59 - Lelucon

1.9K 319 226
                                    

Sebuah selang infus kini terpasang di salah satu tangannya. Taufan bahkan tak bisa berkomentar apa-apa, kepalanya terlalu pusing untuk ini semua.

Dahulu ia kira ia menyukai keramaian, namun mungkin karena sudah terbiasa dengan kesunyian yang menghantuinya, kini keramaian malah membuatnya tak nyaman.

Ying menyadari ekspresi Taufan yang pucat dan sedikit mengerutkan alisnya, dengan sigap bertanya "apa yang kau rasakan? Dimana yang sakit?"

Bukan kata "apakah kau baik-baik saja?" Karena mereka berdua tahu bahwa tubuh Taufan sangat jauh dari kata "baik-baik saja"

Butuh beberapa detik untuk Taufan dapat menggerakkan tubuhnya untuk merespon, "sedikit sakit kepala." Ucapnya dengan suara yang serak.

"Aku seharusnya tidak disini, Ying. Masih banyak hal yang harus ku urus." Lanjutnya dalam satu kali ucap, takut tubuhnya akan memberikan respon yang lama jika ia memberi jeda.

Ying terdiam, "kerusakan tubuhmu sudah separah ini." Ucap Ying. Dia berusaha tidak menunjukan emosinya yang meluap karena melihat kawan baiknya yang seperti layu, dan akan menghilang bersama hembusan angin saat waktunya datang.

Ying tidak tahu apakah Taufan tahu akan kondisi dirinya saat ini yang dipenuhi komplikasi. Dan bagaimana tubuhnya bahkan tidak bisa bertahan lebih dari tiga tahun jika ia terus-menerus bertingkah seperti ini.

Tapi ia tahu, Taufan tidak bodoh. Pastinya, ia mengerti seberapa parah kondisi tubuhnya lebih baik dari siapapun. "...berhenti dari misimu, Fan." Ucap Ying dengan suara yang ia usahakan datar.

Di ruangan yang sama, ada Fang, Gempa dan juga Ice, atensi mereka sepenuhnya diarahkan pada ucapan Ying.

Taufan terdiam, butuh waktu untuk memproses ucapannya. Ia menutup mata lelahnya sejenak. Jujur, kesabarannya sudah menipis karena begitu banyak hal yang tidak ia inginkan terjadi di saat waktu untuk menjalankan misi yang ia janjikan telah dekat. Namun ia menghela nafas, berat dan sakit.

"Waktu misi nya sudah dekat." Jawabnya pelan, manik safirnya menatap manik Ying yang dipenuhi rasa khawatir dan frustasi.

Ying mengepalkan tangannya, "tubuhmu sudah seperti ini , dan kau masih merasa bahwa kau bisa menghadapi misi itu Fan? Aku tak tahu detail tentang misi apa yang terus membuatmu merusak dirimu seperti ini, namun dengan kondisi seperti sekarang ini, kau harus pensiun." Ucap Ying dengan suara yang ia usahakan agar terdengar tegas dan tidak bergetar.

Lagi, ada jeda sebelum Taufan memberikan responnya. manik safir yang tumpul itu memang diarahkan pada Ying, namun seakan ia memandang sesuatu yang jauh. "Setelah misi ini selesai, akan aku pertimbangkan."

"Kau- tubuhmu sudah rusak Fan!" Gertak Ying.

"Taufan, aku juga setuju dengan Ying, pensiun lah, tubuhmu sudah mencapai batas." Ucap Fang, manik rubinya menatap datar, tahu bahwa ucapannya tak akan didengar oleh kawannya. Namun Fang tidak dapat berpura-pura bahwa kondisi Taufan cukup prima untuk melakukan apapun yang dia ingin lakukan.

Sebelum Taufan sempat menjawab, Gempa berdiri, menghampiri Taufan. "Misi apa yang ingin kau lakukan? Aku setuju dengan Ying dan Fang, berhentilah Fan, pulihkan tubuhmu. Misi-misi itu, kau bisa serahkan pada kami atau agen lain." Ucap Gempa. ia tak tahu misi apa yang sangat ingin Taufan lakukan sampai-sampai ia memforsir dirinya sampai seperti ini, namun ia tak bisa membiarkan kondisi Taufan terus memburuk.

"Menyerahkannya pada orang lain?" Tanya Taufan dingin setelah beberapa saat ia memproses ucapan Gempa. Rasanya ia ingin tertawa. Misi yang dulu merenggut nyawa tuan mereka, misi yang sedari dulu ingin ia jelaskan pada mereka namun selalu mereka tolak, lalu dengan mudahnya, tanpa tahu apapun, mereka bilang untuk menyerahkannya pada orang lain, termasuk mereka?

Lalu apa gunanya usaha Taufan selama ini, menjadi boneka sekaligus mesin pembunuh agensi, menahan segala rasa sakit, jika ujung-ujungnya mereka mau terjun ke misi berbahaya itu? Alasan Taufan sekeras kepala ini adalah untuk kontrak yang melindungi mereka, ia tidak meminta mereka untuk mengerti, tapi ia muak. Apa sulitnya untuk mereka berhenti ikut campur di saat seperti ini?

Ah, benar-benar, harusnya aku mencari celah disaat Solar tidak ada dan langsung pulang ke headquarter, jadi aku tidak perlu menghadapi hal seperti ini.

"Tidak perlu dibahas, aku tidak ingin berargumen." Jawab Taufan, kepalanya terlalu sakit untuk memikirkan jawaban yang lebih baik dari ini.

Semua yang ada di ruangan menatapnya dengan tatapan kecewa, namun Taufan tak dapat menyadarinya, karena kepalanya terasa seperti mendapatkan dentuman keras dan juga rasa panas, sesak, dan sakit di sekitar dadanya terlalu mengganggu untuk diabaikan.

Sebelum ia sadar, darah telah menetes dari hidungnya, dan seperti belum cukup, sakit yang memenuhi dadanya kini ikut naik ke tenggorokan, dan mulutnya kini dipenuhi dengan darah. Darah itu kini keluar dari mulutnya dan dengan refleks yang tersisa ia menahannya dengan tangan yang sedang terpasang selang infus itu.

"Taufan!" Suara terkejut itu terdengar dari sang dokter, namun Taufan tak dapat bereaksi apapun, pandangannya berputar, buram, dan menggelap. jantungnya sepertinya berdetak sangat kencang.

Lucu. Batinnya. Ternyata kau masih bisa berdetak sekuat itu hah? Kenapa tidak salurkan energinya untuk organ lain? Omelnya pada jantungnya sendiri.

"---Fan!!" Sekarang suara yang lebih bass yang terdengar, sepertinya suara Fang. Taufan dapat samar-samar merasakan ada yang menahan pundaknya agar tak terjatuh ke depan.

Taufan sudah tak bisa bertahan, seakan ada yang menyuntikkan suatu cairan obat ke infusnya, perlahan rasa sakitnya tidak separah tadi, namun bersama dengan rasa sakit yang memudar, begitu pula dengan kesadarannya.

Semuanya menjadi gelap dan sunyi, seperti yang ia suka.

°•°•°

Saat darah keluar dari hidung Taufan, Ying langsung bertindak cepat, mengesampingkan emosinya sejenak, namun dirinya semakin dibuat panik oleh darah yang keluar dari mulut Taufan.

"Taufan!" Namun Taufan tak menjawab, manik biru tua nya itu tampak kosong dan bergetar, tak dapat fokus. Ying tahu situasi ini sangat buruk. Fang membantunya untuk mengembalikan kesadaran Taufan. Sedangkan Ice dan Gempa terlalu terkejut hingga mereka sempat terdiam di tempat sampai akhirnya mereka menyadari betapa gentingnya situasi saat ini.

Ying tahu ini adalah efek dari racun yang sudah bersarang ditubuh Taufan, tak banyak yang dapat ia lakukan di situasi darurat saat ini. Ia hanya menyuntikkan beberapa obat yang ia siapkan untuk berjaga-jaga ke infus Taufan. hanya cukup untuk menangani situasi darurat saat ini.

".. kondisinya tidak diketahui agen-agen lain, jadi aku akan menghubungi Yaya dan Gopal untuk mengambil obat-obatan dan alat yang dibutuhkan." Ucap Ying, mengerutkan alisnya sekali lagi, sambil menatap Taufan yang kini 'dipaksa' terlelap. Dengan wajah yang sangat pucat tanpa rona, dan lingkaran hitam dibawah mata.

// Author's note //

Bayangin berusaha ngejelasin tapi selalu di tolak dan pas kamu udh setengah jalan malah mau di rebut kerjaan kamu? Jitak aja ga si sodara2 nya

Btw, begitulah

200 komen aja minggu ini saya lagi ngantuk,

Doakan sehat slalu ya gais, stay safe ❤️

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang