• T i e n •

901 168 104
                                    

Ia tatap rumah sederhana dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia tatap rumah sederhana dihadapannya. Meskipun sederhana, tapi desain interior nya tampak begitu elegan. Dihembuskan nya nafas berat sebelum sebuah suara menyuruhnya masuk kedalam. Dengan langkah pelan, ia masuki rumah itu mengikuti si pemilik rumah.

"Ini kamar adikku. Ingat! Jangan sampai terjadi apa-apa pada adikkku!" peringat nya dengan tatapan dingin.

Rosé mengangguk patuh. "Masuklah," titah Jihyo yang lagi-lagi diangguki oleh Rosé.

Rosé melangkah memasuki kamar sunyi itu. Seperti tak ada kehidupan di dalam kamar itu, sunyi sekali. Walaupun hari masih siang, namun cahaya di dalam kamar itu sedikit redup karena gorden yang tak pernah dibuka.

"Tzuyu.." panggilnya lembut.

Gadis yang dipanggil Tzuyu itu menoleh takut. Tubuhnya seketika bergetar kala Rosé mendekatinya.

Ia mengetahui nama adik Jihyo dari Lisa. Saat itu Lisa pernah mencari tahu tentang adik Jihyo dan akhirnya ia memberi tahu tentang itu.

"Ssttt, tenanglah. Aku tidak akan melukaimu," ujar Rosé menenangkan Tzuyu.

Suara lembut Rosé perlahan dapat membuat Tzuyu sedikit tenang. Tubuhnya sudah tidak terlalu bergetar seperti tadi.

Dibalik pintu, Jihyo melihat itu semua. Ia sedikit heran, kenapa Tzuyu tidak takut ketika bertemu dengan Rosé? Justru Tzuyu kelihatan tenang. Bahkan keluarganya saja sulit untuk membuat Tzuyu merasa tenang seperti sekarang. Sementara Rosé melakukannya dengan mudah.

"Ini aneh, bukankah Rosé yang sudah membuat Tzuyu seperti ini? Tapi kenapa dia tidak takut dengannya?" gumam Jihyo dengan segala kebingungannya.

Rosé mendudukkan dirinya di samping Tzuyu. Ia genggam tangannya yang kurus.

"Tzuyu, aku Rosé. Kau kenal aku?" Tzuyu tak menjawab pertanyaan Rosé.

Ia hela nafasnya pelan. "Aku minta maaf. Tolong maafkan aku atas semua kesalahanku."

"Dan Kak Jennie," lanjutnya dengan suara pelan agar tak terdengar oleh Jihyo.

Kalimat penyemangat ia lontarkan pada Tzuyu, harap-harap gadis itu semangat melawan rasa takutnya. Tak hanya itu, ia juga memberikan sedikit lelucon agar suasana hati Tzuyu sedikit mencair.

"Sudah cukup. Aku muak melihat mu berlama-lama disini, sebaiknya sekarang kau pergi," usir Jihyo.

Rosé mengangguk maklum. Ia berpamitan pada Tzuyu dan berterimakasih, lalu beranjak pergi dari kamar Tzuyu.

"Eh? Kau temannya Jihyo ya?" tanya Ibu Jihyo ketika berpapasan dengan Rosé.

"Eumm, i-iya bi, aku pamit pulang ya bi, terimakasih." Rosé menundukkan tubuhnya.

"Ah iya, hati-hati nak."

Setelahnya Rosé benar-benar pergi dari rumah Jihyo dan segera pulang ke rumahnya.

Redeem Mistake ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang