An Ordinary Girl (2)

6 1 0
                                    

Nama gadis itu, Chiharu.

Seindah namanya, dirinya pun begitu.

Sejak pertemuan aneh di lorong kumuh waktu itu, Kaizaki tidak bisa mengalihkan pandangannya.

Jangan mengambil kesimpulan begitu cepat. Nyatanya dia memang hanya penasaran, siapa gadis aneh dengan mata tak wajar tiba-tiba menyogoknya dengan roti dan bilang bahwa gambarnya adalah keajaiban.

Orang normal tidak bisa tidak berhenti memikirkannya.

Mereka satu sekolah, fakta pertama.

Kelas mereka bersebelahan, fakta kedua.

Fakta ketiga adalah gadis itu bilang pernah bertemu dengannya saat Sekolah Dasar.

Kaizaki tidak punya gambaran soal gadis itu di masa kecil. Sejak ia memberitahu namanya, Chiharu tampak menganggapnya sebagai sosok yang sudah dikenal lama.

Kaizaki sendiri tidak biasa diperlakukan seperti itu. Gadis-gadis biasanya akan berlari bahkan jika hanya mendengar namanya.

Yang orang-orang tahu soal dirinya; bengis, tanpa belas kasih, kasar, dan tidak punya perasaa---

Tentu dia bukan berarti tidak punya teman. Beberapa orang benar-benar tahu Kaizaki sama sekali tidak seperti itu. Hanya saja dia sangat buruk dalam menyusun kata-kata. Dan membuat semua orang salah paham.

Bagaimana caranya menatap sangat memicu pikiran negatif manusia.

Chiharu bahkan berani bicara menatap matanya.

"Kaizaki tidak ikut ekskul apapun? Kenapa tidak ikut ekskul seni?" Chiharu menanyakannya dalam salah satu perjalanan pulang-- yang mana dapam kasus ini adalah Kaizaki yang menginginkannya.

Dia rela menunggu Chiharu ekskul hingga sore.

Dan dia jadi tahu banyak hal, bahwa Chiharu mahir dalam sastra. Dia bahkan membuat novelnya sendiri-- yang tidak pernah ia tunjukkan pada siapapun.

"Entah kenapa sepertinya mereka tidak mau menerimaku."

Chiharu memandangnya sekilas, tersenyum singkat. "Mereka takut tersaingi."

Kaizaki semakin heran dengan gadis di sampingnya, "Chiharu, tidakkah kau berpikir aku sedikit menakutkan?"

"Kena--"

Kaizaki memegang kedua bahu Chiharu dan menatapnya lamat-lamat. Cukup lama hingga Chiharu lambat mencerna apa yang terjadi. Dia buru-buru mengalihkan pandang sebelum tenggelam dalam mata Kaizaki.

"Apa yang kau lakukan." Chiharu sepertinya terlalu malu untuk menatap lelaki itu.

Sedangkan Kaizaki hanya menghela napas tanpa menyadari gadis di sebelahnya sudah merona. Ternyata Chiharu juga takut menatapku.

Yah, selama perjalanan pulang, mereka tetap diam.

****

A/N;

3-03-21

NuminousWhere stories live. Discover now