• E e n e n t w i n t i g •

775 117 21
                                    

Wanita itu dengan cepat berlari mengejar Soo-ah yang sudah pergi entah kemana

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Wanita itu dengan cepat berlari mengejar Soo-ah yang sudah pergi entah kemana. Tungkainya agak susah diajak berkompromi, karena niat hati ingin sekali menghampiri Rosé yang kondisinya jauh dari kata baik. Tapi ia percaya pada Jennie, yang harus ia lakukan sekarang adalah membuat Soo-ah mendapatkan balasan dari apa yang sudah ia perbuat selama bertahun-tahun.

Dengan emosi yang memuncak, dan tangis yang meronta ingin lepas saat itu juga, ditariknya lengan Soo-ah agar wanita itu berhenti melangkah menjauhi taman. Tatapannya yang memancarkan berbagai emosi tertangkap oleh netra Soo-ah.

"Aku tidak akan membiarkanmu lepas lagi, Soo-ah! Tidak akan!" ujarnya dingin.

Tubuh Soo-ah menegang. Ia kenal sekali suara itu, meski sudah bertahun-tahun tak terdengar, tapi ia masih ingat betul siapa pemilik suara itu. Ia spontan menggeleng, berharap orang yang ada di hadapannya ini bukanlah orang yang sedang ia pikirkan.

"Lepaskan! Tahu apa kau tentangku, hah?"

Wanita itu menghempaskan lengan Soo-ah kasar. Ia melepas masker yang menutupi sebagian wajahnya tanpa ragu.

"Aku tahu segalanya tentangmu, sekarang kau tidak bisa lari lagi, Kakak." Suara penuh ancaman itu terdengar dan berhasil membuat tubuh Soo-ah bergetar.

"H-Hana? Kau ... kenapa kau bisa di sini?! Seharusnya kau di penjara, kan?" tanya Soo-ah tak percaya.

Hana tersenyum getir, "Tanyakan pada dirimu sendiri, kenapa kau masih berkeliaran dan membuat semuanya kacau? Bahkan kau membuat putriku terluka, Soo-ah! Tidak cukup kau buat aku kehilangan suamiku, sekarang kau mau aku kehilangan putri sulungku juga, hah?!" sentaknya marah.

Ain itu berkaca-kaca. Ia tentu saja melihat bagaimana Soo-ah mendorong Rosé hingga terjatuh di tangga yang tidak pendek itu. Ibu mana yang sanggup melihat putrinya celaka seperti itu? Ibu mana yang tidak merasa sakit hati melihat putrinya terluka di depan matanya sendiri?

"Sekarang, kau harus menerima hukumanmu, Soo-ah," ucap Hana seraya menatap lurus pada orang-orang di belakang Soo-ah.

Soo-ah sontak berbalik, dan baru menyadari jika dirinya sudah terkepung. Ternyata Hana sudah memanggil polisi untuk menangkapnya. Soo-ah terus mengumpat dalam hati dan menatap Hana penuh kebencian.

Polisi-polisi itu lantas melaksanakan tugasnya dan membawa Soo-ah untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tentunya, dengan Hana yang mengikuti mereka. Hana akan memberikan kesaksian dan rekaman yang berhasil diambil dari penyadap suara yang Hak-kun sempat taruh di sepatunya beberapa tahun silam. Sengaja, agar semua itu dapat dijadikan bukti. Meski prosesnya cukup lama karena penyadap suara itu pernah rusak sebab kecelakaan yang pernah menimpa Hana.

Hana menggenggam rekaman itu erat-erat diiringi air matanya yang luruh tanpa diminta. Ingatan tentang bagaimana tangan itu digunakan untuk memegang benda yang membunuh suaminya dan bagaimana ia melihat teman laki-lakinya semasa SMA dibunuh di hadapan matanya, ia kalut.

Redeem Mistake ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat