menghunus takut - poetry

27 1 0
                                    

Sekalipun tak pernah terpikir
Gemuruh badai tak kunjung menyingkir
Kabut dalam kepala tak kian mengudara
Tandus hatiku kan pengharapan yang sia-sia.

Takut.

Bayangnya kian menghantui sukma
Bisikan sakit yang tak sudi kuhimpit
Membungkam rasa perih yang nyata tak nyata
Namun tercium aromanya.

Semerbak rasa ngeri akan mimpi
Menggentayangi di sela-sela malamku yang sepi
Sebenarnya apa yang kutangisi?
Kuhunuskan pedang, berharap sakitnya tak lagi meradang.

Wahai Hatiku, tenanglah.
Siapa yang kau jauhi?
Siapa yang hendak membuatmu mati?
Apalah itu yang sebenarnya ...
... kau takuti?

Aku tidak mengerti
Gemetar tubuhku pada hal yang tak pasti
Aku termundur lantas berlari
Lagi-lagi aku tidak sanggup menghadapi ...

... diriku sendiri.

Ketakutanku kala itu
Berawal dari mekarnya sang pendusta dalam dada
Berkacalah aku
Melihat wajah penuh luka
Hati penuh tinta

Siapakah ... ia?

Tak perlu petir tuk menyadarkanku
Aku selalu tahu siapa yang menghantuiku
Kuhunus ia dalam-dalam hingga merebak tinta dimana-mana
Pun kutumpahkan racun agar ia diam tak membantah.

Tumbuh lagi, muncul lagi, hidup lagi.
Mati memati, menghidupi benci
Tolong berhenti
Aku tak bisa lari lagi.

Aku takut menakut-nakuti
Apa yang harus kuperbaiki?
Kurusak pun akan selalu tumbuh lagi
Hidup menghidupi rasa ingin mati.

Aku takut
Tergulung ombak perasaan yang kuharap tenggelam
Siapa itu yang titipkan salam saat malam?
Masa lalu kelam?

Berkacalah aku
Melihat makhluk penuh pilu tengah berlutut
Menghitam ia, terkejut
Rantainya kian membelenggu buatnya nampak makin kusut.

Itu diriku yang dulu
Itu diriku yang tersangkut
Itu hal yang tak kan bisa kembali kupungut
Itu hal yang semua manusia sebut ...

... rasa takut.

****

A/N:

20-05-21

It's hurt.

Don't Come HereWhere stories live. Discover now