4. Déjà vu

171 16 2
                                    

"Cinta tidak seharusnya menyakiti, bukan? Maka, akan kupastikan setiap detik cintaku untukmu adalah surga yang akan  membahagiakan"

"Cinta tidak seharusnya menyakiti, bukan? Maka, akan kupastikan setiap detik cintaku untukmu adalah surga yang akan  membahagiakan"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Son Hyunwoo

***

Kurang dari tiga puluh menit menyetir dari kawasan apartemennya, Seona tiba di kompleks perumahan mewah di Gyeonggi-do. Kawasan yang memang terkenal dengan perumahan para elite korea selatan itu; hanya terdiri dari 98 unit, dihuni oleh para politikus, pemilik perusahaan, atau selebriti terkenal. Tidak heran jika setiap unitnya dilengkapi sistem keamanan yang luar biasa ketat.

Kendati demikian, kawasan ini bukan tempat yang asing bagi Seona. Ia hanya berharap tak berjumpa siapa pun yang mengenalinya, selain si pemilik rumah yang hendak ia temui.   

Seona memarkirkan sedan hitamnya beberapa meter dari depan pagar. Ia hendak menyambar tasnya, ketika netranya kembali menangkap presensi sebuah kotak beludru biru yang Jooheon tinggalkan setelah menyatakan lamarannya beberapa saat yang lalu. Seona meraihnya, membuka kotak persegi itu, dan menatap kembali cincin emas putih dengan berlian berbentuk water drop di atasnya. Indah, sudah pasti. Jooheon dan seleranya tidak pernah salah.

Seona menghela napas, menyimpan kembali kilau perhiasan mahal itu dalam  kotaknya, lantas meletakkannya di jok penumpang. Sesekon selanjutnya, Seona menyambar sling bag miliknya, turun dan menekan tombol pintu gerbang kediaman Tuan Son.

Seona masih berdiri di depan pintu kediaman keluarga kaya raya itu, ketika seorang wanita yang tampaknya asisten rumah Tuan Son menyapa dari layar interkom.

"Selamat siang. Si--Nona Seona?"

"Selamat siang, Bi. Apakah saya bisa bertemu dengan Tuan Son Hyunwoo?" tanya Seona sembari membungkuk demi menampakkan wajahnya pada layar.  

"Mohon maaf, Nona. Tapi Tuan Son berpesan untuk tidak menerima tamu hari ini." Seonna menghela napasnya. Ia sudah memperkirakan hal itu sebelumnya, mengingat kondisi putrinya sedang sakit. Hyunwoo sunbae bisa saja tidak ingin siapa pun mengganggu istirahat Aeri hari ini.

"Dia datang bersamaku, Bi. Tolong bukakan pintunya." Seorang pria tiba-tiba saja menyahut, turut mendekatkan wajahnya pada layar interkom, membuat kini keduanya terlalu dekat.

"Oh! Tuan Im. Maafkan saya. Silahkan masuk," ucap sang wanita di balik interkom, begitu mengenali sesorang yang baru muncuk itu. Layar interkom selanjutnya padam, diikuti suara gerbang yang dibuka otomatis dari dalam. 

Seona menoleh. Pria dengan kemeja putih dan suit hitam bergaris itu lantas mundur selangkah. Ia  menyusupkan satu tangannya ke saku, sedangkan yang lain tampak membawa map plastik yang berisi lembaran kertas di tangan. Ia mengulas senyum pada Seona yang baru pertama kali bertemu.

"Mari saya antar," tawar sang pria. Kemudian melangkah pertama kali melalui gerbang yang telah dibuka. Seona mengekor, menyusuri halaman depan yang berhias rumput hijau itu. Sang wanita hendak membuka suara, berniat mengucapkan terima kasih pada pria yang dipanggil Tuan Im itu, karena telah membantunya masuk untuk menemui Nyunwoo sunbae. Namun, ternyata pria itu lebih cepat dari pada Seona.

[M] TOUCH (Monsta X Shownu)Where stories live. Discover now