25 - bacot Hali (laut mati dan jurang tanpa ujung)

3.7K 454 335
                                    

Sosok pria itu melangkah memasuki sebuah ruangan yang dipenuhi dinding baja. Ruangan dengan kombinasi warna silver dan cahaya biru itu membuat siapa saja merasa bahwa tempat itu dipenuhi teknologi canggih.

Pintu itu terbuka, sebuah tabung berdiameter tiga meter terpajang di depan matanya. Taufan menatap sosok di dalam tabung itu.

"..sudah dua bulan ya, Ochobot." Ucapnya dengan senyuman yang dipenuhi rasa sakit.

Taufan dengan seksama menatap layar hologram di dekat tabung itu, memeriksa data yang tertera di situ.

Manik safir yang telah kehilangan Kilauan nya itu menatap sendu sosok robot sphera kuning yang dahulu sering bermain bersamanya dan membantu mereka semua dalam misi. Sesekali omelan akan dilontarkan oleh robot itu kepada Taufan karena keisengan Taufan yang tak memiliki batas.

Namun kini, jangankan mengomel atau pergi dalam misi.

Gara-gara dirinya..

Robot, sekaligus sahabatnya itu..

Hanya dapat 'beristirahat' tak berdaya dalam tabung canggih buatan dirinya.

"Maaf ya Ochobot.."

"Jika saja aku tidak lalai.. jika saja..aku tidak menuruti permintaannya--"

"Mungkin, kita semua masih berkumpul dengan bahagia, menjalani hari-hari penuh kesenangan..namun gara-gara aku, kita terpecah belah seperti ini, aku sungguh-sungguh minta maaf" ucapnya dengan suara yang tertahan, berusaha tidak mengeluarkan emosi yang menumpuk dalam dirinya.

Robot itu berkedip, walau terlihat kaku dan penuh usaha, namun matanya tidak salah melihat, Ochobot berkedip..

"Ochobot?" Ucap Taufan, tak percaya bahwa kawan yang sudah lama rusak karena kejadian hari itu, kini mengedipkan matanya nya.

Robot itu terdiam, seakan memproses segala hal yang ada disekitar mereka. Setelah lima menit, suara mekanik khas dari sang sphera kuning itu terdengar, "Taufan..?" 

Taufan terdiam, dengan gesit ia memeriksa data di layar hologram besar itu. Benar saja, kondisi Ochobot telah meningkat dari kondisi awal setelah kerusakan parah yang terjadi padanya.

Namun beberapa saat setelahnya, ochobot kembali tidak aktif.

Taufan menghela nafas, setidaknya masih ada harapan.

Harapan agar Ochobot bisa kembali seperti semula.

Taufan menatap ruangan itu untuk terakhir kalinya sebelum ia memutuskan untuk keluar, namun baru saja ia melangkah, pintu itu terbuka.

Sosok itu kini berdiri berhadapan dengannya, manik ruby menyala nya itu menatap lurus pada sosok Taufan yang seakan tersambar petir di siang bolong.

Tatapan itu seakan menatap nya dengan intens dan menghakimi nya, sorotan matanya terarah pada robot sphera yang tertidur itu.

Taufan terdiam, ia tahu jika ia lebih lama berada di sini, mungkin konflik antara dia dan Hali akan kembali terjadi. Dan ia tidak mau itu.

Ia merasa dirinya sudah cukup sakit dan lelah, menanggung segala hal ini. Ia tak mau lagi dihantui semakin banyak rasa benci dan rasa bersalah.

Kakinya melangkah, melewati Hali begitu saja, tak sedetik pun ia menoleh untuk menatap sang kakak yang dulu berbagi canda tawa bersama.

Ia tak tahu apa yang ada di benak sang sulung ataupun ekspresi apa yang Hali buat. Ia tidak ingin tahu karena ia pasti tidak siap menghadapinya.

Namun, mungkin karena ikatan mereka yang rusak, begitupula dengan koneksinya dengan sang kembar. Mereka tak lagi dapat mengerti satu sama lain.

Hali mendengus, dengusan yang seakan menyembunyikan ribuan bilah pisau. Membuat Taufan mau tak mau menghentikan langkahnya sejenak.

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang