67 - to drive you away

1.5K 282 412
                                    

"brrr, dingin banget.." gumam Fang sambil memeluk lengan atasnya untuk membuat dirinya sedikit lebih hangat.

Kaizo yang sedari tadi masih menggerutu dalam hati karena tingkah Taufan yang tiba-tiba mengirimkan tiket yang termasuk juga tiket pesawat ke pulau sebelah dimana planetarium terbesar berada.

Masalahnya, tanggal keberangkatannya adalah 15 menit setelah ia mengirimkan tiket itu. Bahkan matahari belum muncul dari ufuknya dan ia juga Fang harus bergegas karena Kaizo sudah terlanjur berjanji untuk menjadi kakak yang lebih baik untuk Fang.

Dan Fang, walau dengan berapa banyak keluhan dan gerutunya akan tingkah Taufan, namun ia berterima kasih akan effort sang sahabat untuk mendekatkan kedua saudara berambut indigo itu.

Keduanya baru saja sampai di pulau yang cukup sepi itu. Ya, karena musim dingin bukanlah waktu yang paling ideal untuk mengunjungi pantai. Namun cuaca yang indah, ombak yang bergerak dengan lebih pelan karena sedikit beku, salju yang berkilau seperti ombak laut, dan matahari yang mulai muncul saat mereka sedang berdiri disana, benar-benar pemandangan yang indah dan patut disyukuri.

"Ah, dia jago memilih tempat." Komentar Fang yang disusul oleh anggukan setuju dari Kaizo.

Keheningan tercipta lagi, keduanya memang jarang bercengkrama jika bukan masalah pekerjaan. Suasana yang canggung itu membuat keduanya ragu untuk bertingkah. Takut salah, takut menyakiti, takut tidak sesuai.

Di benak mereka ada pikiran yang sama. 'ah, jika saja orang yang memberi mereka tiket itu ikut, pasti suasanya tidak akan kaku.'

"Kalau begitu, ayo kita ke restoran itu dulu untuk sarapan." Ucap Kaizo sambil menunjuk ke arah jalan dimana ada restoran yang cukup mewah.

"Baik kap- kakak." Ucap Fang dengan suara yang semakin pelan saat mengucapkan 'kakak'.

Kaizo tersenyum, senyum yang hampir tidak terlihat.

Namun baru saja mereka duduk dan menyerahkan pesanan mereka pada pelayan, telepon masuk dari salah satu petinggi agensi. Kaizo menekan tombol 'sunyikan' karena ia sudah mengajukan cuti dan sudah di acc. Jadi seharusnya urusan pekerjaan bisa menunggu sampai ia kembali masuk kerja.

Mereka memakan makanan yang datang, dan pelayan itu juga fengan ramah menyajikan donat wortel yang tidak ada dalam menu. "Ini adalah makanan spesial yang hanya disiapkan untuk kalian berdua. Ada seseorang yang membayar kami untuk menyajikannya pada "kakak beradik berambut indigo yang seperti landak berdiri yang tingkahnya kaku ke satu sama lain"" ucap sang pelayan dengan ramah yang disusul dengan tepukan jidat dari kedua saudara itu.

Dasar bocah tengil.

Namun tak dapat dipungkiri, donatnya memang enak. Fang yang sedari tadi berusaha menjaga manner nya saja kini sudah lupa dengan tatakrama dan makan sesuka hati.

Kaizo tersenyum saat sang adik fokus dengan donatnya. Ia menyisihkan donat terakhir dan menyodorkannya pada Fang. "Makanlah, aku sudah makan terlalu banyak" ucapnya dengan suara datar. Namun gestur seperti itu saja sudah membuat hati Fang hangat dan senyuman terlukis di wajahnya.

Kini, bukan lagi ada panggilan di ponsel, namun di jam tangannya. Karena Kaizo merasa terganggu, akhirnya dia mendecakkan lidahnya kesal dan menerima panggilan tersebut.

[Kaizo, cepat kembali!]

"Tanpa mengurangi rasa hormat saya pak, namun cuti saya sudah di Acc oleh HRD, saya akan kembali minggu depan"

[Tidak bisa!]

Kaizo merasa kesal dengan orang berumur yang sedang berkomunikasi dengannya itu, namun ia hanya dapat mengepalkan jarinya.

"Tapi pak-"

Ucapannya terputus saat ia melihat wajah pucat Fang yang sedang menatap layar ponsel miliknya sendiri. "Si bodoh itu!!" Ucap Fang panik.

Kaizo merasa ada yang tidak beres, dengan segera ia menanyakan kondisi di agensi.

[Agen Taufan telah berkhianat. Ia telah meledakkan seluruh fasilitas di agensi yang menyebabkan kerusakan yang parah di agensi. Cepatlah kembali dan tangkap dia.] Perintah sang petinggi itu dengan tidak sabaran.

Kaizo mngerutkan alisnya dan memijat pelipisnya. Ingin ia menggerutu namun ia tetap harus menjaga imej nya. "Baik pak, saya akan segera kembali."

Dengan satu sentuhan di layar hologram yang terpancar dari jam tangannya, panggilan itu pun berakhir.

"Fang, aku harus segera kembali. Kalau kau mau melanjutkan liburan disini tidak apa-"

"Tidak." Sela Fang menghentikan ucapan sang kakak.

"Aku akan langsung kembali. Si bodoh itu.. dia berusaha mengelabui kita!" Ucap Fang kesal.

Kaizo terdiam, ia termenung. Ia tahu betul seberapa peduli Taufan akan saudara-saudaranya itu. Jadi tidak mungkin ia melakukan sesuatu yang berpotensi membahayakan posisi saudara-saudaranya di agensi tanpa alasan.

"Dia sengaja mengirim kapten kesini bersamaku agar ia bisa menjalankan rencananya fengan lancar!" Ucap Fang, kembali ke mode bekerja.

"Apa kau percaya bahwa dia telah berkhianat?" Tanya Kaizo.

Karena pada dasarnya, walau sangat masuk akal bahwa Taufan berkhianat karena ketidak adilan yang ia terima, namun ia bukanlah tipe yang akan mencelakai orang-orang terdekatnya.

Fang terdiam, "...aku percaya bahwa ia telah mengkhianati agensi." Ucap Fang.

Kaizo terdiam. Fang tidak tahu kenyataan tentang bagaimana agensi memperlakukan Taufan, jadi wajar saja jika-

"Tapi itu lebih seperti.. memberi pelajaran kepada para petinggi dari pada berkhianat untuk kepentongan pribadi." Lanjut sang adik dengan wajah yang seakan menatap jauh.

Nyatanya, Taufan dan Kaizo memang tidak pernah memberitahu apapun tentang kontrak ilegal antara Taufan dan Agensi. Namun Fang tidak bodoh, dari bagaimana Taufan melakukan pekerjaan yang membuang moralnya, yang tentunya tidak pernah Taufan sukai. Dan bagaimana dia tidak lagi peduli akan kondisi diri sendiri, sudah pasti ada permainan kotor dalam segala hal ini.

Kaizo terdiam, "hm, sebagai salah satu petinggi agensi, aku tidak bisa tinggal diam. Namun sebagai temannya, aku tahu bahwa ia lebih dari berhak untuk melepaskan jeratan kejam yang mengikat dirinya." Ucap Kaizo.

"Aish, pekerjaan sialan. Agensi menjijikan." Gerutu Kaizo sambil memanggil pesawat jet pribadi dari hologramnya. Ini pertama kalinya Fang melihat sisi kakaknya yang kehilangan 'dingin' nya. Lucu menurutnya.

Tak lama, pesawat itu muncul. Kedua rambut indigo itu dengan sigap menaikinya. "Aku butuh bantuanmu untuk mengendalikan pesawat ini.

"Baik kapten" ucap Fang.

°•°•°•°

Taufan menatap fasilitas agensi yang kini hancur berkeping-keping, bangunan yang runtuh, dan para agen dan staff yang berlarian keluar gedung. Ia tertawa kecil. Ia sengaja memilih hari ini. Hari dimana Solar sedang berada diluar agensi karena ada misi, begitupula dengan beberapa saudara-saudaranya yang lain.

Dan Ice juga Gempa sedang berada di lapangan latihan tembak bersama Gopal. Tempat itu adalah tempat terbuka tanpa puing-puing, jadi walau banyak ledakan di sekitar gedung, mereka akan tetap aman.

Setelah melihat kekacauan yang ia ciptakan di agensi yang telah menampungnya sejak tubuhnya berumur 11 tahun ini, rasanya ada sedikit rasa lega. Seakan kekangnya telah terlepas.

Lalu, sosok bermata safir itupun tak lagi ada di sana.

// Author's note //

Maaf ya lama menghilang, jujur aja passion ku died down bgt 😔🤟

Tp aku bacain komen kalian ko, aku tau masih ada yg nungguin cerita ini lanjut, jadi walau ga seberapa, aku pengen bisa sampe namatin cerita ini.

Blom tamat btewe.

Oiya, 200 komen ya ges klo mau lanjut, jan spam angka atau next next tapi yak 😔🤟 udh kusiapin ko chapternya, klo dah 200 komen ku up ngehhehe.

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang