47 - kamu adalah buronan di hati aku

2.2K 404 239
                                    

Pesta itu berlangsung cukup meriah jika memperhitungkan bahwa hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat saja.

Solar menatap kesal kearah duo troublemaker yang selalu berhasil menjahilinya dan memaksanya memakan permen jelly yang memiliki rasa manis dan hanya manis tanpa rasa lain. Ugh.

Gempa yang terlihat senang namun juga lelah kini sedang mencuci piring di dapur apartment Solar. Benar-benar natural seakan tempat ini adalah miliknya dari awal.

Solar menghela nafas. Mau sebagaimana meriahnya pesta ini, tetap saja terasa ada yang kurang.

Mentornya.

Seandainya ia dapat membuat mentornya berpartisipasi, pasti pesta ini akan terasa semakin bermakna.

Solar terdiam, mengistirahatkan wajahnya di satu lengannya. "Fang belum datang juga?" Bisik seseorang di living room, suara wanita yang terdengar elegan dan ramah itu sudah pasti milik Yaya.

"Belum. Tadi ia sempat tidak bisa dihubungi.", jawab Gopal.

"Dia pergi ke misi bersama Taufan kan? Lalu dia-" ucapan Gadis berhijab merah muda itu berhenti saat Solar mendekati mereka. "kalian membicarakan soal apa?" Tanyanya penasaran. Melemparkan tubuhnya ke sofa empuk nan mahal itu.

"Uhh, hanya berbincang! Solar mau permen?" Ucap Yaya mengalihkan pembicaraan.

"Ugh, tidak. Mulai hari ini aku benci permen." Tolaknya dengan ekspresi yang sangat tidak suka.

"Haha! Dia sangat berbeda dengan Taufan. Kalau ini Taufan, dia pasti akan langsung melahapnya." Ucap Gopal sambil menepuk punggung Solar dengan (tidak sengaja) kencang.

"Oi! Punggungku bisa retak!" Omel Solar.

"Ahahaha, setidaknya tulang mereka sama-sama keropos." Lanjut Gopal lagi yang disambut dengan cubitan kecil dari Ying.

"Yang satu hanya sebuah bualan, yang satu lagi nyata! Jangan disamakan!" Omel Ying kepada Gopal. Entah kenapa hari ini Ying lebih mudah marah sedikit dibanding biasanya.

"Hey, jangan terlalu serius. Ini kan hanya guyonan, kau ini jangan jadi party pooper dong." Komentar Gopal, tapi berbeda dengan komentar santai yang keluar dari mulutnya, ekspresinya terlihat sedikit khawatir.

  "Sudah aku hubungi dua kali tapi masih tidak terhubung juga, Fang sebenarnya sedang apa sih? Apa dia baik-baik saja?" Ucap Gopal, kembali menekan tombol dial di layar hologramnya.

Setelah hampir tiga puluh detik, akhirnya ada yang mengangkat panggilan itu. "Ada apa?" Tanya seseorang dengan suara yang sedikit serak itu.

"Fang! Kok dari tadi ga diangkat? Dimana kamu?", Tanya Gopal, sedari tadi ia terus memantau titik lokasi dari pelacak milik Fang, tapi hanya perlu sepuluh detik untuk sinyal dari pelacak itu berpindah ke tempat yang jauh sekali, seakan ada yang memanipulasinya.

"Ah, itu.. tadi sepertinya tempat misi kami ada penangkal sinyal nya, tapi misinya berhasil kok..kinda." ucap Fang, dari balik telepon bisa terdengar suara yang sangat lelah itu.

"Penangkal sinyal biasa harusnya masih bisa kalian atasi bukan?" , Tanya Ying, suaranya terdengar seakan ia khawatir.

"Yah, bisa dibilang ini tidak biasa." Jawab Fang lagi.

"Tidak biasa bagaimana? Bukankah kalian berada di perfektur Djavia? Harusnya disitu bukanlah masalah bukan? Agen khusus seperti kita kan mempunyai saluran sinyal yang berbeda!" Ucap Ying lagi, kini telah merampas sepenuhnya layar hologram milik Gopal.

"....."

"Aku tak yakin aku bisa menjelaskannya disini." Jawab Fang.

"..tidak terjadi apapun padamu kan? Bagaimana dengan Taufan? Dia baik-baik saja kan?" Tanya Ying, nada bicaranya itu menunjukan bahwa kondisi Taufan adalah kekhawatiran nya yang terbesar saat ini.

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang