; 1000x [taekook]

195 37 4
                                    

;

Desau angin yang berembus di sekitaran pasar membuat beberapa pedagang menjadi lebih takluk dengan takdirnya masing-masing. Beberapa dari mereka memotong ayam dengan cara nyaris seperti VOC memotong lidah para pejabat pembangkang di kantor-kantor kedaerahan. Juga Surabaya maupun Bandung tidak lepas dari pemindaian yang dilakukan tiap Minggu pagi oleh para tentara Londo yang lebih suka berlama-lama di kedai para perempuan Jawa daripada kedai para engkoh di Pecinan.

"Kau selalu ke sini, Sersan," tegur pemuda dari biliknya. Ia seorang laki-laki berwajah manis yang membuat si sersan paham bahwa sepertinya yang ada di depannya adalah seorang Indo. "Kau hendak menggratiskanku lagi, ya? Sudahlah, biar kali ini aku bayar pajak. Tidak perlu kaututupi."

Taehyung tersenyum. Pria di depannya sangat lucu. Ia melirik ke arah beberapa anak buahnya yang sibuk merumpikan tentangnya dan juga kekasih gelap di depannya. Atau malah merumpikan bahwa pria seperti Taehyung yang merupakan sersan berbakat adalah seorang pencinta pria. "Tidak apa, aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan sebelum aku pulang ke Belanda."

"Kau hendak pulang?" Jungkook, si pria pedagang itu menunduk. Ia tiba-tiba merasa Sekaten kali ini—yang sudah ia rencakan berminggu-minggu—tidak ingin lagi ia kenang. Ia menyendu seakan bunga yang layu.

Taehyung mengangguk, merapikan seragamnya. "Maafkan aku, Jungkook. Aku ... aku tidak paham, tapi aku juga ingin terus bersamamu. Entahlah, aku tidak paham. Apa ... apa kau paham maksudku?"

Wajahnya bersemu dan bibirnya yang kecil dan tipis itu meragu. Ia mengangguk, tapi mengatakan hal yang terlalu lain, "Apa itu berarti kau tidak akan pernah ke sini lagi? Kuharap kau menyempatkan dirimu ke Surabaya. Atau ... ataukah kau dihukum karena sering mengobrol dengan seorang Pribumi hina sepertiku sampai kau ditarik untuk pulang?"

"Bukan begitu," jawab Taehyung cepat. Ia memasuki payon (atap) di depannya dan mencium pipi Jungkook cepat sekali. Terlalu takut akan ribuan mata yang mencacinya. "Aku akan mengunjungimu. Aku berjanji."

;

Taehyung berlari kencang. Kaki-kakinya yang menapaki rerumputan liar sekarang mulai meradang. Rumput-rumput kering itu masih terbakar api dan para api kecil itu mulai menjilatinya tanpa takut. Suara kesakitan di sana sini membuatnya jauh lebih takut. Ia masih begitu jauh, bahkan setelah melarikan diri dari kapal pesiar yang akan membawanya pulang. Untuk kembali kepadanya, setelah ribuan langkah kenekatan, ia masih terlalu jauh.

"Kau ditarik karena kami tidak ingin merepotkanmu di sana, Taehyung. Kau masih sersan, kau bertanggung jawab akan semua penyerangan. Maafkan aku. Ayahmu adalah seorang jenderal dan dia yang memerintahkanmu untuk pergi dari sana. Dia menyelamatkanmu dari pertempuran terbesar setelah Perang Dunia II di tahun 1945."

Ia tidak peduli. Tampilannya yang lusuh dan beberapa kali hindaran dari dentuman granat serta amukan bedil tak membuatnya terjatuh. Sesekali terhuyung, tapi senapan di tangannya membuat kakinya lebih mantap berdiri. Kedai itu terletak di sana, di antara milik Yu Miskam dan Nyai Jasadi. Kedua wanita itu sudah terkapar dengan bekas luka terbakar di wajah.

Taehyung menangis, ia tak sanggup berjalan lagi. Kakinya tiba-tiba kehilangan arah dan senapannya tak bisa lagi menopang. Matanya menangkap sesosok yang begitu dicintainya, yang belumlah lama ia cium pipi gemuknya. "Jungkook! Astaga, Sayangku .... Apa yang telah kulakukan?"

Meraung, basah air matanya mengaliri pipi yang terkena sabetan luka. Darah dan air matanya menembus sanubarinya, terlalu dalam, sampai dirasa rusak dan mati. Ia membawa jasad Jungkook yang terkapar di atas pahanya. Menangisi bagaimana bisa kekasihnya, yang belum sempat ia nyatakan cinta, telah berpulang atas semua hal yang ia picu. "Maafkan aku ...."

Bahkan di mana pun aku berada kali ini, kepada siapa pun yang menyapaku di saat aku membuka buku di restoran mana pun, aku tidak akan jatuh hati pada mereka. Hanya padamu, seribu kalinya aku akan menunggu. Karena katamu, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bertemu kembali. Di atas takdir Tuhan yang terlalu pasti.

;

Fluorescent Adolescent; drabblesWhere stories live. Discover now