1.1. sembilan belas

2.2K 258 53
                                    

"Rasanya bagaimana?"

"Seperti ada yang hampir meledak disini."




Sebetulnya, kejadian pingsannya Jaemin beberapa hari yang lalu bukanlah awal pertemuan mereka

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Sebetulnya, kejadian pingsannya Jaemin beberapa hari yang lalu bukanlah awal pertemuan mereka.

Awalnya adalah dari sebuah plester luka dan sebotol air mineral, perasaan aneh namun menyenangkan hinggap di hati Lee Jeno hari itu.

Pemuda berambut coklat gelap, senyum manis dan bulu mata lentik, pipi gembil dan wajah cantik.

Namanya Na Jaemin, katanya.

"Harus cepat diobati, kalau tidak nanti bisa infeksi."

Suaranya terdengar khawatir, yang mana sampai ke telinga Jeno dengan sopannya sambil membawa debaran kelewat keras yang entah mengapa mampu membuat jantungnya bekerja ekstra.

Sialan. Dia manis sekali.

"Saya punya plester luka, nanti kamu bersihkan dulu lukanya pakai air ya," pemuda manis itu berujar terburu sembari mengubek-ubek isi tas ranselnya. "Saya buru-buru, habis ini ada kelas. Ini air untuk membasuh lukanya," ia tersenyum sembari menyodorkan sebotol air mineral pada Jeno. "Cepat sembuh!"

Jeno menatapi kepergiannya dengan pipi memerah dan wajah sumringah. Gila, kenapa dia baru menemukan yang manis dan mampu membuat ketagihan macam Na Jaemin?

Hampir setahun terlewati sejak kejadian kala itu, Lee Jeno masih dengan bayang-bayangnya akan Na Jaemin dan wajah manisnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Hampir setahun terlewati sejak kejadian kala itu, Lee Jeno masih dengan bayang-bayangnya akan Na Jaemin dan wajah manisnya. Jika kalian bertanya mengapa Jeno sampai harus menunggu setahun lamanya, itu karena Na Jaemin sendiri tidak pernah muncul lagi di hadapannya sejak hari itu.

Jeno mendadak merasa jadi pengecut, padahal menolak puluhan cewek sudah menjadi hal biasa untuknya jika itu menyangkut soal perasaan. Tapi, sial—kenapa Jeno mendadak merasa insecure tiap kali hendak mendekati Jaemin?

Padahal ia punya beberapa kesempatan untuk mendekatinya tiap kali sekelas, atau ketika menunggu bus di halte fakultas, dan ketika tidak sengaja duduk berseberangan di kantin fakultas.

Starlit Night - [nomin]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora