TGE || 12

564 56 2
                                    

happy reading
enjoy your time 🐷❤️
.

.

.

.

We both love you genuinelyBut there is different between usHe has came to your world first But i intend to be your last

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

We both love you genuinely
But there is different between us
He has came to your world first
But i intend to be your last

〰️•〰️•〰️

〰️•〰️•〰️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Mati."

"APA?!"

Samantha memekik kaget menatap pria yang beberapa menit lalu meyakinkan rencananya dengan percaya diri. Tapi, sekarang yang ia lihat adalah pria dengan postur tenang

but fear in his eyes.

"JELASKAN PADAKU!" teriak Samantha lagi. Apa maksudnya mati?!

Samantha mengepalkan tanganya kesal karena ucapannya sama sekali tidak digubris.

"BICARA, EVANDER!"

Pria yang dipanggil Evander itu masih saja terdiam, matanya terus menatap ponsel. Tanda biru itu hilang. Berubah warna menjadi merah gelap.

"Dua tanda yang berubah warna. Satu tanda tetap pada warnanya." ucap Evander hampir berbisik.

"Apa maksudnya itu hah?!" tanya Samantha lagi.

"Dua diantara mereka mati. Aku tidak tahu, apakah salah satunya gadis itu atau bukan.."

Samantha membelalakan matanya. "JADI MAKSUDMU KITA GAGAL?!"

Evander—the lord, memijit pangkal hidungnya pelan. "Sebenarnya aku sudah menduga. Walaupun mereka sudah pro, keluarga Goddard tak mungkin bisa dijatuhkan begitu saja."

"Jadi? Aku tidak peduli! Aku ingin gadis itu hancur!" geram Samantha.

Evander tersenyum tipis. "Goddard itu kuat, baik dalam kuasa maupun kekuatan, i am genuinely admit it. Tapi, pondasi itu bisa saja menjadi tidak seimbang dan pada akhirnya tergoyahkan."

The Goddard's Emerald Where stories live. Discover now