12 - aku suka wangi w*pol

3.1K 446 115
                                    

"memang check up nya dimana?"

"Di ruang kesehatan atuh bang,masa iya di cafetaria"

Ingin rasanya Solar menendang sang mentor lagi, cuma ia sudah terlalu lelah, jika harus menendang mentornya setiap kali mentor mengesalkan sekaligus kakaknya itu melemparkan candaan yang tidak lucu, dia khawatir mentor nya akan kehilangan sendi lutut dan tulang patella nya.

"Iya, maksudku ke arah mana?" Tanyanya, berusaha bersabar akan kelakuan mentor nya ini.

"Ah, itu toh maksudmu.." jawab Taufan sambil mengangguk mengerti.

"Ruang kesehatan ada di beberapa lantai tiap gedung sih.."

"Tapi yang mau kuhampiri sekarang, bukan di gedung ini,Tapi di gedung pusat kesehatan langsung." Jelas Taufan santai.

"Pusat kesehatan langsung?"

"Iya, kantor pusat anggota divisi kesehatan sekaligus tempat rawat para agen yang terluka parah, yah.. kurang lebih sama seperti rumah sakit." Jelas Taufan lagi, senyum merekah diwajahnya selagi ia menjelaskan.

"Gadis berkacamata itu anggota divisi kesehatan? Tapi kemarin dia ada di gedung S?" Tanya Solar lagi, ia dipenuhi rasa penasaran dan haus informasi.

"Ah, tapi sebelumnya jangan sebut dia gadis berkacamata seperti itu, nama dia Ying, kau tahu? Panggil dia kak Ying atau nyonya Ying." Ucap Taufan sambil lagi-lagi mendaratkan tangannya di kepala sang adik bungsu.

"Untuk apa?"

"Yah, dia kan seumuran denganku, harusnya dipanggil 'kak' kan?" Jawabnya kepada sang adik.

"Tapi aku tidak memanggilmu kak." Jawab Solar singkat.

Taufan bereaksi seakan ia telah tersakiti oleh ucapan tajam sang adik "kau memang adik durhaka."

Solar mengernyitkan dahi nya, "pertanyaan ku yang tadi belum kau jawab."

Jari Taufan mendarat di telinga sang adik bungsu sekaligus muridnya itu, menjewer nya, "dia itu agen tingkat S, tapi rangkap dokter juga."

"Karena dia sangat pintar dan rajin, dia dapat menjalankan kedua tugasnya itu dengan sangat baik." Lanjut Taufan.

Solar terdiam, bisakah aku seperti itu juga?

Taufan tersenyum, lagi, tangannya yang tak mau diam itu mendarat di kepala sang adik, "tentu kau bisa, kau kan jenius!"

Solar memasang wajah datar walau sebenarnya ia terkejut karena sang mentor dapat dengan mudah membaca isi kepalanya.

Sebenarnya masih ada satu pertanyaan lagi di benaknya.

Ia ingin bertanya mengapa Taufan tak pernah memakai topi nya?

Topi yang menjadi lambang persaudaraan para elemental.

Namun sebelum ia membuka mulut, sang mentor sudah memulai pembicaraan duluan.

"Kita sampai, ini gedung pusat kesehatan!" Ucapnya, seakan ia kembali melaksanakan tugasnya sebagai tour guide.

Gedung berwarna putih itu hanya memiliki beberapa lantai, jauh lebih sedikit dibanding gedung divisi agen.

Saat memasuki gedung itu, aroma kuat dari disinfektan langsung tercium di hidung mereka.

Taufan terdiam sejenak dan mengambil ponsel dari saku celananya, jari nya sibuk mengetik sesuatu dan ia kembali memasukan ponsel tersebut ke saku nya.

Mereka berada didepan pintu ruangan dengan papan nama dr. Ying itu, Taufan tersenyum dan mengetuk pintu itu, "bu,paket!"

Untung tak ada orang disekitar mereka, karena Solar tak dapat menahan malu jika sampai banyak mata tertuju pada mereka karena kekonyolan mentornya ini.

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Where stories live. Discover now