3. kamu yang paling bisa

1K 130 5
                                    

Jeno capek.

Hari ini super duper hectic. Rasanya badan Jeno hampir remuk dan yang paling Jeno inginkan saat ini cuma rebahan di kasur disertai pelukan hangat dari kekasih manisnya.

"Aku pulang."

Tak mendapat sambutan, Jeno menghela napasnya lelah sembari melepas sepatu dan menaruhnya di rak.

Melewati ruang tamu apartemen, Jeno tak juga menemukan kekasihnya dan dapur pun sama sepinya.

Belum pulang kali ya, pikir Jeno. Mungkin kantornya juga lumayan sibuk hari ini.

Memutuskan untuk mandi dan langsung beristirahat, Jeno menemukan kekasihnya itu ternyata tengah duduk bersandar di tepi kasur dengan earphone menyumpal kedua telinganya. Sebuah buku novel tebal berada di pangkuannya.

Begitu menyadari keberadaan Jeno, ia langsung melepaskan earphone dan meletakkan buku di atas nakas. Tangannya ia rentangkan lebar-lebar, menyambut Jeno dalam pelukannya.

"Capek ya?"

Jeno mengangguk lesu, merebahkan diri di atas dada sang kekasih sembari menikmati usapan halus di punggungnya. "Kamu pulang jam berapa tadi, By?"

"Satu jam yang lalu. Kamu mau makan? Mau aku masakin?"

Jeno menggeleng, memeluk pinggang Jaemin semakin erat. "Mau begini aja, aku capek banget."

Jaemin cuma tersenyum dan menelusupkan jemarinya di antara surai legam Jeno, mengecupi pucuk kepalanya membuat Jeno menghela napasnya nyaman dan makin mendusal di dada kekasihnya.

"Besok Sabtu, mau jalan-jalan?"

"Mau cuddle seharian aja sama kamu."

Jaemin terkekeh, tangannya mengusap kedua pipi Jeno, bergantian dengan rahangnya sebelum wajahnya ditangkup dan kepalanya didongakkan, lalu kecupan-kecupan ringan pun mendarat di seluruh permukaan wajah Jeno.

"Hadiah untuk kamu yang udah kerja keras hari ini."

Jeno balas tertawa, memajukan wajahnya untuk mencuri satu kecupan di bibir Jaemin. "Iya, aku begini 'kan buat kita juga. Jangan bosen hidup sama aku ya."

"Gak akan. Aku sayang kamu, Jen."

"Aku juga sayang kamu."

Keduanya tersenyum hangat dan saling tatap penuh cinta. Tangan Jaemin terus mengusap kepala Jeno dengan lembut hingga pria Lee itu hampir terlelap dibuatnya.

"Jeno."

"Ya?"

"Tadi... Siyeon datang kesini."

Jeno sontak mendongak, menatap wajah kekasihnya yang juga sedang menunduk menatapnya.

"Dia marah-marah. Masih nuduh aku ngerebut pacarnya. Dia hampir pukul aku, tapi untungnya aku ditolong Kak Jae yang kebetulan baru pulang kerja."

Jeno menghela napas gusar, mata sipitnya menatap Jaemin dengan pandangan bersalah. "Maaf, Na. Aku bahkan gak bisa jagain kamu dari dia."

"Sama sekali bukan salah kamu, Jen. Tapi, bisakah kamu selesaikan masalahmu dengan dia secara baik-baik?"

"Udah tiga kali aku coba bicara sama wanita itu, Sayang. Tapi sebanyak itu juga dia mengabaikan aku. Dia salah karena udah selingkuh, tapi dia masih ngaku-ngaku dan dengan gak tau dirinya masih ngejar aku minta balikan. Aku yang dikhianati disini, kenapa jadi dia yang bertindak seolah korban?"

Jaemin menghela napas mendengarkan penuturan kekasihnya barusan. Tangannya ia gunakan untuk mengusap wajah Jeno hingga pemuda Lee itu terpejam, terbuai dengan sentuhan halus kekasihnya yang sarat akan kasih sayang.

"Ada baiknya kalau kita diemin aja wanita itu. Kini yang harus kita urus cuma soal masa depan. Kita bakal nikah bulan depan, Sayang. Gak perlu terlalu khawatir soal Siyeon, karena aku murni cuma cinta sama kamu."

Jaemin mengulum bibir menahan senyum mendengar pengakuan Jeno yang nyerempet cheesy barusan. Membuat pemuda Lee itu justru merasa diundang untuk mencium bilah tipis favoritnya itu.

"Mau cium kamu, boleh ya?"

"Biasanya juga langsung nyosor. Tumben pake izin?"

Jeno tertawa sebelum menarik tengkuk Jaemin dan mencium bibirnya, melumatnya, dan menyesapnya, menghasilkan desahan pelan dari Jaemin yang begitu menikmati permainan Jeno.

"Haaahhh~ emang cuma kamu yang paling bisa bikin energiku balik seluruhnya, By," Jeno tersenyum manis hingga matanya melengkung seperti bulan sabit, memberikan kecupan terakhir sebelum merebahkan dirinya kembali di atas dada Jaemin yang langsung mengacak-acak rambutnya.

"Tidur?"

"Iya, tidur. Aku capek banget."

"Okay," Jaemin tersenyum sebelum mematikan lampu dari sakelar dekat nakas dan menyalakan lampu tidur. "Selamat tidur."

"Good night, Sayang."

"Good night."

























Mulailah hari dengan yang manis manis🤧🤧
Dengan memandangi Na jaemin contohnya😃

Mulailah hari dengan yang manis manis🤧🤧Dengan memandangi Na jaemin contohnya😃

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gemessss bayikuuuu😭😭




Kumenemukan fanart yang cucok🤩👍

Kumenemukan fanart yang cucok🤩👍

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Starlit Night - [nomin]Where stories live. Discover now