49 - biskuit yaya enak

2.2K 368 343
                                    

"Hey, belum ada kabar dari Taufan?" Tanya gadis berhijab merah muda kepada kawan berdarah india di hadapannya itu.

Gopal menggeleng pasrah, "terakhir kali aku menerima pesan darinya adalah.. satu bulan yang lalu, itupun hanya sebuah informasi tanpa basa-basi sama sekali." Keluh Gopal sambil mengunyah martabak manis dengan lahap.

"Apa dia baik-baik saja ya? Aku khawatir sekali.." ucap gadis elegan itu, memeriksa data yang ada di layar hologram dari jam tangannya.

"Bagaimana dengan Ochobot? Apa ada perkembangan?" Tanya Gopal balik pada gadis itu. Pertanyaan itu disambut dengan gelengan kepala dari gadis cantik bermanik coklat.

Keduanya menghela nafas pasrah, segalanya terasa seperti stuck. Tidak ada perkembangan baik dalam kondisi Ochobot, ataupun hubungan Taufan dengan saudara-saudaranya.

Fang yang sedari tadi menggunakan headphone dan asik dalam dunianya sambil mengunyah donat wortel membuka mulutnya, "..mungkin ada baiknya kita ikut campur?" Ucapnya pada kedua sahabatnya itu.

Kedua orang itu tertegun. Mata mereka sedikit melebar dan tatapan mereka dipenuhi dengan ekspresi terkejut. Seorang Fang yang hobinya mengurusi urusan sendiri dan tidak ikut campur urusan orang lain mengatakan hal seperti itu?

"Hey.. jangan tatap aku seperti itu." Ucapnya tak nyaman dengan tatapan terkejut kedua kawannya itu.

"Ah, maaf.. hanya saja agak sedikit mengejutkan mendengarmu mengatakan hal itu." Ucap Yaya, mengembalikan composure nya.

Helaan nafas terdengar dari sang pemilik rambut indigo berkacamata, sang adik dari kapten Kaizo itu menggeleng pelan. "Dia selalu ikut campur dalam urusanku kau tahu?"

"Satu bulan lalu dia mengirimkanku tujuh jenis tiket berbeda, sepasang tiket untuk ke akuarium, planetarium, taman ria, museum, dan masih banyak lagi." Jelasnya mengingat bagaimana sahabat eksentrik nya itu tiada angin ataupun hujan tiba-tiba mengirimkan sepasang voucher dan tiket elektronik padanya.

"Hah? Kau sering bertemu dengannya? Kalian..kencan?" Tanya Gopal tak percaya, tidak memasukan makanan kedalam mulutnya untuk menunjukan betapa terkejut dirinya.

Sebuah jitakan melayang ke kepala sang pria dengan hobi makan itu. Jitakan yang penuh dengan kekesalan pastinya. "heh! Enak aja. Kau kira aku se-desperate apa sampai bisa menjatuhkan standarku hah? Aku juga masih punya tipe tau!" Omel Fang.

"..dengan kata lain kau baru saja menghina Taufan, asal kau tahu saja." Komentar Yaya sambil membuka kemasan plastik berisikan biskuit. "Ada yang mau?" Ucapnya pada sahabat-sahabatnya yang disusul dengan respon yang sangat cepat berbentuk gelengan kepala.

"Tidak usah Yaya, aku harus mengontrol kadar gula ku heheh" tolak Gopal ketakutan.

"Tapi biskuit ini pakai pemanis alami dari minyak ikan, jadi tak perlu sungkan~" ucapnya lagi, belum menyerah.

Hanya mendengarnya saja sudah membuat mereka hampir pingsan. Mereka jadi teringat pada Taufan yang pernah memakan biskuit Yaya karena Ice kalah dalam permainan dan (dipaksa) memilih dare. Sekali lagi mereka dibuat takjub dan salut akan Taufan yang mau mengorbankan nyawanya dan kewarasannya demi sang saudara.

Walau pada akhirnya semuanya terkena imbas karena Taufan menjadi sedikit..gila. Sedikit gila hingga Boboiboy harus turun tangan dan mengurungnya didalam tubuhnya hingga Taufan bisa cukup waras kembali.

"Ah..itu- uhhh, tidak dulu Yaya" tolak Gopal lagi, sungguh berhati-hati agar Yaya tidak tersinggung.

Mereka tidak dapat menjelaskan bahwa biskuit Yaya dapat membuat orang menjadi gila kan? Mereka tahu bahwa sahabat berhijab pink mereka itu adalah gadis berhati lembut, hanya saja.. tidak pintar masak.

"Apa biskuit ku ini benar-benar tidak enak? Kenapa tidak ada yang mau menerimanya kecuali Taufan?" Tanya Yaya pada kawan-kawannya itu.

Semenjak ia pernah gila karena biskuit Yaya, Taufan memang menjadi sedikit error. Entah indra perasa nya yang bermasalah atau otaknya yang bermasalah tapi ia jadi sering menjadikan biskuit Yaya sebagai camilan dan bahkan bilang bahwa rasanya bisa diterima.

Rasanya sangat horror dan menyeramkan bagaimana Taufan dengan santainya menggigit biskuit itu dan mengunyah lalu menelannya, lalu bertingkah seakan tidak ada apa-apa. Walau setelahnya tingkahnya menjadi aneh dan semakin hiperaktif dan gila, hingga kawan berambut putihnya pernah pasrah karena harus menjadi korban penganiyaan Taufan yang terkena efek biskuit Yaya.

Fang sedikit tersenyum mengingat memori-memori itu. Hari-hari dimana segalanya terasa biasa saja dan normal. Hari-hari dimana mereka berfikir bahwa segala hal itu 'membosankan'. Namun kini, ingin rasanya ia dapat kembali ke masa dimana sang pemersatu elemental masih hadir diantara mereka.

Ia tahu betul bahwa Boboiboy 'menghilang' setelah pergi ke misi bersama Taufan. Namun ia tidak dapat membenci Taufan. Tidak tanpa mengetahui cerita keseluruhannya.

Mengetahui sahabat bertopi oranye nya itu, ia tahu betul bahwa Boboiboy kadang terlalu naif dan heroik. Mungkin saja ia berniat melakukan hal bodoh, dan kebetulan Taufan sedang ikut misi bersamanya karena mungkin, walau saudaranya sendiri yang selama ini dianggap paling mengerti satu sama lain tidak mengerti jalan berfikir Taufan,

Fang tahu bahwa Taufan tidak sebodoh itu. ia tahu bahwa mungkin Taufan berusaha menghentikan Boboiboy dari melakukan hal bodoh. dan setelah kejadian itu, kejadian yang merenggut Boboiboy, Taufan terus-menerus menyalahkan dirinya, bahkan membenci dirinya lebih dari pada orang-orang membencinya, Fang jadi semakin rindu akan hari-hari dimana segalanya terasa biasa saja.

Fang mengambil bungkusan dari tangan Yaya. Bungkusan berisikan biskuit yang menebarkan aura menyeramkan itu kini berada di tangannya.

"Aku sedang tidak mood makan biskuit saat ini, namun akan aku bawa untuk camilan nanti." Ucap Fang menyeringai.

Ia dapat melihat mulut Gopal yang terbuka lebar, seakan rahangnya jatuh. "Fang, kau gapapa? Kau ok? Sakit kepala? Merasa pusing?" Tanya sang kawan yang overdramatic itu sambil sibuk menginspeksi sahabat berkacamata di hadapannya.

Fang menepis tangannya, "hentikan. atau kau mau aku berbagi biskuit ini denganmu?" Tanya Fang yang dijawab dengan gelengan kepala instan dari sang sahabat pecinta makan itu.

"Kira-kira, robot suka tidak ya dengan biskuit Yaya?" Tanya Fang yang disambut dengan ekspresi bingung dari Yaya. Dan juga ekspresi terkejut dari Gopal.

"...kau ingin kesana?" Tanya Gopal mengerutkan alisnya.

"Yah sepertinya seru juga jika kita bisa melihat si rambut putih memakan biskuit ini" komentarnya lagi, bermonolog seakan ia adalah Villain keren di Anime untuk bocah puber.

Saat kedua sahabatnya sedang sedikit merinding karena cringe akan tingkah sang rambut indigo, Gadis berkacamata yang lengkap dengan jas putih ala dokter itu masuk ke ruangan dengan tergesa dan emosi.

"Apa kalian mendapat kabar apapun dari Taufan?" Tanyanya langung pada intinya.

Ketiga sahabat itu menggeleng, Yaya dengan ekspresi khawatirnya mengelus pundak sang gadis berkacamata untuk menenangkannya. "Tenang dulu Ying, tarik nafas.. ceritakan, sebenarnya ada apa?"

// Author's note //

Hi! Maaf aku menghilang cukup lama yaa, ada yang nungguin kah? Ngga ya? :( Hshshsh gapapa kok beneran.

Anyway alasan aku menghilang cukup lama karena waktu itu udh bikin 800 kata buat chapter 49 eh ilang, dan aku juga kaya diambang realita dan tidak karena nulisnya sambil half asleep waktu itu.

Terus akhirnya aku ngambek, dan ga lanjut2 karena masi kesel.

Tapi udah gitu aku sibuk sama UTS, jadinya ga up2 , doain nilai UTS nya bagus yaaa!

Doain juga biar sering update dan ga ilabg lagi draft nya wkwkwkwk, komentar yang banyak yaa soalnya aku sedih kalau dicuekin hehehehhehe

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang