10. Emery

171 17 6
                                    


Hai, maaf banget aku blom smpt up subuh tadi,
Yah tiba-tiba dapat kabar duka dan itu bikin aku sedikit ragu bakal nerusin ini apa nggak.
Jadi, makasih buat kalian yang masih stay disini. Lain waktu aku share knapa aku shock, karena cerita fiksi ini benar-benar terjadi didekatku.

Find me (ig) : kiminamu387_

***

Demi orang lain saja aku tak perlu berpikir dua kali,
Apalagi untukmu yang jelas-jelas kucintai setengah mati.

***

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

***

Lee Jooheon. Pria itu tengah mengisi kursi di sebelah ranjang pasien Seona. Ia menghubungi Seona sejam yang lalu, tapi tidak berbalas. Ketika ia menelponnya lagi, malah mendapat kejutan karena suara yang menyapa telinganya, bukanlah suara wanita yang ia harapkan, melainkan perawat dari rumah sakit.

"Anda suami Nyonya Seona?" Jooheon langsung ditodong dengan pertanyaan oleh perawat yang menyambutnya di rumah sakit. Belum sempat pria itu menjawab, perawat itu menyerocos tanpa henti. "Nyonya sudah sadar. Anda perlu memastikan istri Anda makan teratur karena kehamilannya masih sangat rawan."

Jooheon menganga tanpa kata. Ia hanya mengangguk kaku, lalu mengucapkan terima kasih setengah terbata sebelum akhirnya mengikuti sang perawat menunjukkan ranjang Seona.

"Kau yakin?" tanya Jooheon sembari mengelus punggung tangan Seona dengan ibu jarinya. Cincin itu melingkar begitu cantik di jemari sang wanita--cincin yang hampir sebulan lalu menunggu kepastian. Meski butuh waktu bagi Jooheon melihat cincin pemberian ibunya itu akhirnya mendapatkan pemilik.

Seona mengangguk, tersenyum samar memerhatikan genggaman Jooheon yang terasa hangat. Jooheon selalu begitu. Ia mendapatkan curahan cinta yang berlimpah sejak kecil, menjadikannya tahu makna mencintai dengan baik pula.

Seona beruntung, karena Jooheon selalu ada di sisinya tanpa diminta.

"Aku yang berterimakasih karena kau sudi menjaga kami," tutur Seona lemah, dibalas senyuman dengan begitu mantap oleh lelaki itu.

Seona tidak pernah berniat memiliki bayi secepat ini. Terlebih saat dirinya sendiri belum tahu pasti kata hatinya. Meski begitu, ia tidak melakukan sesuatu untuk mencegah apa pun setelah malam itu. Ia begitu menyukai anak-anak, selalu saja bertanya-tanya kapan bisa memilikinya sendiri.

Mungkin dia bodoh, dengan sengaja mengizinkan benih itu tumbuh dengan begitu baik--begitu gembira--di rahimnya.

Seona berkali-kali mengabaikan firasat bahwa periodenya mungkin saja sudah terlewat. Itu pula yang menjadikannya begitu lemas saat ini. Harusnya ia bisa menjaga tubuhnya dengan baik, sehingga tidak perlu hilang kesadaran seperti tadi.

[M] TOUCH (Monsta X Shownu)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz