihan yang kurang didikan ibu nya atau ayahnya. Selain itu, kasus yang menimpa Raihan dijadikan ancaman perusahaan oleh rivalnya.

Pernikahan orang tua Raihan berujung ke perceraian. Ibu Raihan mengalami depresi sampai sekarang. Karena merasa gagal menjadi seorang istri dan seorang ibu.
Flashback off

"Jadi aku ngajak kamu kesini karena ibu ingin sekali ketemu kamu" ujar Raihan

Rasanya Senja ingin marah pada Raihan, karena caranya dia membawa kesini salah. Namun, Senja urungkan kemarahan itu. Melihat kondisi sang ibu dari mantan menjadikan Senja iba.

"Trus ayah kamu tahu keadaan ibu mu sekarang?" tanya Senja dengan ragu

"Ayah tidak pernah lagi menemui kita disini put" jawab Raihan lemah

"Maaf" kata itu terucap begitu saja dari mulut Senja

"Kamu gak usah minta maaf, semua ini salahku. Andai dulu aku tak melakukan itu semuanya akan baik-baik saja. Mungkin sekarang kita masih pacaran." ujar Raihan merasa bersalah dan mulai berkaca-kaca

"Ini udah malem, aku harus segera pulang. Nanti kedua orang tuaku khawatir" Senja mengalihkan pembicaraan

"Aku anter ya put" ini bukan pertanyaan tapi pernyataan

"Akan lebih baik aku pulang sendiri aja. Ayahku pasti gak suka melihat kamu" jelas Senja pada Raihan

"Kalo begitu hati-hati, dan makasih udah mau nemuin ibu" ucap Raihan tersenyum

"Iya sama-sama" Senja melenggang pergi

Sesampainya di rumah, Senja dibuat kaget karena disana ada Fajar.
"Kamu kemana aja? Semua orang khawatir sama kamu" ucap ibu memeluk Senja

"Aku dari panti bu, seperti biasa menjenguk anak-anak disana" Senja berbohong karena tak mau mereka tahu

"Kok baju kamu lusuh banget?" tanya ibu lagi

"Tadikan bantuin bersihin panti bu" bohongnya lagi

"Udah bu, kasian putri kita kecapean. Lagian yang penting sekarang senja udah pulang." ujar Ayah Senja

Fajar dan Gio hanya melihat kebersamaan Senja dan orang tuanya. Ingin rasanya Fajar memeluk pacarnya itu. Tapi, tak enak jika didepan orang tuanya.

"Aku minta maaf udah bikin kalian khawatir" ucap Senja merasa bersalah

" ya sudah ibu dan ayah masuk duluan, kamu kalo mau ngobrol sama nak fajar silahkan" ujar ibu yang mengerti situasi

"Makasih ya Gio udah khawatir sama aku" ujar Senja tersenyum

"Sama-sama bu bos" jawab Gio nyengir

"Ehem, kamu tuh ya doyan banget bikin orang-orang khawatir. Lagian aku lebih khawatir sama kamu ketimbang si Gio" cerocos Fajar

"Duh bos masa elo cemburu sama gue sih" sambung Gio meledek Fajar

"Iyaa aku tau kok, makanya aku beruntung banget punya pacar kayak kamu. Makasih ya udah khawatir dan mau nyariin" ucap Senja tersenyum manis dan mencubit pipi Fajar

"Makasih sih makasih, tapi gak pake nyubit juga kali" ujar Fajar

"Uuh ngambekan ya, sekarang kamu pulang aja kan udah malem banget" titah Senja

Tiba-tiba Fajar memeluk Senja.
"Ehemm mertua mana ya" Gio mencoba menyadarkan Fajar

"Maaf ya kelepasan, abisnya aku khawatir banget sama kamu." Fajar salting atas pelukan tadi

"Iya gapap kok. Ya udah pulang gih kasian tuh si Gio udah dinyamukin" ujar Senja tertawa

"Perhatian banget sih punya si bos" ucap Gio

"Ya udah aku pulang dulu ya. Selamat malam princess." ucap Fajar





Budayakan vote dan komen untuk ketidaknyamanannya
Thanks buat yang baca

senja dan fajar [Selesai]Where stories live. Discover now