>> 19 | END

109 15 11
                                    

Sangat konyol, rasanya. Jika dipikir-pikir, sangat bodoh sekali mereka bisa terjebak dalam sebuah permainan buatan seorang psikopat. Namun siapa sangka permainan itu memang dibuat oleh seorang psikopat tua yang sudah menjalankan perbuatan kejinya itu sejak lama? Tiada yang bisa menyangka termasuk Elsa dan teman-temannya. Kini hidup mereka tetap dihantui rasa bersalah karena telah mempercayai permainan konyol tersebut yang menyebabkan diri mereka celaka bahkan salah satu dari mereka terenggut nyawanya.

Saat ini Greg sudah berada di rumah. Ia sedang menjalani masa pemulihan kakinya. Ia merasa hampa. Bukan dikarenakan ia tidak bisa bermain basket, melainkan ia kehilangan salah seorang temannya. Sahabatnya. Rasanya ada yang kurang. Ketika yang lain datang berkunjung ke rumahnya, tak ada lagi sosok Zayn. Sosok yang sebenarnya sangat peduli kepada kawannya. Sosok yang sangat perhatian.

Martin kini kembali menikmati sisa liburannya. Namun rasanya tak nikmat. Ia kerap mengurung diri di rumah. Rasanya seakan tak ingin melihat dunia luar. Tak jarang, ia terbangun karena mimpi buruk. Mimpi di mana ia melihat Zayn menembakkan peluru ke kepalanya sendiri. Kejadian itu sangat membekas pada diri Martin. Martin tak bisa tenang. Martin takkan bisa melupakan kejadian itu.

Fla kini menjadi sosok yang lebih pendiam. Ia masih sangat terpukul pada kejadian bunuh diri Zayn. Ia juga teringat ketika Zayn membantunya saat terjatuh dari tepi jembatan. Zayn rela mengalahkan rasa takut dan melupakan sejenak kejadian pahit yang telah menimpanya hanya untuk menolong diri Fla. Fla takkan lupa.

Elsa masih saja sama. Ia menghabiskan banyak waktunya di kamar. Malam setelah ia bebas dari sekapan Tuan Arthur, ia pulang bersama Martin dan Fla. Ia pulang dan menemukan sebuah boneka beruang dan sebuah surat pada tempat tidurnya.

Elsa kini meraih surat itu lagi dan membacanya untuk yang kesekian kali. Ia membacanya sambil terus memeluk erat boneka beruang berwarna cokelat itu.

Elsa,
Aku meminta maaf. Maaf atas keegoisanku. Maaf atas keputusanku. Maaf atas kebodohanku. Maaf atas perbuatanku yang takkan bisa kamu dan teman-teman lainnya terima. Aku mohon sampaikan permohonan maafku ini untuk teman-teman yang lain. Aku tidak ingin membahasnya lebih lanjut. Aku ingin membahas hal lainnya. Aku ingin membahas dirimu.

Terima kasih, Elsa. Terima kasih telah menjadi sahabat baikku. Terima kasih telah mencintaiku. Walaupun aku belum sempat memintamu untuk menjadi kekasihku, namun segalanya cukup bagiku. Bersamamu saja sudah membuatku bahagia. Maaf aku pergi meninggalkanmu. Mungkin saat kau baca ini, kau tak bisa lagi melihatku. Namun lihat! Kau telah bebas, bukan? Kuharap seperti itu.

Ingat janjimu padaku, Elsa. Aku tak suka melihat dirimu menangis. Jadi, kumohon jangan terlalu sering menangis. Jika kau menangis, aku di sini turut menangis. Dan jangan khawatir. Aku selalu ada bersamamu. Jika ada suatu hal yang membuatmu takut, ingat saja bahwa aku ada di sampingmu. Ingat saja bahwa aku ada di dalam boneka beruang itu.

Elsa, aku titip Ibu, Ayah, dan Safaa, ya! Jangan sungkan untuk berkunjung ke rumah. Dengan hadirnya dirimu di rumah, rasa kehilangan mungkin akan sedikit terobati.

Sampaikan permohonan maafku untuk Greg. Ingatkan dirinya, jangan terlalu berat dalam beraktivitas selama setahun ini. Aku tak sabar melihatnya menjadi pemain basket terkenal. Aku juga ingin menitip salam untuk Fla. Ingatkan dia untuk tidak sering mabuk, ya! Dan untuk Martin, sampaikan saja permohonan maafku jika aku pernah berbuat salah padanya. Terima kasih untuk kalian karena telah menjadikan aku sebagai bagian dari hidup kalian.

Satu hal lagi, Elsa. Apakah kamu masih mencintaiku setelah aku melakukan perbuatan yang tak dapat kau terima ini? Aku minta maaf. Tolong jangan benci diriku setelah aku pergi.

Aku mencintaimu,

Zayn.

Air mata Elsa mengalir kembali. Dengan cepat ia menghapusnya. Ia tersenyum lalu memandangi boneka beruang dalam pelukannya itu.

"Ya, Zayn. Aku masih mencintaimu. Aku takkan pernah bisa membenci dirimu," ucap Elsa kepada boneka beruang itu.









—T A M A T—





- - - - -

A/N:
Terima kasih telah membaca Solve Or Die! Mohon beri vote dan comment, ya! Segala typo akan aku perbaiki nanti.

Baca juga ceritaku yang lain,
"15  Days (N.H) [Completed]" bertema supernatural dengan cast Niall Horan.

Sekali lagi, terima kasih telah membaca!

—Amadea

Solve or Die (z.m) [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن