76 - Mentor bodoh

2.1K 268 225
                                    

Kedua pasang mata yang seakan kehilangan sinarnya itu kini bertemu. Manik amber yang dahulunya penuh dengan kehidupan dan determinasi, dan manik silver yang dahulu penuh dengan rasa percaya diri kini seakan sudah kehilangan semua gemerlapnya. Tatapan kosong dilontarkan akan satu sama lain, dan kesunyian tercipta.

Keduanya memang kini memiliki lingkar hitam dibawah mata sebagai hasil dari kurangnya istirahat. Namun mereka berdua seakan tidak terlalu peduli. Gempa membuka mulutnya untuk mengawali pembicaraan. "Solar, kau datang." Ucapnya.

Solar mengangguk. "jadi? Informasi apa yang akan kau sampaikan padaku?"

Gempa terdiam sebentar, ia memejamkan matanya. "Bukan aku."

"Namun dia." Ucapnya, kini, sosok seseorang yang setinggi dirinya muncul bersama dengan gemerlap keemasan. "Solar.." panggil suara itu.

Solar terdiam, ini pertama kalinya ia bertemu secara langsung sosok seorang Boboiboy setelah kejadian itu. Manik silvernya menatap sang tuan. Tentu saja mereka akan terlihat mirip. Batinnya, mengingat wajah sang kakak bermanik biru.

"Aku tahu hampir segalanya yang Taufan alami selama aku bersinggah dalam dirinya." Ucap Boboiboy.

Solar tertegun, tentu ia pun tahu fakta itu. Namun tetap saja, mendengar nama sang mentor, ia merasakan rasa perih dalam hatinya.

"Katakan." Ucap Solar.

Boboiboy menggeleng, "kau harus berjanji terlebih dahulu." Ucapnya.

Solar terdiam. Terakhir kali ada yang membuat janji dengan Boboiboy, orang itu mati untuk menepati janjinya. "Apa aku akan mati karena janji ini?" Tanya Solar datar.

"Solar!" , Omel Gempa yang terkejut dengan ucapan tak sopan dari sang bungsu.

Boboiboy tersenyum sedih, "tidak." Ucapnya penuh pengertian. "Aku sudah tak ingin kehilangan." Lanjutnya.

Kesunyian kembali tercipta. "Katakan apa yang kau mau dariku." Ucap Solar. Padahal selama ini Taufan mendidiknya untuk bertingkah sopan, namun ia telah lupa bagaimana cara melakukan segala tatakrama itu setelah ia menjalani misi seorang diri untuk mencari petunjuk.

"Hanya satu. Aku ingin kau menghentikan seluruh misi-misi berbahaya mu." Ucapnya yang disambut dengan kilauan manik silver milik sang bungsu.

"Mengapa aku harus melakukan itu?" , Tanyanya tak suka.

"Mudah saja, aku tahu hampir segalanya mengenai apa yang sedang kau cari. Jadi untuk apa membahayakan dirimu sendiri?" Jawab Boboiboy.

Solar terdiam, ia menarik nafas yang dalam sebelum ia membuka matanya. "Aku akan menentukannya setelah mendengar petunjuk apa yang kau punya." Jawabnya.

°•°•°•°

Setelah mendengar semua penjelasan dari Boboiboy mengenai apa yang ia tahu tentang Taufan, hanya ada satu kalimat yang bisa Solar ucapkan. "Mentor bodoh".

Bagaimana tidak? Ia mengikat kontrak jiwa dengan petinggi agensi untuk menjamin keamanan saudara-saudaranya. Ia juga selama ini menuruti semua kemauan busuk agensi demi menepati janjinya dengan sang tuan.

Namun terima kasih akan kontrak jiwa itu, bahkan selama ini, saat Solar menjalani misi berbahaya yang masih secara rahasia diberikan oleh petinggi agensi karena mereka percaya bahwa kontrak itu telah berakhir setelah kepergian Taufan, sang petinggi yang melakukan kontrak jiwa dengan Taufan mengalami rasa skait yang tak kira-kira setiap Solar berada dalam bahaya karena misi.

Ia menyeringai, "bukankah bertambah alasanku untuk tidak menghentikan ini semua?" Jawab Solar.

Namun Boboiboy menggeleng, "tidak."

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang