>> 2

152 27 7
                                    

“Makan siang, Kak!” teriak Safaa dari depan pintu gudang. Dengan cepat Zayn memasukkan alat yang baru saja ia temukan tadi ke dalam boxnya. Tak lupa ia juga memasukkan buku kecil hitam tadi.

“Okay Safaa. Kau duluan saja” balas Zayn terhadap adiknya dengan nada sedikit berteriak. Lalu ia memutuskan untuk membawa box yang berisikan alat tadi ke dalam kamarnya. Setelah keluar dari pintu ruang gudangnya, ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk memastikan jika tidak ada orang yang melihatnya. Dengan segera ia berjalan masuk ke dalam kamarnya lalu meletakkan box tersebut di kolong tempat tidurnya. Zayn pun menuju ke ruang makan untuk bergabung dengan keluarganya.

“Nah, itu kak Zayn” ucap Safaa lalu duduk di samping seorang gadis yang tersenyum saat menyadari kehadiran Zayn.

“Elsa? Sejak kapan kau disini?” tanya Zayn lalu duduk di sebelah Elsa. Elsa adalah salah satu teman karib Zayn.

“Hi Zayn. Baru saja aku datang. Aku tadi hanya ingin meminjam catatan praktikum minggu lalu. Tapi ibumu menyuruhku bergabung untuk makan siang” jawab Elsa.

“Ini sudah waktunya makan siang, Elsa” ujar ibu Zayn.

“Terima kasih, tante. Maaf kalau merepotkan” kata Elsa lalu tersenyum. Ibu Zayn menuangkan jus jeruk ke dalam gelas yang berada di hadapan Elsa.

“Kami sudah mengenalmu dengan baik. Aku pun sudah menganggapmu seperti anakku sendiri, Elsa. Tidak ada kata merepotkan untukmu” ucap ibu Zayn lalu duduk dikursinya. Dan suasana pun hening. Mereka mulai menyantap makan siang yang telah dimasak oleh Trisha, ibu Zayn.

“Kak, bisa ajari aku melukis nanti?” Tanya Safaa kepada Zayn. Zayn terdiam sejenak. Seketika ia teringat tentang benda yang baru saja ia temui tadi. Ia ingin memberitahu Elsa tentang hal ini.

“Uhm, tapi kakak ada tugas yang harus diselesaikan. Besok saja ya” jawab Zayn. Safaa mengangguk dan melanjutkan makannya.

Setelah selesai makan, Zayn membantu ibunya merapikan meja makan dan memindahkan piring-piring kotor ke tempat cucian piring.

“Selesaikan saja tugasmu, biar ibu yang membersihkan ini semua” kata Trisha lalu mengambil apron dan memulai mencuci piring.

“Baiklah bu” jawab Zayn lalu bergegas menaiki tangga. Elsa menghampiri Trisha untuk mengucapkan terima kasih atas makan siangnya. Lalu Elsa mengikuti Zayn menuju kamar Zayn yang berada di lantai atas. Sesampainya di kamar, Zayn mengambil sekumpulan kertas dan menyerahkannya kepada Elsa.

“Ini laporan praktikumnya” ucap Zayn lalu duduk di atas tempat tidurnya.

“Okay kalau begitu aku pulang dulu. Thank---“ belum sempat Elsa mengucapkan terima kasih,  tetapi Zayn memotong perkataan Elsa.

“Tunggu, Els. Jangan pulang dulu” sela Zayn. “Kupikir kau harus melihat ini” lanjut Zayn lalu ia mengambil box yang ia temukan tadi.

“Lihat ini. Aku baru menemukan ini” kata Zayn lalu meletakkan box tersebut di atas tempat tidurnya. Zayn bergegas untuk menutup pintu kamarnya dan kembali duduk disamping Elsa.

“Apa ini, Zayn?” tanya Elsa bingung. Ia membaca tulisan yang berada pada box itu. “Forbidden?” ucapnya dengan suara pelan.

“Aku tidak tahu apa sebenarnya benda ini, El. Tapi aku merasa tertarik untuk mencari tahu benda apakah ini” ucap Zayn lalu membuka box tersebut.

“Alat apa ini, Zayn?” kata Elsa sambil memandangi alat tersebut.

“Entahlah, El. Aku menemukan box ini di gudang. Gudang rumah ini penuh sekali barang-barang bekas dan tua yang sudah tidak dapat dipakai lagi. Semua barang itu bukan milik keluargaku. Itu milik penghuni lama rumah ini. Kau tahu sendiri kan, aku dan keluargaku baru saja pindah ke rumah ini sejak dua minggu yang lalu,” jelas Zayn. Elsa masih memerhatikan alat itu dengan seksama.

“Apakah ini sebuah mesin? Tapi mesin apa ya?” Elsa berbicara lalu menatap Zayn.

“Aku belum tahu. Dan pastinya aku akan tahu” jawab Zayn lalu mengambil buku hitam yang ada pada dasar box tersebut.

“Lihat. Di dalam box ini terdapat buku ini. Aku belum membukanya. Dan sekarang aku akan membukanya” ucap Zayn lalu membuka halaman pertama buku itu.

“Judulnya The Rules of The Game. Kupikir ini sebuah permainan” kata Zayn lalu mulai membaca kalimat pertama pada halaman pertama buku itu.

“Mau kubacakan?” tanya Zayn kepada Elsa. Elsa mengangguk dan Zayn mulai membacakan kata demi kata yang tertulis pada buku tersebut.

Dalam halaman pertama tertera:

WARNING:

 

Jika kau memutuskan untuk memulai, konsistenlah dengan keputusanmu. Jika kau tidak konsisten, berarti kau menempatkan dirimu pada sebuah masalah.

 

Solve or Die.

~~~~~~~~

Solve or Die (z.m) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang