46 - Taufan dan broco- adik yang kurang kasih sayang

2.4K 419 234
                                    

"ini bukan waktu yang tepat untuk bercanda, Fang." Jawab Taufan, matanya yang membentuk bulan sabit menghadap bawah, menyipit seraya senyuman terlukis dibalik wajah yang ditutupi gas mask.

"Dan aku sama sekali tidak bercanda, Fan." Jawab Fang dengan tegas.

Manik merah itu menatap lurus ke arah manik safir yang terlihat sedalam lautan, entah sejak kapan ia tak dapat lagi mengetahui apa yang ada di pikiran sahabatnya ini.

Tatapannya terlihat seperti ia telah berlayar jauh, meninggalkan daratan dan segala keindahannya. Tidak berniat untuk kembali, membiarkan badai membawanya jauh dari tepian.

Taufan terdiam, ia menghela nafas dan tangannya yang semakin kurus itu menepuk lembut pundak sang sahabat. "Terima kasih." Ucapnya.

"Terima kasih karena telah khawatir akan diriku. Tapi sungguh, kau tak perlu melakukan itu." Ucap Taufan. Kakinya melangkah, dan dengan otomatis Fang juga berjalan di sampingnya.

Tempat dimana mereka berada sekarang ini sangat tidak cocok untuk bertukar kata, namun, bagi Taufan, tempat ini lebih aman dibanding agensi.

Walau kabut dan asap menutupi pandangan mereka, walau udara bersih seakan sebuah oasis di sahara, walau aura tanpa kehidupan membuat siapapun merasakan dingin yang menusuk kulit, tapi tempat ini lebih baik.

Lebih baik dibanding teater besar yang dipenuhi dengan para manusia serakah.

"Ini belum saatnya untukku berhenti Fang. Masih ada hal yang perlu kulakukan. Masih banyak hal yang harus kuselesaikan." Jelas Taufan.

"Contohnya?" Tanya Fang kesal, nada suaranya datar namun Taufan tahu itu dipenuhi dengan kekecewaan.

"Contohnya....tadam!" Taufan menunjukkan dua tiket taman ria dari sakunya. Tentu saja hal itu membuat Fang terdiam tanpa kata, bukan karena marah namun karena tak mengerti.

"....tiket?" Tanyanya, manik merahnya seakan meminta penjelasan kepada Taufan.

"Ada dua!" Jawab Taufan ceria.

"Aku tau! Kau pikir aku tak bisa berhitung?" Jawab Fang kesal karena Taufan mengucapkan hal yang sudah pasti diketahui.

"Tapi itu untuk siapa?" Tanyanya penasaran.

Taufan tersenyum, "tebak~"

"Jangan bilang-- untukku??" Tanyanya dengan wajah yang sungguh terlihat bodoh dimata Taufan.

"T-taufan maaf tapi.. i don't see you that way.. kamu sebatas teman aja-" ucap Fang serius sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan canggung.

Tangan Taufan melayang, memukul kepala Fang menggunakan dua tiket itu sebagai medianya. "Hey bodoh! Tentu saja bukan begitu! Aku juga punya tipe tahu! Kau kira aku sejones apa sampai mau sama kamu?" Tanya Taufan dengan wajah jijik yang tak dapat disembunyikan, yang bahkan bisa dibilang dilebih-lebihkan.

"Maksudmu?!"

"Lebih penting dari itu.. dua tiket ini untukmu dan kakak garang- eh maksudku, kakak mu yang super duper baik , ramah, santun, tidak galak dan tidak licik sama sekali itu." Ucap Taufan.

"....hey, aku ini adiknya- apa kau tidak
Takut aku akan melaporkan omonganmu ke dia?" Tanya Fang.

"Memang kau berani?"

"Iya juga- eh- t-tentu saja berani!!!" Jawab Fang kelabakan.

"Pfft, ok ok aku percaya~"

"Kau mengejekku kan? Iyakan??" Tanya Fang sambil mengangkat kerah Taufan.

Taufan masih dengan aura santainya, hanya membiarkan sang kawan emosi sembari ia mengatakan "ehe~"

"Sudahi lah brocon mu adik manis" , lanjutnya, salah satu keahliannya adalah membuat Fang marah dan mengeluarkan seratus persen kekuatannya karena amarah.

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang