An Ordinary Girl(3)

7 0 0
                                    

Kaizaki hari itu melukis diatas atap sekolah. Dengan kanvas yang lebih besar dah bukannya di buku sketsa kumuhnya. Dia menuang cat, mencampurnya. Menyapukan kuasnya.

Betapa indah itu jika dilihat oleh manusia biasa. Tapi Chiharu yang memandangnya sedari tadi tidak bergeming. Menautkan alisnya sedikit bingung.

"Kenapa kau memelototinya begitu--"

"Kaizaki-kun. Kau sepertinya sedang sedih, atau marah ya? Aku bisa jadi pendengar yang baik meskipun kau pencerita yang buruk. Jadi, apa yang--"

Kaizaki sudah lebih dulu menghentakkan kuasnya pada kanvas hingga nyaris membuatnya terjatuh bersama penyangga itu. Kaizaki menatap Chiharu sedikit marah, "Bisakah kau berhenti seperti itu? Bersikap seakan tahu segalanya."

"T-tapi aku hanya mengatakan sesuatu yang kulihat dan aku serius aku bisa mendengarkanmu!" Kaizaki sudah mengemas barang-barangnya, kanvasnya. Memasukkan cat asal. Beranjak dari atap.

Chiharu menatap punggungnya penuh rasa bersalah.

Chiharu akhirnya hanya berdiam di kelas. Termangu. Mungkin dia benar-benar sudah bersikap menyebalkan pada Kaizaki. Sikap sok tahunya mungkin benar-benar menganggu. Tapi detik berikutnya saat ia hendak menenggelamkan kepala dalam lipatan tangan, pintu terbuka keras. Kaizaki disana. Terlihat habis berlari entah darimana.

Dia duduk di depan Chiharu yang menenggelamkan wajahnya. Tampaknya masih sedikit sedih dan kecewa.

"Maafkan aku." Chiharu memulainya. "Aku hanya kesal pada diriku sendiri. Aku tidak harusnya menghakimimu seakan benar-benar tahu. Maafkan--"

"Tidak, aku juga .. minta maaf sudah sedikit kasar. Aku tidak bermaksud begitu selama ini terima kasih sudah peduli tapi kenapa--"

"Kau tahu, Kaizaki. Mataku ini sebenarnya sangat mengerikan. Namun sebagai gantinya, aku tidak bisa melihat warna."

Setelah beberapa bulan mereka berteman. Apakah itu wajar jika Kaizaki baru tahu hal itu?

Chiharu nampaknya benar-benar akan menangis.

"Hari ini aku benar-benar tidak melihat keajaiban di gambarmu aku tidak harusnya mengatakan itu karena memang aku yang ... salah!"

"Tidak, kau benar Chiharu. Kau sangat benar, dan kau juga harusnya mengatakan hal itu lebih dulu ... aku-aku tidak pernah tahu. Mengapa kau tidak bercerita banyak hal tentang dirimu?"

"Kau ingin tahu?" Chiharu mengangkat kepalanya. Kaizaki sedikit berjengit mundur.

Mengangguk mantab.

"Aku punya kebiasaan kantuk yang parah di sore hari, jadi tolong ... jangan bangunkan aku- hoahm."

Gadis itu tertidur.

****
05-03-21

NuminousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang