origami - poetry

28 3 0
                                    

Dahulu, kala aku masih jago bermain lempar sandal
Ada beberapa kenangan yang membuat mual
Pun, jejak-jejak tawa yang tertinggal
Aku hendak memungutnya, lantas dipintal.

Kenangan yang menggiringku tumbuh
Kenangan penuh sembilu dan elegi tak bertubuh
Aku, jatuh cinta pada masa kecilku
Meski tangisku kadang membuat mereka membeku.

Aku tertawa mengingatnya.

Air mataku dulu entah karena bahagia
Atau karena senang mereka peduli padaku yang tidak berguna.
Dalam tim jadi beban saja
Namun saat permainan keberuntungan, agaknya aku tak pernah jadi beban.

Aku tersenyum membayangkannya.

Kala aku belum bisa berhitung angka
Pun abcd terbata-bata
Teman-temanku sudah pandai semua
Lantas aku diajarkanlah, walau diledek sekejap kala.
Aku bahagia, punya mereka.

Pernah, bermain PS tak kenal lelah
Ditariklah kalian dari rumahku karena terlalu lama menetap
Haha, pulang-pulang kena setrap
Aku bangga pernah ahli jadi pemain gem nostalgia kita.

Maafkan aku, kadangkala membuat kalian susah.
Aku sedikit malu pernah jadi lemah begitu
Tapi terimakasih, sudah memberikan kenangan abadi
Aku akan sekali-kali mengingatnya lagi.

Tentang origami ...
Aku dulu bangga bisa membuat pesawat darinya.
Lantas kapal-kapalan.
Lalu yang paling mati-matian aku berusaha membuatnya.

Seekor bangau.

Tetangga sebelah rumahku terkagum
Kala aku berhasil menyelesaikan tantangan itu.
Aku tidak ingat apakah aku ...
... menangis

Atau sedih karena bangaunya robek.

Aku, ingat.

Tetanggaku itu berusaha menulis sesuatu di lehernya.

"Punya (namaku)"

Tapi karena tulisannya jelek
Dia kumarahi.

Itu jadi amat terkenang saat ini.

Waktu mengubah hubungan persabatan masa kecil kita.

Hingga saat remaja,
Tatap-tatap biasa pun tak bisa
Mengobrol pun entah bagaimana.
Mengapalah?

Tidak apa, aku ... senang hanya dengan memori sisa yang entah apa.

Terimakasih, sudah ada.

****

16-03-21

Don't Come HereWhere stories live. Discover now