untuk terakhir kalinya - poetry

35 4 4
                                    

Bisakah?- By Rythmea

Bila esok hujan menyapa
Titipkan sapa tinggalkan luka
Aromanya ingatkanku akan masa,
Dimana kita hendak berpisah

Bila mentari sembunyikan cahya
Pertanda ia sedang bermuram durja
Hendak melara namun bagaimanalah
Aku sendiri tidak sedang bahagia.

Bila angin menerpa wajah
Ceritalah ia tentang kisah
Sepasang kekasih yang saling mesrah
Kini terpisah oleh naskah.

Melaralah, satu insan tersiksa
Bernostalgia dibawah naskah semesta
Hujan yang tak bersalah,
Mentari yang melara
Ataupun angin yang sekedar lewat saja.

Bila nisan sudah tertancap di tanah
Hujan badai apapun itulah
Tak kan bisa buatnya rela
Merutuklah, bagaimanapun ia ingin serakah.

Sekali saja, biarlah ia ingat bagaimana rasanya
Menari di bawah hujan berdua
Mencela mentari bersama
Menggoda angin kadangkala.

Bisakah untuk terakhir kalinya
Mereka ulangi masa-masa itu bersama?

Mampu- By Orekasa

Kala bunga melati bertaburan
Senyumlah, aku bahagia
Aromanya menenangkan
Maka hapuslah tangismu, cinta

Embun pagi mengelus tubuhmu
Ditemani mentari pagi baru muncul
Pulanglah, sayang
Kau haruslah berbahagia

Andai angin bisa bicara
Ceritalah dia tentang kisah
Cinta kasih yang tak punah
Walau terpisah dunia

Jangan melara terlalu lama
Aku benar ingin kau pergi tertawa
Hujan tidak bersalah
Mentari ikut melara
Mereka menemanimu di jalan

Nisan boleh tertancap
Hujan badai apa pun itulah
Relakan aku, pergilah
Hiduplah, anakku kau jaga

Terakhir kali, kuharap kau ingat
Matiku bukan kesudahan
Hujan bukan bencana
Mentari tidak bersalah
Memori ada, tapi itu sudah

Bisakah kau pergi?
Kita takkan bisa bersama

*****
A/N;

WAW TERANGG!
sebenarnya aku agak stuck:") karena ini luas banget dan aku ga mau bawain sesuatu yang biasa. Tapi karena terlalu maksa jadi ... dahlah. Akhirnya gitu juga.

rim 14-02-21
Next tema : Gelapnya Bercahaya.

Don't Come HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang