• D e r t i e n •

834 146 33
                                    

Jennie hanya berdiam diri di dalam kamar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jennie hanya berdiam diri di dalam kamar. Ia enggan mengantarkan Mashiho dan Asahi ke bandara. Ia hanya menatap nanar mobil milik Lisa yang melaju meninggalkan pekarangan rumahnya dari atas balkon. Sejujurnya, ia sangat ingin mengantar keduanya sampai bandara. Tapi lagi-lagi, amarahnya dibuat tak terkendali setiap kali berada di dekat Rosé. Ia tak ingin emosinya yang membuncah justru merusak moment sebelum dua adiknya kembali ke Jepang.

Meski hatinya sudah tidak sehangat dan selembut dulu, dirinya masih sangat menyayangi mereka. Jennie masih ingin menjadi kakak yang baik untuk mereka. Namun ego lebih menguasai tubuh dan hati seorang Jennie. Hingga ia berubah menjadi sosok yang tak kenal kata lembut dan jauh dari kehangatan. Yang ada hanya Jennie yang dingin, keras, dan cuek.

Ingin rasanya Jennie mengikuti kata-kata ibunya. Tapi setiap kali ia melihat Rosé, bayang-bayang akan kebersamaannya dengan sang ayah selalu hadir-walau sedikit samar-sebab saat itu dirinya masih kecil. Membuat ia tak bisa melupakan fakta jika gadis yang selama ini ia pikir adalah adik yang sangat ia sayang, ternyata putri dari orang yang sudah membuatnya kehilangan sosok ayah.

Sibuk termenung, ia dikejutkan dengan ponselnya yang tiba-tiba berdering. Di sana tertera nama seseorang yang sejak beberapa waktu terakhir cukup dekat dengannya. Orang itu jugalah yang memberitahunya banyak hal, termasuk tentang kematian ayahnya. Dia Bibi Jung.

"Ada apa, Bi?"

"Kau sedang apa? Sudah lama kau tidak berkunjung ke rumah. Apa ada masalah?"

"Ya begitulah, Bi. Bibi pasti tahu siapa yang menjadi sumber masalahku disini."

"Ada apa lagi dengan anak sialan itu? Tak cukupkah orangtuanya merenggut nyawa ayahmu, sekarang anaknya juga ingin membuatmu sengsara?"

"Entahlah, Bi. Eumm, bolehkah aku bertanya?"

"Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Kenapa Bibi dan Yerin kelihatannya sangat membenci Rosé? Bukan apa, hanya saja, bahkan ibuku yang suaminya dibunuh oleh orangtua Rosé saja tidak membenci anak itu. Tapi Bibi dan Yerin kelihatannya sangat mendukungku untuk membencinya."

"..."

Bibi Jung terdiam sejenak. Sedang Jennie mengernyit karena Bibi Jung tak langsung menjawab pertanyaannya. Ia berpikir, apakah ada yang salah dengan pertanyaan yang ia lontarkan?

"Bibi?"

"Ah iya, Jennie."

"Kenapa Bibi tidak menjawab pertanyaanku?"

"Huft, tentu saja Bibi membencinya. Ibumu itu sahabat Bibi, Bibi tahu sekali betapa terpukulnya ibumu ketika suaminya dibunuh. Selain itu, ada masa lalu yang tak bisa Bibi ceritakan padamu, Jen."

"O-oh, begitu ya ... maaf jika pertanyaanku membuat suasana tidak enak, Bi."

"Tidak apa-apa."

Redeem Mistake ✓Where stories live. Discover now