bersandiwaralah - poetry

14 1 0
                                    

Ada masa dimana aku benci
Teramat dalam, mencaci diri
Ada masa, dimana aku ingin berhenti
Menggali harapan semu, menulikan pilu.

Sungguh, aku letih
Seringkali tak sanggup lagi
Diriku di masa lalu pasti mengerti
Sebab aku di masa kini, benar-benar ...
hampir mati.

Pun, saat sajak penuh luka ini kutoreh
Sebenarnya luka di dalamnya tak pernah tertutupi
Aku terus berlari
Pelarian seperti ini makin buatku tak bisa kendalikan diri.

Rasanya seperti, katakan saja
Teriakkan saja, tak apa
Tak ada yang mengerti, lagipula
Ini tentang membenci
Dan masih kubenci

Diriku yang masih suka berlari
Menjauhi hal yang ingin merengkuhnya,
Baik atau buruk, ia hanya ingin lari
Takut. Aku ... takut.

Maka saat seseorang mengetuk pintu itu
Pintu berdebu di dasar hatiku
Jiwa melankolis yang terbelenggu
Sisi tragedi yang ingin terus kukunci.

Aku takut.

Aku tak mau kembali
Aku tak berani
Aku tak suka menunjukkan sisi ini lagi.
Aku tak mau. Sungguh, aku tak ingin.

Menangislah, aku.
Jiwaku, hatiku yang tertekan oleh...
Pengharapan
Menangislah, aku
Hatiku, jiwaku yang tertekan oleh ...
Penantian.

Terkhianati aku, oleh diriku.
Aku mati, sungguh
Aku tercabik, terkoyak, namun utuh
Aku tak bisa jadi sakit yang menyentuh

Aku tak bisa jadi sajak yang lama
Maka saat aku menoleh saat inipun
Aku tak pikirkan lagi apa-apanya
Aku hanya membiarkan keduanya

Sisi lama dan sisi baru yang sama-sama tak bisa menerima "aku".

Terserah kalian mau apa
Aku sudah sediakan panggungnya
Bersandiwaralah,
Menggilalah.

Aku, hanya jadi penontonnya.

****

29-01-22

Aim back

Don't Come HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang