>> 10 | Misi 4B

62 10 1
                                    


Zayn, Fla dan Greg belum menyerah. Mereka terus menelusuri kota sebelah dan tak lupa mencari tahu informasi kediaman keluarga William. Ternyata tidak mudah. Banyak perumahan di sini dan mereka harus memastikan di mana keluarga William tinggal.

"Apakah Tuan Arthur tinggal sendiri?" Tanya Greg. Zayn menaikkan kedua bahunya.

"Entah. Seharusnya dia memiliki istri, bukan?" jawab Zayn.

Suasana kembali hening sampai Zayn berteriak agar Greg memberhentikan mobil.

"Ada apa? Kau membuatku terkejut! Ingin pipis?" tanya Greg pada Zayn. Fla hanya tertawa sambal memainkan ponselnya.

"Yang benar saja, bung! Tidak! Lihat itu! Itu Paman Arthur!" ucap Zayn sembari mengarahkan telunjuknya ke Tuan Arthur yang akan memasuki mobilnya yang terparkir di tepi jalan.

"Sepertinya roti yang ia bawa enak sekali," ucap Greg setelah melihat Tuan Arthur membeli roti-roti yang tampak lezat.

"Kau ini! Ayo cepat ikuti dia! Setelah ini baru kita pergi makan," kata Zayn. Greg hanya mengikuti perkataan Zayn. Dengan segera mereka mengikuti mobil hitam milik tuan Arthur. Mobil itu melaju menuju sebuah perumahan.

"Kita belum sampai ke sini 'kan tadi?" Tanya Greg.

"Belum. Lumayan jauh juga," jawab Zayn lalu membuka kaca mobilnya.

Mereka melihat Tuan Arthur memasuki sebuah rumah bernuansa abu-abu. Tidak begitu besar namun rumah itu terlihat sangat terawat.

"Bagaimana selanjutnya? Kita belum tahu pasti apakah topi yang dimaksud Zayn ada di rumah ini atau tidak," ucap Fla. Benar, pikir Zayn. Namun mereka semua tak punya pilihan lain.

"Berapa waktu yang tersisa?" Tanya Fla.

"Dua hari, Fla. Misiku memiliki waktu terlama di antara kalian, bukan?" jawab Zayn lalu meneguk air mineral yang dipegangnya.

"Aku punya ide. Bagaimana jika kita pergi mencari makan terlebih dahulu lalu kita kembali ke tempat ini setelahnya. Bukankah akan lebih mudah untuk masuk ke kediamannya pada malam hari?" Greg menatap kedua temannya yang masih terdiam.

"Bagaimana jika rumahnya dipasang alarm di setiap pintu? Bagaimana jika jendelanya memiliki tralis? Ini perumahan, kawan. Pagi, siang, maupun malam, pasti akan sulit untuk masuk ke rumah seseorang tanpa izin," jelas Fla.

"Tidak masalah. Aku akan coba," jawab Zayn lalu menyuruh Greg untuk mengantar mereka ke tempat makan.

Sesampainya di tempat makan, mereka semua memesan makanan dan berbincang mengenai rencana mereka untuk menerobos masuk ke dalam rumah Tuan Arthur. Mereka telah mempersiapkan rencana sebaik mungkin. Kini mereka hanya butuh menghabiskan makanan mereka dan menunggu waktu malam tiba.

"Sekarang masih jam tujuh. Tunggu sampai jam sembilan saja," ujar Greg. Mereka semua setuju.

Ketika mereka sedang berbincang, ponsel Fla berbunyi. Ada panggilan video dari Martin. Fla segera mengangkatnya.

"Fla, kalian sudah sampai?" tanya Martin sembari bersandar pada bantalnya.

"Kami sudah tiba di kota ini namun kami belum melancarkan aksi kami." Fla lalu meminum soda miliknya sebelum kembali berbincang dengan Martin.\

"Tumben sekali kau menghubungiku. Panggilan video pula. Oh, jangan-jangan.... kau....." Belum sempat Fla melanjutkan perkataannya, Zayn dan Greg terus berdeham sambal menahan tawa.

"Aku apa? Rindu dirimu? Percaya diri sekali! Sepertinya kau tertular Greg, ucap Martin lalu tertawa.

"Oh, mungkin Martin bosan. Tidak ada teman. Ya 'kan?" Greg mengejek Martin. Martin hanya menggelengkan kepala dan tersenyum.

Solve or Die (z.m) [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora